Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Zakat Pola Pengelolaan Zakat

24 zakatnya diakui sebagai pengurang pajak dari muzakki yang telah membayarkan kewajibannya. Bentuk badan hukum untuk LAZ adalah yayasan karena LAZ termasuk organisasi nirlaba yang dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk menumpuk laba. Setelah mendapat pengukuhan, LAZ memiliki kewajiban sebagai berikut: a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat. b. Menyusun laporan, termasuk laporan keuangan. c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui media. d. Menyerahkan laporan kepada pemerintah. 18

2. Tugas dan Fungsi Lembaga Amil Zakat

Salah satu tugas penting dari lembaga Amil zakat adalah melakukansosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus- menerus dan berkesinambungan, melalui berbagai forum dan media. Dengan sosialisasi yang baik dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki akan semakin sadar untuk membayar zakat melalui lembaga zakat yang kuat, amanah, dan terpercaya. 19 Lembaga amil zakat memiliki fungsi yang optimal sebagai pengelola zakat di Indonesia dalam menghimpun dan mendayagunakan dana zakat. Karena, yang menjadi tujuan awal usaha lembaga amil zakat adalah pengelolaan dan pendistribusian. Pengelolaan dalam arti 18 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h.132. 19 Ibid, hal. 132. 25 mengusahakan agar dana zakat yang berhasil dihimpun dapat disalurkan ke post-post asnaf zakat yang sesuai dengan yang dianjurkan dan ditetapkan oleh syariat Islam. Sedangkan pendistribusian termasuk juga pendayagunaan. Lembaga amil zakat harus mampu membuat program yang bersifat pendayagunaan agar dana zakat yang akan disalurkan kepada asnaftidak habis sia-sia dan dapat diproduktifkan. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa lembaga amil zakat berperan stategis untuk meningkatkan ekonomi para mustahiq. Dalam melakukan pengelolaan zakat diperlukan lembaga khusus untuk mengelola zakat yang memiliki kekuatan hukum formal, karena memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk: a. Menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki. b. Mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skla prioritas yang ada pada suatu tempat. c. Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan yang islami. 20 Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya manfaat tersebut, hikmah dan tujuan zakat terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat juga akan sulit 20 Ibid, h.125-126