Model Inkuiri Deskripsi Teoritik
22
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuanintelektual sebagai bagian dari proses mental, akibat dalam pembelajaran inkuiri siswwa tidak hanya dituntut agar menguasai
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimiliki.
28
Dalam pengertian lebih luas, para siswa ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, melakukan sesuatu, menggunakan symbol,
menemukan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan
siswa, menghubungkan temuan-temuan dan membandingkannya. Adapun
menurut Roestiyah, inkuiri merupakan suatu teknik atau cara pelaksanaannya yaitu : guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah
ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian,
meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dbuat laporan
yang tersusun dengan baik.
29
Kemampuan inkuiri
selalu dikaitkan
dengan kegiatan
penyelidikan atau eksperimen. Dalam proses belajar, pengetahuan yang bermakna tidak hanya cukup hanya melalui metode ceramah dan
membaca buku. Pembelajaran atau siswa seharusnya mengkonstruksi pemahamannya
melalui pertanyaan,
mendesain dan
menghubungkannya dalam bentuk investigasi, kemampuan analisis dan mengkomunikasikan penemuannya. Siswa membutuhkan kesempatan
untuk dapat berfikir dari ide yang bersifat konkret menuju ide yang bersifat abstrak. Siswa pelu memikirkan kembali hipotesisnya.
Mengadaptasi dan
menguji coba
pemahaman dan
mampu menyelesaikan masalah.
28
Mohammad Jauhar, s.pd, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka 2011, cet 1, h.66
29
Roestiyah, Strategi Pembelajaran Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, cet 7, h 75
23
Menurut National science Education Standards terdapat lima karakteristik kelas inkuiri yaitu, pertama, siswa dilibatkan secara ilmiah
berorientasi pada pertanyaan-pertanyaan. Kedua, siswa mendapat prioritas buktifakta, yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan
dan mengevaluasi eksplanasi menyangkut pertanyaan-pertanyaan. Ketiga, siswa merumuskan eksplanasi dari bukti secara ilmiah
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan. Keempat, siswa mengevaluai eksplanasi
mereka eksplanasi
alternative. Kelima,
siswa mengkomunikasikan hasil dan memberikan alasan terhadap eksplanasi
mereka.
30
Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa inkuiri adalah pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam mengemukakan pengetahuan atau pemahaman, mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data
informasi, membuat pertanyaan, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisa hasil dan membuat kesimpulan.
Sund and Trowbridge 1973 mengemukakan tiga macam metode Inquiry sebagai berikut.
31
a. Inquiry terpimpin Guide inquiry; peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman
tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang
belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada
tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta
didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk
30
National Academy of Sciences, Inquiry and The National Science Education Standards ; A Guided For Teaching And Learning, h. 24-27
31
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profsional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010,cet.1, h.109
24
yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
b. Inquiry bebas free inquiry, pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada
pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatakan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki
tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses.
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi modified free Inquiry; pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan
kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
32
b Tingkatan Inkuiri
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan,
produser atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan kesimpulan. Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter
didasarkan pada tingkat kesederhanaa kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai
dari yang paling sederhana terlebih dahulu diantaranya. 1 Traditional hands-on
Praktikum tradisional hands-on adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam pratikum guru menyediakan seluruh keperluan
mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk lengkap. Pada tingkatan ini komponen
esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul,
32
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profsional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010,cet.1, h.109
25
oleh karena itu, Martikum-Hansen menyatakan bahwa pratikum tidak termasuk kegiatan inkuiri.
2 Pengalaman sains yang terstruktur Tipe inkuiri berikutnya ialah pengalaman sains terstruktur
structured science experiences, yaitu kegiatan inkuiri dimana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur.
Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. 3 Inkuiri Siswa Mandiri
Inkuiri siswa mandiri student directed inquiry, dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada tingkatan ini siswa bertanggung
jawab secara penuh terhadap proses belajarnya,dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan
pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa student research. Dalam tipe ini, guru
hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh
komponen inkuiri menjadi tanggung jawab siswa.
33
Sedangkan dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan inkuiri, yakni:
34
1 DiscoveryStructured Inquiry.
Dalam tingkatan ini, tindakan utama guru ialah mengedifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi
alternative hasil. 2
Guided Inquiry Tahapan Guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru
ialah mengajukan masalah, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah.
33
Mohammad Jauhar, s.pd, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka 2011, cet 1, h.71
34
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, h.121-122
26
3 Open Inquiry
Tindakan utama pada open inquiry ialah guru memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah.
Tabel 2.1 Tiga tingkatan inkuiri
Structured InquiryDiscovery
Guided Inquiry Open Inquiry
Siswa mengikuti dengan tepat instruksi
guru untuk menyelesaikan hands
on dengan sempurna Siswa mengembang-
kan cara kerja untuk menyelidiki
pertanyaan yang
dipilih atau diberikan guru
Siswa menurun- kan
petanyaan tentang
topic yang dipilih guru
dan merencanakan
sendiri penyelidikannya
c Langkah-langkah Pelaksanaan Model Inkuiri.
Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri
dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Adapun langkah-langkah yang perlu diikuti dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut
:
35
1 Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi:
35
Mohammad Jauhar, s.pd, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka 2011, cet 1, h.67-68
27
a Menjelaskan Topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa. b
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelakan
langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan. c
Menjelaskan pentingnya topik dalam kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2 Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki tersebut. Dikatakan teka-teki
dalam rumusan yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
3 Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permaslahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat guru lakukan untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong untuk
dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permaslahan yang
dikaji. 4 Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji
hipotesis yang
diajukan. Dalam
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
28
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berfikirnya.
5 Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan informasi yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6 Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh , menyebabkan kesimpulan
yang dirumuskan tidak focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Alasan rasional menggunakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yakni siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik
mengenai matematika dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif
dalam “ melakukan “ penyelidikan. Investigasi yang dilakukan siswa merupakan tulang punggung
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep matematika dan meningkatkan
keterampilan proses berfikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah
tersebut.
29
d Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri
Menurut Wina Sanjaya pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
36
1 Inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomorik secara
seimbang, sehingga pembelajaran ini di anggap lebih bermakna. 2 Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka. 3 Inkuiri merupakan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4 Keuntungan lain dari pembelajaran inkuiri ini adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Berdasarkan keunggulan inkuiri yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengajaran secara
inkuiri merupakan pembelajaran yang bermakna yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap siswa
diperbolehkan merencanakan sebuah jalan dari penemuan yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk menanamkan sebuah konsep yang
berharga. Selain keunggulan juga terdapat kelemahan dari pembelajaran
inkuiri. Adapun kelemahan pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya adalah :
1 Pembelajaran inkuiri sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa 2 Inkuiri sulit dalam merencanakan pembelajaran oeh karena terbentur
kebiasaan siswa dalam belajar.
36
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses Pendidikan Jakarta; Kharisma Putra Utama 2011 , h 208
30
3 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan. 4 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguassai pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
37