Struktur Khilāfah Versi izb al-Ta rīr
Waktu pengangkatan k halīfah adalah selama tiga hari tiga malam. Seorang
Muslim, tidak boleh melewati tiga malam sedangkan di pundaknya masih terdapat beban
baiʻah kepada seorang khalīfah. Jika seorang khalīfah―baik sebelum diangkat atau setelanya―kehilangan salah satu dari syarat di atas, maka baiʻah
dibatalkan atau jabatannya dicopot.
12
Khalīfah yang telah ditentukan, dipilih, dan dibaiʻat oleh umat, mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Khalīfah berhak mengadopsi hukum-hukum syarīʻah yang memang
dibutuhkan untuk memelihara segala urusan rakyat. Hukum-hukum itu harus diambil dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Hukum yang telah
diadopsi itu selanjutnya ditetapkan oleh k halīfah sebagai undang-undang
yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar. b.
Khalīfah adalah penanggung jawab segala urusan politik dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga memegang kontrol kepemimpinan atas
angkatan bersenjata, berhak mengumumkan perang atau gencatan senjata, dan yang berkaitan lainnya.
13
c. Khalīfah berhak menerima atau menolak para duta negara asing, juga
berhak mengangkat dan memberhentikan duta kaum Muslim. d.
Khalīfah berwenang mengangkat dan memberhentikan para pembantunya dan para gubernur. Semua elemen tersebut bertanggung jawab di hadapan
k halīfah sebagaimana juga bertanggung jawab di hadapan majelis umat.
12
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 84-85.
13
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 63-64.
e. Khalīfah berwenang memberhentikan kepala kehakiman beserta para
hakim, kecuali Qāḍī Maẓālim.
14
Khalīfah juga berwenang mengangkat dan memberhentikan para dirjen, panglima militer, komandan batalion, dan
komandan kesatuan. Semua elemen ini bertanggung jawab di hadapan k
halīfah dan tidak bertanggung jawab di hadapan majelis umat. f.
Khalīfah berwenang mengadopsi hukum-hukum syarīʻah yang menjadi pedoman penyusunan APBN.
Khalīfah berwenang menetapkan rincian APBN, besaran anggaran untuk setiap pos, baik dari segi pemasukan
maupun pengeluaran.
15
Sistem pemerintahan k hilāfah yang dipimpin oleh seorang khalīfah
ditegakkan atas empat pilar, yakni kedaulatan adalah milik syarīʻah, bukan milik
rakyat, kekuasaan berada di tangan umat, pengangkatan seorang k halīfah adalah
kewajiban bagi kaum Muslim, dan k halīfah mempunyai hak untuk melegislasi
hukum-hukum syarīʻah serta menyusun undang-undang dasar.
16
2. Muʻāwin Pembantu
Muʻāwin adalah pembantu yang telah diangkat oleh khalīfah untuk membantunya dalam mengemban tanggung jawab dan melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan. Karena dalam negara k hilāfah wilayah Islam yang masuk ke
dalamnya begitu luas, maka untuk mengurus keadaan ini, k halīfah mengangkat
14
Qāḍī Maẓālim adalah hakim yang diangkat untuk menghilangkan segala bentuk kezaliman yang terjadi dari negara terhadap seseorang yang hidup di bawah kekuasaan negara,
baik itu rakyat maupun bukan, baik kezaliman yang berasal dari k halīfah atau penguasa selain
k halīfah dan pegawai negeri. Lihat Struktur Daulah Khilāfah, h. 198.
15
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 64.
16
Taqī al-Dīn al-Nabhānī, Daulah Islam, terj. Umar Faruq Jakarta: HTI-Press, 2012, h. 342.
pembantu dalam mengemban tugas ini.
17
Syarat untuk menjadi m uʻāwin , tidak
beda dengan syarat untuk menjadi k halīfah.
18
Tugas m uʻāwin adalah menyampaikan pengaturan urusan pemerintahan
kepada k halīfah dan melaporkan setiap tugas yang telah dilaksanakannya terkait
pemerintahan. Muʻāwin menjalankan mandat dan wewenang yang dia miliki, dan
wewenang itulah yang membedakannya dengan k halīfah, dengan kata lain dia
bukan k halīfah dan tidak menjadi khalīfah. Tugas muʻāwin hanya memberikan
laporan kepada k halīfah serta melaksanakan tugas-tugasnya selama khalīfah
menyetujui dan tidak menghentikannya.
19
3. Wuzarā’ Tanfīdz
Wuzarā’ Tanfīdz adalah wazir yang ditunjuk oleh khalīfah sebagai pembantunya dalam implementasi kebijakan, dalam menyertai k
halīfah, dan dalam menunaikan kebijakan k
halīfah. Pembantu yang satu ini adalah penghubung antara k
halīfah dengan struktur dan aparatur negara, rakyat, dan pihak-pihak luar negeri. Setiap kebijakan k
halīfah disampaikan olehnya kepada segenap elemen yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya dia menyampaikan
pandangan-pandangan dari segenap elemen yang bersangkutan kepada k halīfah.
20
Tugas dari Wuzarā’ Tanfīdz adalah tugas administrasi, bukan
pemerintahan. Dia hanya orang yang menangani berbagai urusan administrasi, bukan sebagai penanggung jawab dan bukan pula sebagai orang yang diserahi
17
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 90
18
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 96.
19
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 98.
20
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 105.
wewenang atas berbagai urusan tersebut. Dulu pada masa Rasulullah dan Khul afā’
al-R āsyidīn, pembantu seperti ini disebut al-kātib sekretaris.
21
4. Para Wali
Wali adalah orang yang ditunjuk oleh k halīfah untuk menjalankan tugas
atau wewenang di sutau wilayah tertentu dari wilayah negara k hilāfah. Wali
adalah pejabat pemerintah yang memegang kepemimpinan di wilayah provinsi. Negara dalam sistem k
hilāfah dibagai menjadi beberapa wilayah dan di setiap wilayah terdapat wali yang mengurusinya.
22
Para wali adalah penguasa karena mereka dalam hal ini mempunyai wewenang pemerintahan. Oleh karena para wali adalah penguasa, maka mereka
harus memenuhi syarat tertentu, sebagaimana yang harus dimiliki oleh seorang k
halīfah.
23
Menurut izb al-Ta ḥrīr, wali dikategorikan menjadi dua, yaitu wali yang
mempunyai tugas umum dan wali yang mempunyai tugas khusus. Wali yang mempunyai tugas umum adalah wali yang merupakan wakil k
halīfah dalam menjalankan tugas pemerintahan di suatu wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya, seperti wewenang dalam masalah harta, peradilan, pasukan, dan sebagainya. Sedangkan wali khusus adalah wali yang mempunyai tugas
menangani peradilan dan pengumpulan zakat semata.
24
5. Departemen Perang
Departemen Perang berkaitan dengan urusan persenjataan, kekuatan militer, pasukan, pelatihan militer, tujuan atau misi militer, polisi militer, dan
21
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 105-106.
22
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 119.
23
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 119-120.
24
Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah Ala izb al-Ta rīr di Indonesia,
Yogyakarta: LKiS, 2012, h. 87.
sampai kepada penyebaran intelijen di negara-negara musuh. Kepala yang menangani depatemen ini disebut
Amīr al-Jihād.
25
Berkaitan dengan kemiliteran atau peperangan, panglima perang yang sesungguhnya adalah k
halīfah, bukan Amīr al-Jihād. Ini karena khalīfah adalah pemimpin secara keseluruhan kaum Muslim di dunia untuk menegakkan
syarīʻah dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Metode utama dalam mengemban
dakwah adalah jihad. Karena itu, k halīfah harus secara langsung turun tangan
menjadi panglima pasukan dalam upaya mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.
26
6. Depatemen Keamanan Dalam Negeri
Departemen Keamanan Dalam Negeri adalah departemen yang mengatur segala urusan pemerintahan yang ada di dalam negara k
hilāfah. Orang yang memimpin departemen ini disebut
Mudīr al-Amni al-Dākhilī. Departemen ini menangani segala bentuk gangguan keamanan dalam negeri. Untuk menjaga agar
keamanan dalam negeri tetap stabil, departemen ini menggerakkan satuan kepolisian agar senantiasa waspada dan tidak lalai dalam operasi.
27
7. Departemen Urusan Luar Negeri
Secara mendasar, negara harus mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan yang berasal dari negara lain. Untuk
melaksanakan hal ini, negara menuntut dari rakyatnya sebuah loyalitas yang mutlak.
28
25
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 139.
26
Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah, h. 89-90.
27
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 153.
28
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, cet. ke-27 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 44-45.
Departemen Urusan Luar Negeri adalah depatemen berkaitan dengan segala urusan yang berhubungan dengan luar negeri. Berbagai urusan yang
berkaitan dengan luar negeri ditangani oleh departemen ini, seperti politik, perjanjian dan kesepakatan damai, gencatan senjata, bermacam perundingan, tukar
menukar duta, pengiriman utusan dan delegasi, dan pendirian berbagai kedutaan dan konsulat. Urusan luar negeri seperti yang berkaitan dengan ekonomi,
pertanian, perdagangan, telekomunikasi, komunikasi nirkabel dan satelit, dan sebagainya, di tangani oleh departemen ini.
29
8. Departemen Perindustrian
Departemen Perindustrian adalah departemen yang mengurusi semua masalah yang berkaitan dengan perindustrian, baik industri berat, seperti mesin
dan peralatan, pembuatan dan perakitan alat transportasi, industri bahan mentah dan elektronik, ataupun industri ringan, seperti industri berupa pabrik-pabrik yang
menjadi milik umum maupun milik pribadi, dan yang mempunyai hubungan dengan militer. Segala jenis industri itu dibangun berlandaskan pada asas politik
perang.
30
Negara harus memiliki kontrol atas semua masalah tersebut dan jauh dari pengaruh negara lain. Negara harus mendirikan industri persenjataan sendiri serta
mampu mengembangkannya. Dengan demikian, negara akan memiliki kontrol sendiri untuk menunjukkan kekokohannya.
31
9. Departemen Peradilan
Departemen Peradilan adalah departemen yang bertugas menyampaikan keputusan hukum yang sifatnya mengikat. Departemen ini berperan penting dalam
29
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 170.
30
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 172.
31
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 172-173.
menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam masyarakat, mengantisipasi hal-hal yang dapat membahayakan hak-hak jama
’ah. Bahkan lebih dari itu, departemen ini juga bertugas mengatasi perselisihan yang terjadi antara masyarakat dengan
para pejabat, mulai dari pegawai negeri sampai k halīfah.
32
Departemen ini dijalankan dan diketuai oleh para hakim. Hakim yang bertugas terdiri dari tiga tingkatan. Pertama, hakim biasa, bertugas menyelesaikan
perselisihan dalam masyarakat yang berkaitan dengan muʻāmalah dan pidana.
Kedua, al-Mu tasib, yang mengurusi penyelesaian berkaitan dengan hal-hal yang dapat membahayakan hak-hak jama
’ah. Ketiga, Qāḍī Maẓālīm, berperan menangani penyelesaian persengketaan antara rakyat dan pemerintah.
33
10. Mash
ṣāli al-Nās Kemaslahatan Umum Pada bidang ini, kepentingan masyarakat menjadi prioritas pemerintah.
Pemerintah harus menangani urusan negara dan menyejahterakan masyarakat dalam negara yang dipimpinnya. Segala aktivitas yang dilaksanakan dalam negara
bertujuan untuk kepentingan umum. Pemimpin harus mengikuti jejak Rasulullah dalam mengusahakan kemaslahatan umum di segala bidang, seperti pendidikan,
pengobatan, masalah pekerjaan, masalah jalan, pertanian, dan sebagainya.
34
11. Bait al-
Māl Bait al-
Māl atau lebih tepatnya disebut perbendaharaan negara merupakan tempat untuk menampung pemasukan dan mengatur pengeluaran negara. Bait al-
Māl juga difungsikan sebagai tempat mengumpulkan dan membelanjakan harta yang menjadi milik kaum Muslim. Bait al-
Māl merupakan institusi tersendiri yang
32
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 177.
33
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 181.
34
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 213-216.
mandiri. Bait al- Māl berada di bawah kontrol khalīfah, sebagaimana institusi yang
lain.
35
Bait al-Mal dapat digolongkan menjadi dua bagian. Pertama, bagian pemasukan, terdiri dari: 1 Pos
Fa’i dan Kharaj, yang meliputi ghanīmah, kharaj, tanah-tanah, jizyah,
fa’i, dan pajak. 2 Pos kepemilikan umum, yang meliputi minyak bumi, gas, listrik, barang tambang, laut, sungai, selat, mata air, hutan,
padang gembalaan, dan sebagainya. 3 Pos Zakat, yang meliputi zakat uang, komoditas perdagangan, pertanian dan buah-buahan, unta, sapi, dan domba.
36
Kedua, bagian pembelanjaan, yang meliputi pos dār al-khilāfah,
kemaslahatan negara, subsidi, jihad, pengelolaan zakat, pengelolaan kepemilikan umum, keperluan darurat, pos anggaran, pengontrolan, serta pengawasan umum.
37
12. Lembaga Penerangan
Lembaga Penerangan memiliki peran yang sangat penting dalam negara untuk membantu aktivitas dakwah. Lembaga ini berhubungan langsung dengan
k halīfah sebagai instansi yang mandiri. Adanya lembaga semacam ini akan
memudahkan penyebaran ajaran-ajaran pokok Islam sehingga orang menjadi paham akan tujuan utama dakwah, yakni menyatukan kembali negeri-negeri Islam
menjadi bagian integral dari negara k hilāfah.
38
Departemen Penerangan memiliki dua peran. Pertama, mengurusi informasi yang berkaitan dengan negara, seperti kemiliteran, industri militer,
hubungan internasional, dan sebagainya. Informasi seperti ini tidak boleh disiarkan tanpa adanya persetujuan dari departemen. Kedua, bertugas mengurusi
35
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 225.
36
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 238.
37
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 238-239.
38
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 240.
informasi jenis lain. Dalam hal ini kontrol dilakukan secara tidak langsung. Media resmi negara atau swasta tidak memerlukan izin dalam menyebarkan informasi-
informasi tersebut.
39
13. Majelis Umat
Majelis Umat adalah majelis yang di dalamnya terdiri dari wakil-wakil rakyat yang bertugas menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Majelis
Umat juga menjadi rujukan bagi k halīfah dalam mencari masukan atau nasihat.
Para wakil rakyat ini mewakili umat dalam mengontrol dan mengoreksi para pejabat pemerintahan. Selain Muslim, Majelis Umat juga terdiri dari wakil rakyat
non-muslim yang bertugas menyampaikan pengaduan tentang pelayanan penguasa kepada mereka apakah selama ini mereka diperlakukan dengan adil atau zalim.
40
Majelis Umat mempunyai wewenang untuk memberi masukan kepada k
halīfah terkait masalah pemerintahan. Selain itu, Majelis Umat juga berhak mengoreksi kebijakan k
halīfah serta perilaku para pejabanya, bahkan melaporkan keburukan penerapan Islam kepada non-muslim. Lembaga ini juga berhak
menentukan dan membatasi calon-calon dalam pemilihan k halīfah.
41
Jika kita melihat fungsi pemerintahan dalam arti yang luas, meliputi tiga bidang. Pertama, bidang legislatif pembuatan undang-undang. Kedua, bidang
eksekutif pelaksanaan pemerintahan menurut undang-undang. Ketiga, bidang yudikatif peradilan menurut undang-undang.
42
Nampaknya fungsi-fungsi ini —
melihat uraian struktur di atas — juga mempunyai kesamaan dengan fungsi
pemerintahan dalam sistem k halīfah.
39
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 245.
40
izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 247-248.
41
Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah, h. 102.
42
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, cet. ke-7 Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 81.