Struktur Khilāfah Versi izb al-Ta rīr

Waktu pengangkatan k halīfah adalah selama tiga hari tiga malam. Seorang Muslim, tidak boleh melewati tiga malam sedangkan di pundaknya masih terdapat beban baiʻah kepada seorang khalīfah. Jika seorang khalīfah―baik sebelum diangkat atau setelanya―kehilangan salah satu dari syarat di atas, maka baiʻah dibatalkan atau jabatannya dicopot. 12 Khalīfah yang telah ditentukan, dipilih, dan dibaiʻat oleh umat, mempunyai wewenang sebagai berikut: a. Khalīfah berhak mengadopsi hukum-hukum syarīʻah yang memang dibutuhkan untuk memelihara segala urusan rakyat. Hukum-hukum itu harus diambil dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Hukum yang telah diadopsi itu selanjutnya ditetapkan oleh k halīfah sebagai undang-undang yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar. b. Khalīfah adalah penanggung jawab segala urusan politik dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga memegang kontrol kepemimpinan atas angkatan bersenjata, berhak mengumumkan perang atau gencatan senjata, dan yang berkaitan lainnya. 13 c. Khalīfah berhak menerima atau menolak para duta negara asing, juga berhak mengangkat dan memberhentikan duta kaum Muslim. d. Khalīfah berwenang mengangkat dan memberhentikan para pembantunya dan para gubernur. Semua elemen tersebut bertanggung jawab di hadapan k halīfah sebagaimana juga bertanggung jawab di hadapan majelis umat. 12 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 84-85. 13 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 63-64. e. Khalīfah berwenang memberhentikan kepala kehakiman beserta para hakim, kecuali Qāḍī Maẓālim. 14 Khalīfah juga berwenang mengangkat dan memberhentikan para dirjen, panglima militer, komandan batalion, dan komandan kesatuan. Semua elemen ini bertanggung jawab di hadapan k halīfah dan tidak bertanggung jawab di hadapan majelis umat. f. Khalīfah berwenang mengadopsi hukum-hukum syarīʻah yang menjadi pedoman penyusunan APBN. Khalīfah berwenang menetapkan rincian APBN, besaran anggaran untuk setiap pos, baik dari segi pemasukan maupun pengeluaran. 15 Sistem pemerintahan k hilāfah yang dipimpin oleh seorang khalīfah ditegakkan atas empat pilar, yakni kedaulatan adalah milik syarīʻah, bukan milik rakyat, kekuasaan berada di tangan umat, pengangkatan seorang k halīfah adalah kewajiban bagi kaum Muslim, dan k halīfah mempunyai hak untuk melegislasi hukum-hukum syarīʻah serta menyusun undang-undang dasar. 16 2. Muʻāwin Pembantu Muʻāwin adalah pembantu yang telah diangkat oleh khalīfah untuk membantunya dalam mengemban tanggung jawab dan melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Karena dalam negara k hilāfah wilayah Islam yang masuk ke dalamnya begitu luas, maka untuk mengurus keadaan ini, k halīfah mengangkat 14 Qāḍī Maẓālim adalah hakim yang diangkat untuk menghilangkan segala bentuk kezaliman yang terjadi dari negara terhadap seseorang yang hidup di bawah kekuasaan negara, baik itu rakyat maupun bukan, baik kezaliman yang berasal dari k halīfah atau penguasa selain k halīfah dan pegawai negeri. Lihat Struktur Daulah Khilāfah, h. 198. 15 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 64. 16 Taqī al-Dīn al-Nabhānī, Daulah Islam, terj. Umar Faruq Jakarta: HTI-Press, 2012, h. 342. pembantu dalam mengemban tugas ini. 17 Syarat untuk menjadi m uʻāwin , tidak beda dengan syarat untuk menjadi k halīfah. 18 Tugas m uʻāwin adalah menyampaikan pengaturan urusan pemerintahan kepada k halīfah dan melaporkan setiap tugas yang telah dilaksanakannya terkait pemerintahan. Muʻāwin menjalankan mandat dan wewenang yang dia miliki, dan wewenang itulah yang membedakannya dengan k halīfah, dengan kata lain dia bukan k halīfah dan tidak menjadi khalīfah. Tugas muʻāwin hanya memberikan laporan kepada k halīfah serta melaksanakan tugas-tugasnya selama khalīfah menyetujui dan tidak menghentikannya. 19 3. Wuzarā’ Tanfīdz Wuzarā’ Tanfīdz adalah wazir yang ditunjuk oleh khalīfah sebagai pembantunya dalam implementasi kebijakan, dalam menyertai k halīfah, dan dalam menunaikan kebijakan k halīfah. Pembantu yang satu ini adalah penghubung antara k halīfah dengan struktur dan aparatur negara, rakyat, dan pihak-pihak luar negeri. Setiap kebijakan k halīfah disampaikan olehnya kepada segenap elemen yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya dia menyampaikan pandangan-pandangan dari segenap elemen yang bersangkutan kepada k halīfah. 20 Tugas dari Wuzarā’ Tanfīdz adalah tugas administrasi, bukan pemerintahan. Dia hanya orang yang menangani berbagai urusan administrasi, bukan sebagai penanggung jawab dan bukan pula sebagai orang yang diserahi 17 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 90 18 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 96. 19 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 98. 20 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 105. wewenang atas berbagai urusan tersebut. Dulu pada masa Rasulullah dan Khul afā’ al-R āsyidīn, pembantu seperti ini disebut al-kātib sekretaris. 21 4. Para Wali Wali adalah orang yang ditunjuk oleh k halīfah untuk menjalankan tugas atau wewenang di sutau wilayah tertentu dari wilayah negara k hilāfah. Wali adalah pejabat pemerintah yang memegang kepemimpinan di wilayah provinsi. Negara dalam sistem k hilāfah dibagai menjadi beberapa wilayah dan di setiap wilayah terdapat wali yang mengurusinya. 22 Para wali adalah penguasa karena mereka dalam hal ini mempunyai wewenang pemerintahan. Oleh karena para wali adalah penguasa, maka mereka harus memenuhi syarat tertentu, sebagaimana yang harus dimiliki oleh seorang k halīfah. 23 Menurut izb al-Ta ḥrīr, wali dikategorikan menjadi dua, yaitu wali yang mempunyai tugas umum dan wali yang mempunyai tugas khusus. Wali yang mempunyai tugas umum adalah wali yang merupakan wakil k halīfah dalam menjalankan tugas pemerintahan di suatu wilayah yang menjadi tanggung jawabnya, seperti wewenang dalam masalah harta, peradilan, pasukan, dan sebagainya. Sedangkan wali khusus adalah wali yang mempunyai tugas menangani peradilan dan pengumpulan zakat semata. 24 5. Departemen Perang Departemen Perang berkaitan dengan urusan persenjataan, kekuatan militer, pasukan, pelatihan militer, tujuan atau misi militer, polisi militer, dan 21 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 105-106. 22 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 119. 23 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 119-120. 24 Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah Ala izb al-Ta rīr di Indonesia, Yogyakarta: LKiS, 2012, h. 87. sampai kepada penyebaran intelijen di negara-negara musuh. Kepala yang menangani depatemen ini disebut Amīr al-Jihād. 25 Berkaitan dengan kemiliteran atau peperangan, panglima perang yang sesungguhnya adalah k halīfah, bukan Amīr al-Jihād. Ini karena khalīfah adalah pemimpin secara keseluruhan kaum Muslim di dunia untuk menegakkan syarīʻah dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Metode utama dalam mengemban dakwah adalah jihad. Karena itu, k halīfah harus secara langsung turun tangan menjadi panglima pasukan dalam upaya mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. 26 6. Depatemen Keamanan Dalam Negeri Departemen Keamanan Dalam Negeri adalah departemen yang mengatur segala urusan pemerintahan yang ada di dalam negara k hilāfah. Orang yang memimpin departemen ini disebut Mudīr al-Amni al-Dākhilī. Departemen ini menangani segala bentuk gangguan keamanan dalam negeri. Untuk menjaga agar keamanan dalam negeri tetap stabil, departemen ini menggerakkan satuan kepolisian agar senantiasa waspada dan tidak lalai dalam operasi. 27 7. Departemen Urusan Luar Negeri Secara mendasar, negara harus mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan yang berasal dari negara lain. Untuk melaksanakan hal ini, negara menuntut dari rakyatnya sebuah loyalitas yang mutlak. 28 25 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 139. 26 Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah, h. 89-90. 27 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 153. 28 Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, cet. ke-27 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 44-45. Departemen Urusan Luar Negeri adalah depatemen berkaitan dengan segala urusan yang berhubungan dengan luar negeri. Berbagai urusan yang berkaitan dengan luar negeri ditangani oleh departemen ini, seperti politik, perjanjian dan kesepakatan damai, gencatan senjata, bermacam perundingan, tukar menukar duta, pengiriman utusan dan delegasi, dan pendirian berbagai kedutaan dan konsulat. Urusan luar negeri seperti yang berkaitan dengan ekonomi, pertanian, perdagangan, telekomunikasi, komunikasi nirkabel dan satelit, dan sebagainya, di tangani oleh departemen ini. 29 8. Departemen Perindustrian Departemen Perindustrian adalah departemen yang mengurusi semua masalah yang berkaitan dengan perindustrian, baik industri berat, seperti mesin dan peralatan, pembuatan dan perakitan alat transportasi, industri bahan mentah dan elektronik, ataupun industri ringan, seperti industri berupa pabrik-pabrik yang menjadi milik umum maupun milik pribadi, dan yang mempunyai hubungan dengan militer. Segala jenis industri itu dibangun berlandaskan pada asas politik perang. 30 Negara harus memiliki kontrol atas semua masalah tersebut dan jauh dari pengaruh negara lain. Negara harus mendirikan industri persenjataan sendiri serta mampu mengembangkannya. Dengan demikian, negara akan memiliki kontrol sendiri untuk menunjukkan kekokohannya. 31 9. Departemen Peradilan Departemen Peradilan adalah departemen yang bertugas menyampaikan keputusan hukum yang sifatnya mengikat. Departemen ini berperan penting dalam 29 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 170. 30 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 172. 31 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 172-173. menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam masyarakat, mengantisipasi hal-hal yang dapat membahayakan hak-hak jama ’ah. Bahkan lebih dari itu, departemen ini juga bertugas mengatasi perselisihan yang terjadi antara masyarakat dengan para pejabat, mulai dari pegawai negeri sampai k halīfah. 32 Departemen ini dijalankan dan diketuai oleh para hakim. Hakim yang bertugas terdiri dari tiga tingkatan. Pertama, hakim biasa, bertugas menyelesaikan perselisihan dalam masyarakat yang berkaitan dengan muʻāmalah dan pidana. Kedua, al-Mu tasib, yang mengurusi penyelesaian berkaitan dengan hal-hal yang dapat membahayakan hak-hak jama ’ah. Ketiga, Qāḍī Maẓālīm, berperan menangani penyelesaian persengketaan antara rakyat dan pemerintah. 33 10. Mash ṣāli al-Nās Kemaslahatan Umum Pada bidang ini, kepentingan masyarakat menjadi prioritas pemerintah. Pemerintah harus menangani urusan negara dan menyejahterakan masyarakat dalam negara yang dipimpinnya. Segala aktivitas yang dilaksanakan dalam negara bertujuan untuk kepentingan umum. Pemimpin harus mengikuti jejak Rasulullah dalam mengusahakan kemaslahatan umum di segala bidang, seperti pendidikan, pengobatan, masalah pekerjaan, masalah jalan, pertanian, dan sebagainya. 34 11. Bait al- Māl Bait al- Māl atau lebih tepatnya disebut perbendaharaan negara merupakan tempat untuk menampung pemasukan dan mengatur pengeluaran negara. Bait al- Māl juga difungsikan sebagai tempat mengumpulkan dan membelanjakan harta yang menjadi milik kaum Muslim. Bait al- Māl merupakan institusi tersendiri yang 32 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 177. 33 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 181. 34 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 213-216. mandiri. Bait al- Māl berada di bawah kontrol khalīfah, sebagaimana institusi yang lain. 35 Bait al-Mal dapat digolongkan menjadi dua bagian. Pertama, bagian pemasukan, terdiri dari: 1 Pos Fa’i dan Kharaj, yang meliputi ghanīmah, kharaj, tanah-tanah, jizyah, fa’i, dan pajak. 2 Pos kepemilikan umum, yang meliputi minyak bumi, gas, listrik, barang tambang, laut, sungai, selat, mata air, hutan, padang gembalaan, dan sebagainya. 3 Pos Zakat, yang meliputi zakat uang, komoditas perdagangan, pertanian dan buah-buahan, unta, sapi, dan domba. 36 Kedua, bagian pembelanjaan, yang meliputi pos dār al-khilāfah, kemaslahatan negara, subsidi, jihad, pengelolaan zakat, pengelolaan kepemilikan umum, keperluan darurat, pos anggaran, pengontrolan, serta pengawasan umum. 37 12. Lembaga Penerangan Lembaga Penerangan memiliki peran yang sangat penting dalam negara untuk membantu aktivitas dakwah. Lembaga ini berhubungan langsung dengan k halīfah sebagai instansi yang mandiri. Adanya lembaga semacam ini akan memudahkan penyebaran ajaran-ajaran pokok Islam sehingga orang menjadi paham akan tujuan utama dakwah, yakni menyatukan kembali negeri-negeri Islam menjadi bagian integral dari negara k hilāfah. 38 Departemen Penerangan memiliki dua peran. Pertama, mengurusi informasi yang berkaitan dengan negara, seperti kemiliteran, industri militer, hubungan internasional, dan sebagainya. Informasi seperti ini tidak boleh disiarkan tanpa adanya persetujuan dari departemen. Kedua, bertugas mengurusi 35 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 225. 36 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 238. 37 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 238-239. 38 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 240. informasi jenis lain. Dalam hal ini kontrol dilakukan secara tidak langsung. Media resmi negara atau swasta tidak memerlukan izin dalam menyebarkan informasi- informasi tersebut. 39 13. Majelis Umat Majelis Umat adalah majelis yang di dalamnya terdiri dari wakil-wakil rakyat yang bertugas menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Majelis Umat juga menjadi rujukan bagi k halīfah dalam mencari masukan atau nasihat. Para wakil rakyat ini mewakili umat dalam mengontrol dan mengoreksi para pejabat pemerintahan. Selain Muslim, Majelis Umat juga terdiri dari wakil rakyat non-muslim yang bertugas menyampaikan pengaduan tentang pelayanan penguasa kepada mereka apakah selama ini mereka diperlakukan dengan adil atau zalim. 40 Majelis Umat mempunyai wewenang untuk memberi masukan kepada k halīfah terkait masalah pemerintahan. Selain itu, Majelis Umat juga berhak mengoreksi kebijakan k halīfah serta perilaku para pejabanya, bahkan melaporkan keburukan penerapan Islam kepada non-muslim. Lembaga ini juga berhak menentukan dan membatasi calon-calon dalam pemilihan k halīfah. 41 Jika kita melihat fungsi pemerintahan dalam arti yang luas, meliputi tiga bidang. Pertama, bidang legislatif pembuatan undang-undang. Kedua, bidang eksekutif pelaksanaan pemerintahan menurut undang-undang. Ketiga, bidang yudikatif peradilan menurut undang-undang. 42 Nampaknya fungsi-fungsi ini — melihat uraian struktur di atas — juga mempunyai kesamaan dengan fungsi pemerintahan dalam sistem k halīfah. 39 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 245. 40 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 247-248. 41 Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah, h. 102. 42 Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, cet. ke-7 Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 81.

C. Khilāfah sebagai Sebuah Konsep Negara Ideal izb al-Ta rīr Indonesia

izb al-Ta ḥrīr Indonesia memandang bahwa sistem apapun yang berlaku dalam pemerintahan saat ini, tidak sesuai dengan aturan-aturan yang benar, yakni aturan syarīʻah Islam, khususnya di Indonesia. Oleh sebab itu, satu-satunya sistem pemerintahan yang ideal adalah sistem Khilāfah Islāmiyyah. Sistem ini adalah sistem pilihan utama izb al-Ta ḥrīr Indonesia dalam upaya mencapai negara ideal yang penuh aturan-aturan yang benar dari syarīʻah. Selain itu, sistem ini juga akan melanjutkan kehidupan yang islami, mengutamakan kesejahteraan masyarakat, mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, dan sebagainya. Dengan berpedoman pada syarīʻah Islam, khilāfah akan memelihara segala urusan manusia. 43 Jika memang demikian adanya, maka muncul pertanyaan selanjutnya, yang berbunyi: “Mengapa negara ideal pilihan izb al-Taḥrīr Indonesia itu k hilāfah?” Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu mengacu kepada Manifesto izb al-Ta rīr untuk Indonesia. Di situ dijelaskan mengapa khilāfah menjadi pilihan utama izb al-Ta ḥrīr Indonesia untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya dari bernegara. Menurut izb al-Ta ḥrīr Indonesia, sistem khilāfah akan mengakhiri segala bentuk penjajahan yang terjadi, utamanya yang terjadi di Indonesia. izb al- Ta ḥrīr Indonesia menyatakan bahwa Indonesia menganut sistem sekuler yang diwarisi dari kolonial Belanda, yang selanjutnya dipertahankan Amerika. Terdapat berbagai kesenjangan yang terjadi di bawah naungan sistem sekuler. Bahkan kesengsaraan dan kemiskinan yang terjadi saat ini, adalah akibat dari penerapan 43 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 14-15. sistem sekuler yang di wariskan oleh Barat. Dengan menggunakan berbagai cara, negara-negara kolonial berusaha masuk dan mempengaruhi produk hukum dan undang-undang yang diterapkan negara. Dalam sistem k hilāfah, hal seperti ini tidak akan terjadi sebab hukum dan undang-undang negara diterapkan berdasarkan syarīʻah Islam. 44 Indonesia menganut sistem sekuler yang menyebabkan pemerintah sulit untuk dimintai pertanggung jawaban atas apa yang terjadi dalam negara. Presiden bersama DPR bebas menentukan undang-undang apapun tanpa melibatkan umat. Bahkan mereka berpotensi membuat undang-undang yang membatasi akses rakyat untuk mengoreksi dan mengontrol pemerintah. Hanya dalam sistem k hilāfah kontrol yang ketat bisa dilakukan, sehingga pemerintah yang menjalankan pemerintahan tidak berlaku semaunya atau zalim terhadap umat. 45 Bagi izb al-Ta ḥrīr Indonesia, sistem khilāfah akan menghapus segala jenis korupsi yang terjadi dalam negara. Setiap negara yang menganut sistem sekuler dalam bentuk demokrasi, kerap memunculkan korupsi politik, termasuk Indonesia. Hanya dalam k hilāfah korupsi dapat dilenyapkan, sebab setiap hukum dan kebijakan dilandaskan pada syarīʻah Islam serta diputuskan berdasarkan ijtihad. Pemerintah tidak bisa melakukan korupsi dalam sistem ini, sebab selain majelis umat, rakyat juga ikut mengoreksi dan mengontrol aktivitas pemerintah. 46 Dalam bidang ekonomi, k hilāfah akan menyelesaikan segala bentuk kemiskinan dengan mendistribusikan kekayaan negara kepada rakyat secara merata dan adil. Inilah tantangan yang terjadi dalam sistem negara sekuler, termasuk Indonesia. Sistem kapitalis yang dianut negara sekuler berupaya 44 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 19-20. 45 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 20. 46 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 21-22. menghapuskan kemiskinan hanya melalui peningkatan produksi, baik produksi total maupun pendapatan per kapita, bukan pada masalah distribusi. Oleh sebab itu, sistem ekonomi kapitalis tidak akan bisa menyelesaikan masalah kemiskinan karena distribusi kekayaan tidak ditata sebagaimana mestinya. Dalam sistem ekonomi k hilāfah, segala hal yang berkaitan dengan ekonomi, baik produksi, distribusi, ataupun konsumsi barang dan jasa berjalan dengan ketentuan syarīʻah. Dengan demikian tidak ada orang yang menzalimi atau dizalimi. 47 Dalam sistem k hilāfah, rakyat mendapat keuntungan dari sumber daya alam, khususnya sumber energi, diberikan secara gratis atau dengan harga yang tidak terlalu mencekik. Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah keuntungan hasil sumber daya alam didominasi oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun asing. Ini semua terjadi karena sistem yang diterapkan tidak sesuai dengan aturan- aturan syarīʻah. Hanya di bawah naungan khilāfah semua permasalahan akan diatasi dengan teliti. Sumber daya alam tidak akan diserahkan kepada perusahaan kapitalis, melainkan dikelola oleh perusahaan milik negara atau BUMN untuk kesejahteraan rakyat. 48 Di samping itu, penghapusan pajak yang zalim juga diberlakukan dalam negara k hilāfah. Khilāfah juga menggantikan investasi asing dengan investasi dalam negeri. Melalui sistem ekonomi yang benar, negara k hilāfah yakin akan mendapatkan keuntungan yang besar untuk membiayai pembangunan di segala sektor, seperti sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, listrik, air, telpon, dan lain-lain. Keuntungan yang diperoleh juga digunakan untuk membiayai industri berat, seperti industri persenjataan, baja, dan sebagainya, serta 47 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 23-24. 48 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 25-26. proyek-proyek besar, seperti pembangunan bendungan dan jaringan telekomunikasi di seluruh negeri. Menurut izb al-Ta ḥrīr Indonesia, semua itu dapat dilaksanakan tanpa melibatkan investasi asing. 49 Khilāfah juga akan membebaskan negara dari jebakan hutang, sebagaimana yang terjadi pada Indonesia dan negara-negara lain saat ini. Khilāfah akan menolak segala jenis pinjaman yang merugikan negara sebagaimana yang dilakukan Indonesia, serta berusaha membebaskan dari jebakan hutang yang dapat mengeringkan tenggorokan rakyat. Di samping itu, sistem pinjaman seperti itu tidak sesuai dengan syarīʻah Islam sehingga tidak layak dijalankan. Negara juga berusaha menghapus segala macam sumber inflasi yang membekukan sistem ekonomi. 50 Menurut izb al-Ta ḥrīr Indonesia, hanya Islam yang dapat memberikan keadilan bagi seluruh umat manusia, sebab Islam berpedoman pada al- Qur’an dan al-Sunnah. Islam memberikan putusan dan keadilan tanpa berbelit-belit. Jika kita saksikan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini, sangat berbelit-belit dan kerap meresahkan warga negara. Meskipun hukum telah ditetapkan, tersangka masih bisa mengajukan banding, yang menyebabkan hukuman ditunda. Hal ini tidak akan terjadi dalam negara k hilāfah. Keadilan harus dijunjung tinggi, yang benar dibenarkan dan yang salah diberi hukuman. 51 Namun demikian orang yang mengaku benar tanpa didukung bukti yang memadai, pengakuannya tidak bisa diterima begitu saja. Begitu juga dengan orang yang dituduh bersalah, tanpa adanya bukti yang jelas, tidak bisa dijatuhi hukuman. Semuanya harus berjalan sesuai prosedur hukum Islam. Dengan demikian tak ada 49 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 26-27. 50 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 27-28. 51 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 32-33.