izb al-Ta rīr Indonesia dan Kiprah Gerakannya

bahwa izb al-Ta ḥrīr datang ke Indonesia beriringan dengan gerakan Islam lainnya, seperti gerakan Tarbiyyah, Jamāʽah al-Tablīgh, dan kelompok Salafi. Awalnya tidak ada perbedaan antara gerakan-gerakan tersebut dalam LDK, seperti pembinaan, pengkaderan dan sebagainya, diadakan bersama-sama dengan tutor dan subjek yang sama. Namun setelah tahun 1988 M terjadi perpecahan di antara mereka karena tajamnya perbedaan ideologi. 22 izb al-Ta ḥrīr Indonesia selanjutnya memakai LDK sebagai jaringan rekrutmen. Bahkan menurut Collins, ide pendirian LDK digagas oleh pimpinan izb al-Ta ḥrīr Indonesia. Sebuah LDK di IPB, yakni Badan Kerohanian Islam Mahasiswa BKIM menjadi lembaga penting bagi penyebaran awal ide-ide izb al-Ta ḥrīr. Para aktivis BKIM ini intens menghadiri kajian-kajian yang diberikan oleh Ibnu Nūḥ, bahkan mereka datang ke pesantren al-Ghāzālī untuk belajar pada Ibnu Nūḥ dan al-Baghdādī. Melalui jaringan LDK Bogor, izb al-Taḥrīr Indonesia kemudian meneruskan penyebaran ide-idenya kepada mahasiswa- mahasiswa yang ada di luar Bogor. Melalui jaringan LDK luar Bogor, seperti LDK Universitas Padjajaran UNPAD Bandung, IKIP Malang, Universitas Airlangga UNAIR Surabaya, Universitas Hasanuddin UNHAS Makassar, dan Universitas Gajah Mada UGM Yogyakarta, bentangan sayap izb al-Ta ḥrīr Indonesia semakin melebar dan meluas. 23 Demi menjaga jaringan yang terbentuk di kampus-kampus, maka pada masa berpisah dari gerakan Islam lainnya tahun 1994 M, izb al-Ta ḥrīr Indonesia melebarkan dakwahnya ke publik tanpa menggunakan nama izb al- Ta ḥrīr. Pada masa ini izb al-Taḥrīr Indonesia membentuk organisasi-organisasi 22 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 19. 23 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 20. dan aktivitas-aktivitas terselubung, seperti mengadakan seminar-seminar, halaqah mingguan, penerbitan buku dan pamflet. Meskipun demikian, semua aktivitas izb al-Ta ḥrīr pada masa Orde Baru terbatas pada pengenalan ide dan rekrutmen, tanpa bergerak lebih jauh kepada aksi-aksi atau demonstrasi di jalanan. 24 Pasca Reformasi, keadaaan politik di Indonesia berubah total. Momentum ini dimanfaatkan oleh gerakan-gerakan Islam untuk memformalkan dan menampakkan diri ke permukaan setelah lama bersembunyi dan berjalan di bawah tanah. izb al-Ta ḥrīr juga tak ketinggalan dalam memanfaatkan momentum ini untuk keluar dari persembunyiannya. Hal ini dianggap sangat penting agar izb al-Ta ḥrīr beserta ide-idenya dikenal oleh masyarakat. Di samping itu, izb al- Ta ḥrīr juga ingin berpartisipasi dalam proses transformasi yang berlangsung di masyarakat. 25 Ketika gerakan Islam lainnya mulai muncul ke depan publik pada tahun 1998 M, izb al-Ta ḥrīr Indonesia malah mulai secara terang-terangan muncul di tahun 2000-an, terutama ketika menyelenggarakan konferensi internasional tentang kh ilāfah di Stadion Senayan Jakarta. Dalam konferensi itu yang diundang menjadi pembicara antara lain: Dr. Mu ḥammad ʽUtsmān dan Muḥammad al- Kha ṭtaṭ Indonesia, Ismail al-Wahwah Australia, dan Syarif al-Dīn M. Zain Malaysia. Sejak tahun 2000 M, perkembangan izb al-Ta ḥrīr Indonesia terlihat menonjol dalam kaitannya dengan keanggotaan, media dan operasi. Dalam tahap ini mereka mulai bergerak dari tahap pembinaan ke tahap interaksi bersama umat. 26 24 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 20. 25 Jajang Jahroni dan Jamhari, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, h. 174. 26 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 21-22. Sejak diselenggarakan konferensi internasional di Istora Senayan Jakarta yang dihadiri oleh para tokoh izb al-Ta ḥrīr baik nasional maupun internasional serta para tokoh Islam dari organisasi lain, izb al-Ta ḥrīr resmi melakukan aktifitasnya di Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama izb al-Ta ḥrīr Indonesia. Para tokoh izb al-Ta ḥrīr Indonesia awal banyak yang bertempat di Bogor. Usaha mereka dalam menyebarkan ide-idenya disambut baik oleh civitas academica IPB sehingga salah satu tokoh terkenalnya seperti Mu ḥammad al- Kha ṭtaṭ adalah alumni dari perguruan tinggi tersebut. 27 Untuk saat ini, dalam lingkup nasional, humas izb al-Ta ḥrīr Indonesia dipegang oleh Ismail Yusanto, sedangkan untuk lingkungan Jawa Barat dipegang oleh Mu ḥammad Syababi. izb al-Taḥrīr Indonesia didirikan dan beroperasi dengan dana yang berasal dari para simpatisan tanpa meminta dan menerima bantuan dari pemerintah, bahkan menolak dan mengharamkan bantuan dana dari pemerintah. izb al-Ta ḥrīr Indonesia mencoba berkembang secara mandiri. Untuk menjaga kemandirian dan independensi ini, izb al-Ta ḥrīr Indonesia harus melakukan penelitian yang akurat terhadap segala bentuk sumbangan yang diberikan kepada mereka. Sejak awal, izb al-Ta ḥrīr Indonesia didesain sebagai sebuah organisasi politik, namun berbeda dengan organisasi yang dikenal selama ini. izb al-Ta ḥrīr Indonesia tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu. Menurut aktivisnya, hal ini dilakukan izb al-Ta ḥrīr Indonesia karena situasi saat ini sangat membingungkan umat Islam dengan kehadiran parpol Islam yang banyak. Karena itu, izb al-Ta ḥrīr Indonesia tidak 27 Afdlal dkk., Islam dan Radikalisme di Indonesia, h. 266. mau mengikuti jejak parpol lain yang berlandaskan Islam untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu yang kemudian dapat menjadi anggota legislatif. 28 Di samping itu, alasan lain yang menyebabkan izb al-Ta ḥrīr Indonesia tidak mengikuti pemilu adalah masalah ideologi. Ideologi bagi izb al-Ta ḥrīr Indonesia merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karena itu mengadakan kerjasama dengan pemerintah tidak akan mengubah keadaan apapun, sebab ideologi izb al-Ta ḥrīr Indonesia tak akan bisa diterapkan secara total selama masih ada campur tangan lain. Jika demikian adanya, izb al-Ta ḥrīr Indonesia lebih baik memilih tidak ikut dalam proses pemilu. 29

C. Perjuangan Dakwah izb al-Ta rīr Indonesia

Dalam aktivitas dakwah, izb al-Ta ḥrīr Indonesia mengedepankan beberapa tahapan metode yang merupakan senjata utama mereka, diantaranya: Pertama, tahap tatsqīf pengkaderan, pembinaan guna mendapatkan bimbingan, pembelajaran, dan pemahaman ideologi partai. Kedua, tahap tafāʻul interaksi dengan masyarakat umum, yang bertujuan untuk mengenalkan ideologi partai kepada masyarakat, sehingga masyarakat menganggap ideologi partai itu sebagai ideologi mereka. Dengan demikian diharapkan agar ideologi partai dibela oleh masyarakat ketika menemui hambatan. Ketiga, tahap istilām al-hukmi penerimaan kekuasaan secara menyeluruh melalui dukungan umat, sampai partai dapat menjadikan pemerintahan sebagai sarana untuk menerapkan ideologinya atas umat. 30 28 Afdlal dkk., Islam dan Radikalisme di Indonesia, h. 266-267. 29 Jajang Jahroni dan Jamhari, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia,h. 180-181. 30 Taqī al-Dīn al-Nabhānī , Pembentukan Partai Politik Islam, h. 50-51. Aktivitas izb al-Ta ḥrīr Indonesia dalam upaya menegakkan kembali Khilāfah Islāmiyyah yang sangat menonjol dan masih berlangsung hingga saat ini, sebagai berikut: 1. Mengorganisir Demonstrasi Eksistensi izb al-Ta ḥrīr Indonesia yang paling menonjol di publik adalah gerakan protesnya di jalanan dalam bentuk pawai dan demonstrasi. Sejak awal tahun 2000 M, izb al-Ta ḥrīr Indonesia bisa dikatakan sebagai gerakan Islam yang paling aktif menyuarakan aspirasi dan tuntutannya di jalanan. Dalam banyak kasus, aksi jalanan izb al-Ta ḥrīr Indonesia diatur secara sistematis dan terorganisir baik pada level nasional maupun provinsi dalam merespon isu-isu nasional dan internasional. 31 2. Menyelenggarakan Seminar dan Diskusi Publik Aktivitas intelektual izb al-Ta ḥrīr Indonesia menemukan ekspresinya lewat seminar dan publikasi. Ini tentu saja merupakan strategi untuk menyebarkan ide-ide izb Al-Ta ḥrīr Indonesia dan menarik dukungan dari elemen-elemen terdidik masyarakat Indonesia. Seminar aktif dilaksanakan mulai dari tingkat daerah, nasional, dan bahkan internasional dalam merespon isu lokal, nasional, dan global. 32 3. Publikasi Melalui Media Sarana lainnya yang digunakan izb al-Ta ḥrīr Indonesia untuk menyampaikan ide-idenya kepada masyarakat luas adalah media dan publikasi. Ini menjadi sarana untuk menjaga komunikasi dan kesatuan pemikiran di kalangan anggota. Media izb al-Ta ḥrīr Indonesia terdiri dari pamflet, buletin, majalah, 31 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 22. 32 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 23. tabloid, booklet, buku, DVD, dan websites. izb al-Ta ḥrīr Indonesia menerbitkan pamflet mingguan „Buletin al-Islam’ yang biasanya diedarkan ke masjid-masjid setiap minggunya. Di samping itu izb al-Ta ḥrīr Indonesia juga menerbitkan majalah bulanan „al-Wa’ie’kesadaran dengan cover mengkilap, yang di cetak 15.000 exemplar per edisi. Bahkan sejak akhir 2008 M, izb al- Ta ḥrīr Indonesia juga menerbitkan sebuah tabloid yang memiliki kualitas cetak bagus, yang disebut „Media Ummat’. Lebih dari itu mereka juga menerbitkan buku-buku izb al-Ta ḥrīr, khususnya buku pendiri izb al- Ta ḥrīr dalam bentuk terjemahan dan aslinya. Penerbit-penerbit izb al-Taḥrīr yang berperan dalam penerbitan buku antara lain: Al-Izzah di Bangil Jawa Timur, Pustaka Thariqul Izzah dan Mahabbah Cipta Insani di Bogor, serta belakangan ini ada HTI-Press di Jakarta. Sebagaimana cabang izb al-Ta ḥrīr lainnya yang ada di manca negara, izb al-Ta ḥrīr Indonesia juga mempunyai websites di internet yang terbit mulai tahun 2004 M dengan alamat www.hizbut-tahrir.or.id. Websites ini menyediakan berbagai fasilitas seperti mailing list, buku izb al-Ta ḥrīr online, dan buletin jumʻat, yang secara keseluruhan dapat diunduh secara gratis. 33 izb al-Ta ḥrīr Indonesia terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai titik awal tegaknya k hilāfah sebagaimana yang termuat dalam pembukaan Manifesto izb al-Ta rīr untuk Indonesia. Indonesia adalah titik awal yang strategis untuk menegakkan kembali k hilāfah dan penyatuan kembali umat Islam. 34 33 Ahmad Syafi’i Mufid, ed., Perkembangan Paham Keagamaan, h. 24-25. 34 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 5. Atas dasar itulah izb al-Ta ḥrīr Indonesia kemudian melancarkan segala bentuk aktivitas politik mereka melalui bermacam cara dan berbagai sarana yang tersedia di Indonesia. Selain aktif melalui publikasi, mereka juga aktif dalam seminar dan diskusi, serta rapat dan pawai-pawai akbar. Di Indonesia mereka menggelar konferensi pada tahun 2007 M yang dihadiri ribuan anggota izb al- Ta ḥrīr Indonesia nasional dan internasional. 35 Baru-baru ini, yakni pada 30 Mei 2015 M, izb al-Ta ḥrīr Indonesia menggelar Rapat dan Pawai Akbar RPA di Stadion Gelora Bung Karno yang bertema „Bersama Umat Tegakkan Khilāfah’. Ribuan anggota izb al-Taḥrīr Indonesia dengan dominasi pakaian berwarna putih ikut berpartisipasi dalam rapat dan pawai tersebut. Kibaran bendera dan yel-yel mewarnai stadion. Jubir izb al- Ta ḥrīr Indonesia, Ismail Yusanto, menegaskan bahwa ada sekitar 150.000 anggota izb al-Ta ḥrīr Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam rapat tersebut. 36 Selain itu, demonstrasi juga kerap dilakukan izb al-Ta ḥrīr Indonesia dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai titik awal tegaknya k hilāfah. Mereka terus menanggapi isu yang ada, baik dalam negeri atau luar negeri. Tak terhitung banyaknya aksi demonstrasi yang dilakukan izb al-Ta ḥrīr Indonesia dalam memperjuangkan k hilāfah. Isu-isu yang berkaitan dengan akidah, akhlak, sosial, pemerintahan dan sebagainya selalu menjadi pantauan izb al-Ta ḥrīr Indonesia. Aksi demonstrasi yang dilakukan izb al-Ta ḥrīr Indonesia kerap mewarnai media-media Indonesia. Ada beberapa contoh demonstarsi yang mereka lakukan baru-baru ini, seperti menolak „Kontes Puteri Indonesia’. Aksi ini dilakukan oleh massa perempuan izb al-Ta ḥrīr Indonesia di Kementerian Pemberdayaan 35 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 72. 36 liputan6.com hti, diakses pada 6 September 2016.