Tujuan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Implementasi Syarīʻah Islam dalam Perspektif izb al-Ta rīr Indonesia, maka lain halnya dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membahas tentang Khilāfah sebagai Bentuk Negara Ideal beserta sistem dan struktur yang diinginkan dan didambakan oleh izb al-Taḥrīr Indonesia dengan mengacu kepada konsep-konsep yang mereka tawarkan, baik dalam manifesto mereka dan yang lainnya.

E. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yakni dengan melakukan penelitian pustaka Library Research, kemudian mengambil beberapa istilah, keterangan, atau pembahasan khusus pada beberapa bab dan halaman tertentu yang berkaitan dengan negara ideal, baik dalam data primer maupun sekunder. Data-data primer yang akan dijadikan rujukan atau referensi utama dalam penelitian ini, terdiri dari buku karangan Syaikh Taqī al-Dīn al-Nabhānī, seperti Daulah Islam, Pembentukan Partai Politik Islam, dan lain-lain. Di samping itu ada juga sumber yang dikeluarkan oleh izb al-Ta ḥrīr—meskipun merujuk juga kepada Syaikh Taqī al-Dīn al-Nabhānī—seperti Struktur Negara Khilāfah Pemerintahan dan Administrasi dan Manifesto izb al-Ta rīr untuk Indonesia. Sedangkan data sekunder terdiri dari beberapa buku yang di dalamnya membicarakan tentang negara, negara ideal, negara Islam, dan lainnya. Dengan kata lain, beberapa buku lainnya juga akan dijadikan rujukan atau referensi tambahan dalam penelitian ini, selama buku tersebut dianggap relevan dan berkaitan dengan pembahasan. Dalam penelitian ini, peneliti akan memokuskan kajian dengan menggunakan beberapa metode penelitian untuk memperolah data. Pertama, metode deskriptif, yakni suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penggambaran kondisi bisa secara individual atau kelompok. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Sehingga kesimpulan yang dibuat juga berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan. 31 Metode penelitian deskriptif mencoba menerangkan bahwa seluruh hasil penelitian harus dibahasakan, sebab ada kesatuan antara bahasa dan pikiran, sebagaimana kesatuan antara jasad dan jiwa. Sebuah pemahaman baru bisa dikatakan mantap ketika dapat dibahasakan. Suatu pengertian ketika diucapkan dapat melahirkan pemahaman baru. Demikian juga, pengertian yang dibahasakan menurut kekhususan dan kekonkritannya, dapat menjadi terbuka bagi pemahaman umum. 32 Kedua, metode analisis, yaitu metode yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan cara mengadakan sebuah perincian terhadap objek yang diteliti, atau cara penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan yang lainnya, dengan tujuan memperoleh kejelasan mengenai objek yang diteliti tersebut. 31 cahayalaili.blogspot.com201105teknik-pengolahan-datadeskriptif.html, diakses pada 28 November 2015. 32 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, cet. ke-4 Yogyakarta: KANISIUS, 1994, h. 54.