Periode Khilāfah Manakah yang Ingin Dicontoh izb al-Ta rīr Indonesia?

kembali khilāfah dan menjadikan Indonesia sebagai titik sentral penegakannya. Bisa saja mereka mengacu pada masa kejayaan Islam awal, namun masalah- masalah yang muncul selanjutnya dalam khilāfah tidak dapat dibaikan begitu saja dan kerap menjadi pertanyaan besar, bahkan menjadi hambatan terberat bagi mereka untuk mewujudkan cita-citanya itu. Bagaimana konsep khilāfah yang didambakan izb al-Taḥrīr? Hal ini termuat dalam manifesto dan buku-buku acuan mereka. Sebagaimana akan dijelaskan pada bab selanjutnya. 67

BAB IV KHILĀFAH SEBUAH

NEGARA IDEAL IZB AL-TA R R INDONESIA

A. Khilāfah dalam Pandangan izb al-Ta rīr Indonesia

izb al-Ta ḥrīr Indonesia adalah partai politik yang berusaha keras mendirikan Khilāfah Islāmiyyah dalam rangka mencapai kehidupan yang sejahtera di bawah naungan syarīʻah Islam. Namun demikian, kita harus mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan k hilāfah oleh izb al-Taḥrīr Indonesia. Dalam Manifesto izb al-Ta rīr untuk Indonesia, dijelaskan bahwa khilāfah adalah sebuah kekuasaan atau pemerintahan yang menerapkan syarīʻah Islam secara kāffah. Dengan syarīʻah Islam, khilāfah memelihara seluruh urusan manusia. 1 Khilāfah merupakan sistem politik Islam yang berbeda dengan sistem diktator, namun juga bukan sistem demokrasi. Hal mendasar yang membedakan sistem k hilāfah dengan sistem lainnya, baik diktator maupun demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau hak untuk menetapkan hukum, yang menentukan benar dan salah, yang menentukan halal dan haram, berada di tangan syarīʻah, bukan di tangan manusia. Sedangkan dalam sistem demokrasi, kedaulatan berada di tangan manusia, bukan di tangan Allah. 2 1 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, Jakarta: izb al- Ta ḥrīr Indonesia, 2009, h. 14-15 2 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 15-16. Kedaulatan adalah wewenang atau kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang, kemudian melaksanakannnya dengan segala cara, bahkan kalau perlu dengan cara paksa. 3 Dengan menggunakan tameng yang bernama kebebasan, demokrasi telah membuat manusia bertindak sebagai Tuhan, yang merasa mempunyai wewenang menetapkan hukum sesuai dengan keinginan mereka. Betapapun buruknya sebuah keputusan jika itu didukung oleh suara mayoritas, akan tetap diberlakukan dan dilaksanakan. Begitulah demokrasi, seolah suara rakyat adalah suara Tuhan vox populei vox dei. Menurut izb al-Ta ḥrīr, sistem seperti ini sangat bertentangan dengan Islam. 4 Selain itu, k hilāfah menurut izb al-Ta ḥrīr merupakan sistem pemerintahan Islam yang diwajibkan oleh Tuhan semesta alam, yang dipimpin oleh seorang khalīfah. 5 Menurut bahasa, khalīfah berarti wakil Tuhan yang berada di bumi. Ia menjalankan kekuasaan yang diamanatkan Tuhan dengan berpedoman pada al- Qur’an dan al-Sunnah. 6 Pengertian khilāfah juga berkaitan erat dengan tujuan utama izb al- Ta ḥrīr, yakni melanjutkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia, serta mengembalikan kehidupan kaum Muslim kepada kehidupan yang islami. Tujuan seperti ini tidak bisa tercapai kecuali dalam Khilāfah Islāmiyyah. Dalam negara khilāfah, manusia hidup berdasarkan syarīʻah Islam dan tolok ukur setiap tindakan mereka adalah halal dan haram. Demikian manusia 3 Efriza, Ilmu Politik: Dari Ilmu Politik sampai Sistem Pemerintahan, cet. ke-2 Bandung: Alfabeta, 2009, h. 51. 4 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 16. 5 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, Pemerintahan dan Administrasi, terj. Yahya A.R., cet. ke-3 Jakarta: HTI-Press, 2008, h. 14. 6 Jajang Jahroni dan Jamhari, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h. 187. hidup di dalam negara k hilāfah, semuanya diatur sesuai dengan hukum-hukum syarīʻah. 7 Nampaknya hubungan antara k hilāfah dan syarīʻah sama dengan hubungan antara politik dan hukum, yang merupakan pasangan yang tidak bisa dipisahkan dalam konteks negara. Politik menjadi penggerak negara dan hukum yang menjadi bentuk dan instrumen untuk berhasilnya gerakan tersebut mencapai tujuan negara. 8 Nampaknya, izb al-Ta ḥrīr Indonesia terinspirasi dari gagasan tersebut untuk menegakkan kembali sistem khilāfah, yang mana sistem ini merupakan sistem yang menuju pada negara ideal, negara utama, negara yang diidam- idamkan. Bahkan Indonesia dijadikan sebagai salah satu sentral penegakan Khi lāfah Islāmiyyah demi mencapai kehidupan yang islami, kehidupan yang diliputi oleh aturan-aturan syarīʻah. Singkatnya, negara ideal satu-satunya bagi izb al-Ta ḥrīr Indonesia adalah negara dalam bentuk Khilāfah Islāmiyyah.

B. Struktur Khilāfah Versi izb al-Ta rīr

izb al-Ta ḥrīr meyakini bahwa tegaknya kembali khilāfah secara lambat laun pasti akan terealisasi. Mereka berpandangan bahwa sistem pemerintahan yang ada saat ini mempunyai struktur yang tidak jelas dan cenderung tidak bisa dipahami. Sebagaiman yang mereka ungkapkan dalam kata pengantar buku Struktur Daulah Khi lāfah, sebagai berikut: “Kami sangat senang karena dalam buku ini kami bisa mengisinya dengan struktur pemerintahan dan administrasi di dalam Daulah Khilāfah dengan pengungkapan yang jelas, mudah dipahami, dan 7 Abū Zaʽrūr, Seputar Gerakan Islam, terj. Yahya Abdurrahman, Bogor: Al-Azhar Press, 2009, h. 208. 8 Pudja Pramana, Ilmu Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 333. bersifat praktis. Lebih dari itu, isi buku ini dihasilkan dari penggalian hukum istinbāṭ dan penelusuran dalil istidlāl yang sahih, yang mampu menenteramkan hati dan menyinari dada. Yang mendorong kami menulis buku ini adalah adanya kenyataan bahwa berbagai sistem pemerintahan yang ada di dunia saat ini sangat jauh dari sistem pemerintahan Islam, baik dari segi bentuk maupun isinya. Dari segi isinya, hal itu sangat jelas bagi kaum muslim bahwa semua sistem pemerintahan kontemporer saat ini tidak diambil dari al- Qur’an dan dan Sunnah Nabi-Nya serta apa yang ditunjukkan oleh keduanya. Sistem-sistem yang ada saat ini bertentangan dengan sistem Islam. kenyataan ini dapat diindera dan diraba oleh kaum Muslim. Mereka tidak berbeda pendapat dalam hal ini.” 9 Atas dasar ini, selain meyakini akan tegaknya kembali k hilāfah, izb al- Ta ḥrīr juga merancang seperti apa struktur dan sistem pemerintahan di dalamnya. Struktur yang dirancang ini, dikalaim oleh izb al-Ta ḥrīr sebagai struktur yang mirip dengan apa yang diterapkan Rasulullah ketika hijrah ke Madinah dan mendirikan daulah Islam. Struktur pemerintahan dan administrasi k hilāfah adalah sebagai berikut: 1. Khalīfah Khalīfah adalah orang yang mewakili umat dalam menjalankan pemerintahan, kekuasaan, dan penerapan hukum-hukum syarīʻah. Hal itu karena Islam telah menjadikan pemerintahan dan kekuasaan sebagai milik umat. Oleh sebab itu, diangkatlah kemudian orang yang menjalankan pemerintahan sebagai wakil dari umat. Khalīfah diangkat oleh umat Muslim. Kerena itu khalīfah harus menjalankan pemerintahan, kekuasaan, dan penerapan syarīʻah sebagai hukum Islam demi kesejahteraan umat. Gelar yang biasa disematkan pada seorang pemimpin dalam Islam selain K halīfah adalah Imām dan Amīr al Mu’minīn. 10 Seorang k halīfah harus memenuhi syarat-syarat tertentu, di anataranya: 9 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 11-12. 10 izb al-Ta ḥrīr, Struktur Daulah Khilāfah, h. 31-32.