Khilāfah sebagai Sebuah Konsep Negara Ideal izb al-Ta rīr Indonesia

proyek-proyek besar, seperti pembangunan bendungan dan jaringan telekomunikasi di seluruh negeri. Menurut izb al-Ta ḥrīr Indonesia, semua itu dapat dilaksanakan tanpa melibatkan investasi asing. 49 Khilāfah juga akan membebaskan negara dari jebakan hutang, sebagaimana yang terjadi pada Indonesia dan negara-negara lain saat ini. Khilāfah akan menolak segala jenis pinjaman yang merugikan negara sebagaimana yang dilakukan Indonesia, serta berusaha membebaskan dari jebakan hutang yang dapat mengeringkan tenggorokan rakyat. Di samping itu, sistem pinjaman seperti itu tidak sesuai dengan syarīʻah Islam sehingga tidak layak dijalankan. Negara juga berusaha menghapus segala macam sumber inflasi yang membekukan sistem ekonomi. 50 Menurut izb al-Ta ḥrīr Indonesia, hanya Islam yang dapat memberikan keadilan bagi seluruh umat manusia, sebab Islam berpedoman pada al- Qur’an dan al-Sunnah. Islam memberikan putusan dan keadilan tanpa berbelit-belit. Jika kita saksikan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini, sangat berbelit-belit dan kerap meresahkan warga negara. Meskipun hukum telah ditetapkan, tersangka masih bisa mengajukan banding, yang menyebabkan hukuman ditunda. Hal ini tidak akan terjadi dalam negara k hilāfah. Keadilan harus dijunjung tinggi, yang benar dibenarkan dan yang salah diberi hukuman. 51 Namun demikian orang yang mengaku benar tanpa didukung bukti yang memadai, pengakuannya tidak bisa diterima begitu saja. Begitu juga dengan orang yang dituduh bersalah, tanpa adanya bukti yang jelas, tidak bisa dijatuhi hukuman. Semuanya harus berjalan sesuai prosedur hukum Islam. Dengan demikian tak ada 49 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 26-27. 50 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 27-28. 51 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 32-33. orang yang akan merasa menzalimi ataupun dizalimi. Dalam sistem Islam tidak ada orang yang tidak bisa diajukan ke depan pengadilan. Semuanya bisa diajukan tanpa terkecuali, termasuk k hilāfah dan para pejabat negara. Berbeda dengan sistem yang berlaku di negara sekuler utamanya Indonesia, para pemimpin tidak bisa didakwah atas kekeliruan yang dilakukan dalam melaksanakan kebijakan. 52 Dalam pergaulan, negara k hilāfah akan mengatur pergaulan berdasarkan sistem Islam, bukan nilai-nilai Barat yang rusak. Di samping itu, hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan diatur oleh Allah berdasarkan fitrah masing- masing, bukan perdasarkan kesetaraan gender ala Barat. Laki-laki ditetapkan menjadi pemimpin atau imam, sedangkan perempuan menjadi makmum. Namun demikian, perempuan dapat mendapatkan kedudukan tertinggi dengan jalan taat kepada aturan Allah. Laki-laki dan perempuan boleh bersama-sama melakukan aktivitas di tengah masyarakat selama itu dalam batasan-batasan tertentu, dengan kata lain tidak melampaui batas, dan tentunya dibawah ketakwaan kepada Allah. Selain sebagai istri dan ibu rumah tangga, perempuan juga boleh melakukan aktivitas politik, menjadi tenaga profesional guru, dokter, insinyur, dan lain-lain. Namun demikian, ada batasan tertentu yang tak boleh dilanggar, misalnya perempuan tidak boleh melakukan aktivitas yang dapat merusak citra, harga diri, dan fitrah keperempuanannya. 53 Khilāfah akan mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan berdasarkan ketentuan syarīʻah Islam. Mereka boleh bertemu dalam aktivitas- aktivitas tertentu di mana ada kepentingan yang dibenarkan syarīʻah. Intinya, 52 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 34-35. 53 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 36-39. dalam sistem pergaulan, k hilāfah akan menerapkan sistem pergaulan Islam yang dapat menciptakan sebuah masyarakat islami, aman dan tenteram. 54 Dalam sistem k hilāfah, hubungan antar negara harus berdasarkan syarīʻah Islam. Segala bentuk hubungan yang terbangun diluar batas Islam, tidak bisa dibenarkan. Negara-negara yang melakukan penindasan terhadap umat Islam dan segenap umat manusia, akan ditindak tegas. Ini karena umat Islam bertanggung jawab untuk membebaskan manusia dari penindasan. Hubungan dengan negara asing harus diwaspadai bahkan diplomat-diplomat negara asing tersebut tidak bisa bertemu langsung dengan pejabat k hilāfah. Khilāfah tidak akan meminta bantuan kepada negara kolonialis seperti Inggris, Amerika, dan yang lainnya untuk menyelesaikan urusan umat Islam. Bahkan k hilāfah tidak akan berpartisipasi dalam lembaga yang berpotensi menjadi alat penjajah, seperti PBB, Bank Dunia dan IMF. 55 Dalam bidang pendidikan, k hilāfah akan menyelenggarakan pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan diselenggarakan atas dasar akidah Islam, mulai dari penentuan arah pendidikan, penyusunan kurikulum dan silabus, dan sebagainya. Tujuan utama pendidikan adalah mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam. Pendidikan diarahkan pada prinsip bahwa seluruh warga negara yang sedang menempuh pendidikan, memiliki keahlian dalam seluruh bidang kehidupan. Bahasa juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, utamanya 54 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 40-41. 55 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 45-52. bahasa Arab. Orang tidak akan mampu memahami al- Qur’an dan al-Sunnah tanpa memiliki keahlian bahasa Arab. 56 Pendidikan diterapkan sampai pada tingkat tinggi. Pendidikan tinggi bertujuan mencetak generasi Islam menjadi calon pemimpin umat yang benar- benar kompeten, berkepribadian Islam, dan siap menerapkan Islam serta mendakwahkannya ke seluruh dunia. Metode pengajaran dalam sistem k hilāfah menggunakan metode yang bernuansa membangkitkan kecerdasan dan memperbaiki perilaku. Begitulah model pendidikan dalam sistem k hilāfah, yakni proses dan metode belajar mengajar harus disusun sedemikian rupa sehingga membangkitkan semangat belajar dan menjadikan para pelajar menjadi orang yang lebih baik. 57 Demikian beberapa gambaran kebijakan dalam sistem k hilāfah yang menjadi indikator bahwa k hilāfah memang merupakan sebuah negara Ideal, negara utama, negara idaman izb al-Ta ḥrīr Indonesia. Sebagai sebuah gerakan Islam, izb al-Ta ḥrīr Indonesia berupaya sekuat tenaga dalam upaya menegakkan Khilāfah Islāmiyyah guna melanjutkan kehidupan yang islami di bawah naungan aturan-aturan syarīʻah, serta mengemban dakwah ke penjuru dunia. Beberapa indikator di atas menjadi representasi bagi izb al-Ta ḥrīr Indonesia, bahwa negara ideal yang selama ini didambakan umat Islam―meskipun tidak semua umat Islam setuju dengan hal ini― adalah Khilāfah Islāmiyyah. 56 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 62-64. 57 izb al-Ta ḥrīr Indonesia, Manifesto izb al-Ta rīr Untuk Indonesia, h. 64-65. D. Mungkinkah Khilāfah Didirikan Kembali? Bagi izb al-Ta ḥrīr, khilāfah bukan hanya sekedar ide dan angan-angan belaka, melainkan pernah berdiri di atas muka bumi. Bahkan k hilāfah pernah tegak di dunia Islam bukan hanya setahun atau beberapa tahun saja, tetapi pernah tegak selama berabad-abad lamanya. 58 Nampaknya, hal ini menjadi salah satu semangat dan motivasi bagi izb al-Ta ḥrīr Indonesia untuk merealisasikannya kembali. Melihat perjuangan izb al-Ta ḥrīr dari awal hingga saat ini, tidak menutup kemungkinan bahwa khilāfah akan tegak kembali di muka bumi, utamanya di belahan bumi tempat berpijaknya umat Islam. Penegakannya mungkin menemui hambatan yang begitu besar, mulai dari masalah penyampaian ideologi kepada masyarakat sehingga ideologi itu menjadi ideologi masyarakat, selanjutnya secara bersama-sama berupaya menerapkannya, sampai kepada berbagai masalah lainnya yang terkait dengan perjuangan penegakan khilāfah. Namun jika kita melihat fenomena yang bergulir di bumi Indonesia, maka untuk mendirikan kembali k hilāfah adalah hal yang sangat sulit bahkan mustahil di zaman sekarang ini. Ini disebabkan oleh pandangan masyarakat yang menganggap sistem sekarang ini adalah sistem yang sudah baik dan tak perlu diganti. Di samping itu, kemustahilan berdirinya kembali k hilāfah terjadi karena sikap izb al-Ta ḥrīr Indonesia sendiri. Mereka mendambakan khilāfah, namun tidak mau berusaha merebut atau menguasai sistem pemerintahan yang ada saat ini. Di samping itu mereka juga hanya menunggu tanpa mau mencoba masuk ke dalam sistem pemerintahan yang ada saat ini guna menerapkan ideologi secara 58 Ainur Rafiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilāfah, h. 202. perlahan. Bisa dikatakan bahwa teori izb al-Ta ḥrīr Indonesia berseberangan jauh dengan praktik. Jika melihat penjelasan-penjelasan sebelumnya kemudian ditelusuri dengan teliti, kita akan melihat bahwa izb al-Ta ḥrīr Indonesia dari awal menyadari betapa beratnya menegakkan kembali Khilāfah Islāmiyyah. Hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai kontroversi pasti muncul dalam upaya penegakannya, utamanya kontroversi tentang perlu atau tidaknya menegakkan k hilāfah di zaman sekarang ini. Tak sampai di situ, berbagai permasalahan mendasar juga di hadapi oleh izb al-Ta ḥrīr Indonesia, mulai dari yang menolak gagasan-gagasan izb al- Ta ḥrīr Indonesia tentang khilāfah sampai kepada orang-orang yang dulunya menjadi anggota dan mendukung gagasan izb al-Ta ḥrīr Indonesia, kemudian keluar dan menolak gagasan-gagasan tersebut. Bahkan tidak jarang ada orang yang menganggap gagasan-gagasan izb al-Ta ḥrīr Indonesia hanya tinggal gagasan saja, sedangkan perealisasiannya adalah mustahil di zaman sekarang ini. Namun demikian, izb al-Ta ḥrīr Indonesia tidak berputus asa, mereka tetap teguh pada pendirian, dan terus berupaya menghadapi berbagai rintangan, serta yakin bahwa usaha mereka akan membuahkan hasil. Perlu dicermati bahwa perjuangan yang demikian itu tidak akan cukup jika masih berkecimpung dalam gagasan saja tanpa adanya aksi, seperti contoh aksi yang terjadi di masa akhir rezim Soeharto. Tidak akan terwujud suatu gagasan jika tidak disertai dengan aksi atau tindakan. 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep k hilāfah yang dicetuskan oleh izb al-Taḥrīr Indonesia adalah gambaran atau bentuk negara ideal yang selama ini mereka dambakan. Dengan kata lain, negara ideal yang ditawarkan izb al-Ta ḥrīr Indonesia adalah negara yang mengambil bentuk k hilāfah, meskipun tidak jelas bentuk dan periode k hilāfah mana yang mau dicontohi. Tujuan izb al-Taḥrīr Indonesia dalam menegakkan k hilāfah tidak lain agar syarīʻah Islam dapat diterapkan di tengah kehidupan manusia secara total. Segala jenis sistem pemerintahan yang berlaku saat ini merupakan sistem yang merugikan rakyat. Rakyat menjadi korban dari kebijakan pemerintah yang berantakan. Bahkan tidak jarang pemerintah sering menerapkan kebijakan-kebijakan yang kerap membuat masyarakat menjadi gelisah. Di Indonesia sekalipun, pemerintah kerap melakukan kezaliman dengan menerapkan berbagai kebijakan yang mencekik rakyat. Sebagai partai politik Islam yang berlandaskan pada syarīʻah Islam, izb al-Ta ḥrīr Indonesia berupaya sekuat tenaga dalam berjuang mendirikan khilāfah sebagai sebuah negara ideal demi keberlangsungan hidup yang islami dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Hal ini menjadi solusi utama untuk melakukan perbaikan dan penyelamatan terhadap Islam yang saat ini dianggap oleh izb al-Ta ḥrīr Indonesia berada dalam penderitaan panjang. Untuk mendirikan negara k hilāfah, izb al-Taḥrīr Indonesia mengerahkan seluruh kemampuannya tanpa kenal lelah dan putus asa, meskipun banyak rintangan yang menerjang. izb al-Ta ḥrīr Indonesia bahkan menyadari bahwa mendirikan kembali negara k hilāfah tidaklah mudah, sebab berbagai hambatan siap menerpa setiap saat. Namun demikian, dengan bermodalkan kegigihan, ketabahan, dan keyakinan, negara k hilāfah bagi izb al-Taḥrīr Indonesia, akan terealisasi, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Pada intinya, kehidupan ideal terdapat dalam negara ideal, dan negara ideal itu adalah k hilāfah, tak ada yang lain.

B. Saran

Pemikiran izb al-Ta ḥrīr Indonesia tentang penegakan kembali khilāfah merupakan gagasan sentral izb al-Ta ḥrīr Indonesia. Ini mengisyaratkan bahwa konsep negara ideal dalam bentuk k hilāfah yang ditawarkan izb al-Taḥrīr Indonesia menuntut adanya upaya serius dalam mengkaji dan menganalisis. Oleh sebab itu, ketika kita berbicara tentang izb al-Ta ḥrīr Indonesia, atau yang lainnya, kita tidak serta-merta menuduh, menyalahkan, atau menerima konsep yang ditawarkan kepada benak kita sebagai pembaca, pengkaji, ataupun peneliti. Sebagai pembaca, kita perlu menyaring setiap gagasan yang kita hadapi. Terdapat banyak hal menarik dalam gagasan izb al-Ta ḥrīr Indonesia, yang membuka cakrawala berpikir siapa saja untuk terus mengkaji dan mendalami ide-ide yang ditawarkannya. Sebagai pembaca, menerima atau menolak sebuah gagasan, tidak menjadi suatu keharusan, tetapi yang terpenting adalah berupaya untuk terus menelusui sampai menemukan kejelasan dan pemahaman tentang apa yang kita baca.