Metadata dan Konten Repositori
14 a. Bahan dan sumber full text, termasuk jurnal elektronik, koleksi digital yang
bersifat terbuka open access, buku elektronik, surat kabar elektronik, dan tesis serta disertasi digital.
b. Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog, indeks dan abstrak, atau sumber daya yang menyediakan informasi tentang
informasi lainnya. c. Bahan-bahan multimedia digital.
d. Situs Internet.
Konten repositori menurut Crow 2002 tergantung pada tujuan yang
ditetapkan oleh masing-masing institusi, repositori institusional dapat berupa produk hasil kerja mahasiswa, dosen, peneliti, dan staf seperti portofolio
elektronik mahasiswa, bahan ajar, laporan tahunan lembaga, rekaman video, foto, program komputer, dan karya seni, grey literature, disertasi dan tesis dalam
bentuk elektronik, makalah konferensi dan monograf.
Repositori digital memungkinkan lembaga dan departemen meningkatkan nilai mereka. Koleksi repositori institusi beragam untuk setiap institusi, ANBL
2007 membagi koleksi repositori menjadi 3 bagian yaitu: 1. Scientific output terdiri dari semua karya ilmiah, artistik, keluaran dari
pengajaran dan manajemen, dokumen yang dapat diakses secara terbuka, dokumen yang akan atau telah diterbitkan secara formal, property institusi
didalamnya termasuk game atau gambar, software, foster, jurnal institusi, paten, materi kongres, audio visual, karya ilmiah yang belum atau sudah
diterbitkan pada jurnal.
2. Institutional andor managing output terdiri dari: jurnal yang berisi informasi mengenai institusi yang dipublikasikan oleh institusi, peraturan dan tata tertib,
dokumen arsip, tulisan, poster, dokumen kerja, dan laporan teknis. 3. Learning Objects terdiri dari pedoman belajar dan latihan, bahan audio visual,
catatan kelas, simulator, fulltext bibliography, slide presentasi di kelas, online test
, panduan laboratorium, dan blog. Sementara itu terkait konten repositori institusi dapat juga ditegaskan
dengan adanya surat keputusan rektor seperti yang dilakukan pada Institut Sepuluh November. Sutedjo 2014 menyebutkan bahwa yang menjadi bagian
dari repositori institusi pada Institut Teknologi Sepuluh November adalah Tugas Akhir, Tesis, Disertasi, Buku Teks, BukuModul Ajar, Laporan Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat, Prosiding WorkshopLokakaryaSeminar dan sejenisnya, Orasi Ilmiah, Buku Pedoman Praktikum, Jurnal Ilmiah, Hasil Paten,
dan Hasil Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa Juara I,II dan III di tingkat institutregionalnasionalinternasional.
4.
AturanSOP
Dini-Kounoudes 2011 menyatakan dalam membangun repositori ada berbagai kebijakan yang harus diputuskan. Kebijakan harus mencakup lingkup
repositori, konten, tingkat akses, hak-hak hukum, standar, keberlanjutan. Kebijakan dapat berupa Surat keputusan SK dan prosedur operasional baku
POBSOP.
Standard Operational Procedure SOP diperlukan saat akan membangun
repositori institusi. Mustafa 2014 menyatakan dalam membangun repositori institusi aturan dan SOP harus ada. Menurut Hasan 2012, SOP atau peraturan
15 standar diperlukan untuk menghindari benturan kebijakan antara pimpinan dan
pustakawan ketika proses penghimpunan koleksi dilakukan. Pada SOP yang diatur adalah peraturan simpan karya ilmiah untuk seluruh civitas akademika pada satu
institusi.
Kebijakan dari pemangku kepentingan atau stake holder yang mendukung kegiatan simpan karya institusi akan mempengaruhi keberhasilan pengembangan
repositori institusi. Dukungan dari pimpinan akan memungkinkan penghimpunan karya cipta civitas akademika dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Dukungan dari pimpinan ini dapat ditegaskan dengan keluarnya SK terkait repositori institusi.
Dalam hal SOP untuk pendigitalisasian dokumen untuk repositori institusi dapat menggunakan dokumen SOP untuk perpustakaan digital. Menurut
Syachrulramdhani 2010, pustaka dalam grand design perpustakaan digitalnya memiliki SOP yaitu:
a. SOP untuk digitalisasi bahan perpustakaan. b. SOP untuk penanganan dokumen digital.
c. SOP untuk pemeliharaan jaringan. d. SOP untuk pemeliharaan web
Selain SOP, hal lain yang diperlukan juga adalah aturan lain sebagai pendukung repositori institusi. Sutedjo 2012, menyatakan perpustakaan ITS
menempuh langkah strategis dengan mengusulkan agar ketentuan wajib serah simpan diperkuat dengan adanya surat keputusan rektor SK sehingga kegiatan
repositori institusi memiliki kekuatan hukum. Dengan adanya SK rektor maka artinya kegiatan repositori didukung oleh pimpinan dan menjadi kewajiban sivitas
akademika untuk menjalankan SK tersebut.