Analisis SWOT di ITD
9 Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas maka kekuatannya adalah
sebagai kampus pilihan di Sumatera Utara diharapkan mahasiswa-mahasiswa yang diterima adalah mahasiswa-mahasiswa pilihan yang tidak hanya mampu
menyelesaikan studi dengan gemilang, namun juga menghasilkan karya tulis yang berkualitas. Selain itu juga sebagai peluang, adanya pendanaan dari instansi
swasta, pemerintah, dan ITD sendiri menjadi suatu kesempatan yang sangat baik bilamana peluang dimaksud dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan riset-riset
yang pada akhirnya salah satu keluarannya adalah artikel ilmiah yang merupakan konten dari repositori institusi.
Keterkaitan KMS dengan Repositori Institusi
Terkait dengan sistem manajemen pengetahuan, pada institusi pendidikan perlu dikembangkan sistem manajemen pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Angestam 2007 yang mengatakan bahwa pengelolaan sumber daya pengetahuan berguna untuk mendapatkan dan mempertahankan competitive
advance
organisasi. Pada sebuah institusi manajemen repositori adalah termasuk manajemen pengetahuan.
Menurut White 2005 penilaian terhadap peran repositori dalam konteks proses manajemen pengetahuan membantu mengidentifikasi beberapa jenis
layanan yang perlu dikembangkan untuk mencapai sukses. Semua jenis repositori institusi harus senantiasa dikembangkan isinya dan tumbuh menjadi sebuah
lembaga.
Repositori Institusi Pengertian Repositori Institusi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah menunjukkan pengaruh yang luar biasa di setiap sendi kehidupan manusia, terutama jaringan
internet. Hal tersebut telah merambah pula ke perpustakaan. Dampaknya, perpustakaan sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan pemustakanya, mereka lebih
memilih internet untuk mencari informasi dibanding mencari koleksi cetak yang tersedia di perpustakaan. Hal tersebut dapat dipahami karena internet menawarkan
kecepatan, ketepatan dalam penelusuran informasi. Sehingga pemustaka yang selama ini memilih pemanfaatan koleksi cetak, telah beralih ke koleksi digital
Sutedjo 2012.
Salah satu perkembangan dari pemanfaatan teknologi informasi adalah adanya repositori institusi. Menurut Crow 2002 repositori institusi adalah arsip
digital dari produk intelektual yang diciptakan oleh sivitas akademika sebuah institusi yang didesiminasikan ke segenap sivitas akademika maupun ke luar
institusi. Pengertian lain dari repositori institusi RI adalah sebuah layanan dalam bentuk pengelolaan dan pendiseminasian koleksi institusi yang ditawarkan kepada
segenap komunitasnya dan hasilnya digunakan untuk komunitas dalam institusi dimaksud Laherty 2011.
Barton 2004 mengatakan bahwa repositori institusi adalah sebuah layanan basis data yang dapat menangkap, menyimpan, mengindeks, melestarikan
dan mendistribusikan karya ilmiah institusi dalam bentuk digital. Lynch 2002 mendefinisikan repositori institusi sebagai seperangkat layanan yang ditawarkan
oleh universitasinstitusi kepada segenap anggota masyarakat untuk mengelola dan mendiseminasikan materi digital yang diciptakan oleh institusi atau anggota
10 masyarakatnya. Hal paling penting dalam kegiatan ini adalah komitmen organisasi
untuk membantu pendigitalisasian materi dan preservasi dalam jangka panjang. Menurut Bansode 2012 repositori institusi adalah koleksi digital yang dihasilkan
dari karya intelektual institusi.
Tujuan dan Manfaat Repositori
Repositori institusi memperluas kemampuan perpustakaan akademis untuk berpartisipasi dalam sistem komunikasi ilmiah, dan kemampuan ini harus
dianggap sebagai sumber nilai, terutama dalam dunia yang terus bermigrasi ke dalam bentuk digital Burns 2013. Alfa Network Babel Library 2007
menetapkan 5 tujuan institusi membuat dan mengembangkan repositori institusi sebagai berikut: memaksimalkan visibilitas ke masyarakat internasional, membuat
umpan balik pada penelitian, membuat dan menyediakan penyimpanan untuk hasil karya intelektual secara elektronik dari institusi tersebut, memberikan akses
ke informasi akademik atau hasil karya intelektual, dan menjamin pelestarian jangka panjang hasil karya intelektual institusi.
Menurut Bansode 2012 bahwa tujuan dari adanya repositori institusi adalah untuk meningkatkan visibilitas dan sitasi terhadap karya ilmiah institusi,
menciptakan satu pintu pengaksesan terhadap koleksi karya ilmiah institusi, menyediakan akses terbuka terhadap koleksi institusi, dan untuk melestarikan
karya ilmiah institusi.
Barton 2004 mengatakan bahwa universitas dan pustakawan peneliti di seluruh dunia menggunakan repositori dengan tujuan sebagai berikut yaitu
komunikasi ilmiah, menyimpan bahan ajar dan modul, penerbitan elektronik, mengelola koleksi dokumen penelitian, melestarikan bahan digital untuk jangka
panjang, menambah prestise universitas dengan menampilkan penelitian dari akademisinya, dan mendorong akses terbuka untuk riset karya ilmiah, dan sebagai
gudang koleksi digital.
Sementara itu Hasan 2012 merumuskan 4 manfaat dalam membangun repositori institusi yaitu, mengumpulkan konten dalam 1 lokasi sehingga lebih
mudah ditemukan, mengumpulkan aset intelektual sepanjang waktu, menyediakan akses terbuka terhadap karya intelektual institusi kepada khalayak umum dan
menciptakan visibilitas global bagi hasil karya institusi.
Elemen-elemen Pengembangan Repositori
Repositori institusi adalah jenis perpustakaan digital yang “menangkap” penelitian asli dan kekayaan intelektual lainnya yang dihasilkan oleh civitas
institusi. Beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat sebuah repositori adalah: tingkat akses, aspek hukum yang meliputi hak cipta dan
kepemilikan materi yang disampaikan, standar, termasuk metadata, format dan tipe dokumen, keberlanjutan dan jangka panjang pengarsipan dan pelestarian serta
pendanaan yang tersedia untuk mempertahankan repositori Johnson 2002.
Sutedjo 2014 menyebutkan bahwa hal-hal yang perlu disiapkan dalam tahap pra pengembangan repositori di ITS adalah staf pengelola programmer,
diploma komputer, pustakawan, scanner, jaringan internet, ketersediaan bandwith
, komputer server, jaringan komputer, pimpinan institusi yang mendukung, dan pembinaan staf yang berkelanjutan.
11 Sementara itu Hasan 2012 menyatakan bahwa dalam membangun
repositori institusi yang merupakan bagian dari perpustakaan digital memiliki empat 4 elemen yang harus disiapkan yaitu: prosedur operasional yang jelas,
sarana dan prasarana hardware, software,dan jaringan, konten repositori, dan SDM Pengelola Repositori. Mustafa 2014 mengatakan ada 6 elemen yang
dibutuhkan dalam pengembangan repositori institusi yaitu sumber daya manusia, hardware, software,
network, metadata dan konten, aturan dan standard operational procedure
SOP. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen yang diperlukan
dalam pengembangan repositori adalah sumber daya manusia, infrastruktur hardware, software, network, metadata dan konten repositori, anggaran, serta
aturan dan SOP. Elemen-elemen di atas diuraikan sebagai berikut:
1.
Sumber Daya Manusia SDM
Sumber daya manusia adalah elemen penting dalam membangun repositori institusi, tanpa dukungan SDM yang kompeten di bidang IT maka mustahil sistem
informasi akan dapat dibangun. Kompetensi SDM sangat diperlukan agar target pengembangan repositori institusi dapat tercapai.
Dini-Kounoudes 2011 menyatakan bahwa pertimbangan utama yang perlu diambil dalam membangun repositori institusi adalah staf atau sumber daya
manusia. Hal ini penting untuk mengetahui sejak awal apakah jumlah staf yang ada cukup dalam mengembangkan repositori institusi. Jones 2006 menyatakan
bahwa untuk membangun repositori institusi dibutuhkan programmers, web designer
and experts in multiple metadata. Dalam Syachrulramdhani 2010 dinyatakan bahwa Australian National
Training Authority ANTA dari Council of Australian University Directors of
Information Technology CAUDIT 2001, Pusat Penelitian Antar Universitas
Bidang Mikroelektronika PPAUME dan Institut Teknologi Bandung 2002 dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII 2002 menyatakan
kompetensi dasar standar Standard core competency yang harus dimiliki semua kategori lapangan pekerjaan di bidang teknologi informasi TI, yaitu:
kemampuan mengoperasikan perangkat keras dan mengakses internet. Sedangkan kemampuan lain yang wajib dimiliki adalah:
a. Kompetensi sebagai network administrator
Network administrator mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kelancaran
operasional jaringan komputer. b. System administrator
System administrator mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kelancaran
sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak mengakses sistem. c. Web Programmerdesigner
Web programmerdesigner memiliki tanggung jawab untuk membangun dan
mendesain sistem informasi sehingga lebih mudah digunakan user friendly. d. Web Database Administrator
Web Database Administrator mempunyai tanggung jawab menjaga kelancaran
basis data, melakukan backup agar data selalu aman dan melakukan recovery jika terjadi kerusakan data.
12 e. Programmerdesigner memiliki tanggung jawab untuk membangun dan
mendesain sistem informasi sehingga lebih mudah digunakan atau user friendly
.