Anggaran Studi Kelayakan Pengembangan Repositori Institusi: Studi Kasus Institut Teknologi Del
16 institusi yang hanya perlu membangun sistem informasi saja karena infrastruktur
jaringannya sudah ada sebelumnya.
Repositori IPB
Keseriusan IPB dalam mengembangkan repositori institusi diperkuat dengan adanya indikator kunci kinerja yang memuat tentang webometrics pada
rencana kerja dan anggaran IPB RKA tahun 2010. Pada RKA dimaksud sasaran indikator kunci, dan target mutu kinerja IPB tahun 2008-2013 memuat pilar
perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan dan kemahasiswaan IPB. Pada pilar dimaksud dituangkan pengembangan sistem penjaminan mutu
pendidikan, sasaran poin terpenuhinya persyaratan IPB sebagai word class university
yang unggul dengan salah indikator kunci kinerjanya adalah posisi IPB dalam webometrics di Indonesia.
Selain itu berdasarkan renstra IPB tahun 2014-2018 memuat rencana pengembangan sistem informasi di IPB diantaranya adalah IPB scientific
repository, IPB vocational repository dan berbagai sistem informasi lainnya.
Sistem informasi di IPB masa yang akan datang akan diintegrasikan satu dengan yang lainnya lebih efektif dan efisien. Untuk mendukung pengaksesannya maka
berdasarkan renstra dimaksud bahwa bandwith internet IPB penting untuk terus ditingkatkan, pada tahun 2012 bandwith internet IPB telah mencapai 635 Mbps
Suhardiyanto 2014
IPB Scientific Repository mengumpulkan, menyebarkan dan menyediakan secara persisten dan akses yang andal terhadap penelitian dan karya ilmiah dosen,
staf dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Keanggotaan repository.ac.id hanya diperkenankan bagi civitas akademika saja berhubung aksesnya menggunakan
user
dan password mahasiswa IPB. Berdasarkan data pada web repositori IPB jumlah total koleksi sampai
dengan Juni 2015 sebanyak 63893 koleksi. Koleksi dimaksud dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Koleksi IPB scientific repository periode Juni 2015
No Jenis Koleksi
Jumlah
1 Tesis dan disertasi
48201 2
IPBana 6050
3 IPB E-Journal
2972 4
IPBs Books 2810
5 Research and Community Empowerment
LPPM 1316
6 Research and Strategic Issue Studies
RKS 291
7 Research Center
76 8
Scientific Orations 55
9 Student Papers
2122
Total 63893
Berdasarkan data dari webometrics periode tahun 2015, IPB Scientific Repository mampu mencapai peringkat 1 webometrics repositori untuk regional
Indonesia. Disusul oleh Universitas Diponegoro, Institut Teknologi 10 November, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.
17 Perkembangan teknologi informasi saat ini juga menyebabkan
berkembangnya cara mengakses informasi. Saat ini repositori IPB dapat diakses melalui mobile phone. Versi Beta IPB Scientific Repository ini dapat diakses
melalui mobile phone yang menggunakan sistem operasi berbasis Android. Selain itu repositori institusi IPB juga dapat diakses via blackberry.
Analytic Hierarchy Process
Analytic Hierarchy Process AHP adalah metode yang tepat untuk
memecahkan berbagai atribut pengambilan keputusan Darmawan 2009.
AHP didasarkan pengalaman pengembang yaitu TL Saaty ketika melakukan proyek
penelitian pada ACDA USA. Metode AHP mudah dipahami dan diterapkan dalam pengambilan keputusan yang kompleks. Sejak itu, kesederhanaan dan kekuatan
AHP telah menyebabkannya digunakan secara luas. AHP banyak digunakan dalam dunia bisnis, pemerintahan, penelitian dan pengembangan, pertahanan dan
domain lain yang melibatkan pengambilan keputusan Bhusan 2003
Dalam melakukan pengambilan keputusan dengan AHP, maka metode yang digunakan adalah metode perbandingan berpasangan, baik perbandingan
kriteria maupun perbandingan alternatif pada kriteria. Perbandingan dilakukan berdasarkan penilaian judgment dari pakar dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Dengan mengacu kepada skala penilaian perbandingan berpasangan yang ditunjukkan pada Tabel 2 Saaty 2008.
Tabel 2 Skala perbandingan berpasangan Saaty 2008
Intensitas Keterangan
Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Salah satu elemen sedikit
lebih penting Pengalaman dan penilaian
sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang
lainnya .
5 Salah satu elemen jelas
lebih penting Pengalaman dan penilaian
sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen
yang lainnya
7 Salah satu elemen sangat
jelas lebih penting Suatu elemen yang kuat
disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
9 Salah satu elemen paling
lebih penting Bukti yang mendukung elemen
yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan
2,6,8 Apabila ragu-ragu antara
dua nilai yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua
kompromi diantara dua pilihan Kebalikan
Jika untuk akivitas i mendapat suatu angka
dibandingkan dengan
18
Intensitas Keterangan
Penjelasan
aktivitas j, maka j mempunyai nilai
kebalikannya dibandingkan dengan i.
Validasi dalam bentuk pengujian rasio konsistensi akan dilakukan terhadap hasil dari perbandingan berpasangan. Rasio konsistensi CR dari
matriks perbandingan berpasangan konsisten jika nilainya ≥ 10 atau ≥ 0,1, sedangkan jika nilai CR10 atau 0,1 maka pengujian harus diulang Langkah-
langkah dalam melakukan perhitungan rasio konsistensi Saaty 2008: 1. Menentukan Weighted Sum Vector WSV.
WSV dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai eigen matriks perbandingan berpasangan.
2. Menghitung Consistence Vector CV. CV dihitung dengan cara membagi hasil dari WSV dengan nilai eigen matriks
perbandingan berpasangan. 3.
Menghitung Lambda λ dan Consistence Index CI Lambda
adalah nilai rata - rata CV. Persamaan ke-1
dimana: λ = Nilai rata - rata dari keseluruhan kriteria subkriteria.
CV = Consistence Vektor. n = Jumlah matriks perbandingan suatu kriteria subkriteria
4. Consistence Index CI.
Persamaan ke-2 dimana :
CI = Consistency Index. λ = Nilai rata - rata dari keseluruhan kriteriasubkriteria.
n = Jumlah matriks perbandingan suatu kriteriasubkriteria. 5. Perhitungan Consistence Ratio CR
CR bernilai konsisten jik a hasil penilaian bernilai ≤ 10, jika Rasio
Konsistensi CR 10 pertimbangan harus diperbaiki. Persamaan ke-3
dimana : CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index RI = Random Index, nilainya ditetapkan pada Tabel 3.
1
n n
CI
RI CI
CR
19 Tabel 3 Nilai random indeks untuk menghitung konsistensi data
Ukuran Matriks Random Index
1,2 00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59
Studi Kelayakan
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia 2008 kata studi berarti penelitian atau penyelidikan ilmiah sedangkan kelayakan berarti perihal yang dapat pantas,
patut dilaksanakan. Castro 2002 menyatakan bahwa studi kelayakan adalah aktivititas yang berorientasi manajemen. Sedangkan Setiawan dalam
Syachrulramdhani 2010 menjelaskan bahwa studi kelayakan adalah analisis untuk mengambil keputusan tentang kelayakan suatu rencana investasi.
Palvia 1988 mengatakan bahwa pentingnya studi kelayakan telah ditekankan hampir dengan suara bulat oleh sebagian besar peneliti dan penulis di
bidang sistem informasi. Sebagai contoh, sebagian besar buku teks penulis, peneliti, dan metodologi praktisi di bidang analisis dan desain sistem
mengidentifikasi studi kelayakan sebagai salah satu tahapan penting dari siklus hidup pengembangan sistem. Bansode 2012 mengatakan bahwa tugas pertama
dari studi kelayakan adalah menetapkan tujuan proyek yang dirumuskan be
rdasarkan kebutuhan pengguna. O’Brien 1999 mengatakan bahwa karena proses pembangunan sistem informasi memerlukan biaya maka pada tahap
investigasi sistem dilakukan studi awal yang disebut studi kelayakan. Studi kelayakan diperlukan untuk mengetahui apakah proyek
pengembangan repositori institusi ini mungkin dilakukan. Selain itu, dengan melakukan studi kelayakan maka hasilnya nanti adalah saran sebagai alternatif
solusi dari permasalahan yang ada Castro 2002. Oleh sebab itu sebelum membangun repositori institusi, hal yang akan dilakukan terlebih dahulu adalah
studi kelayakan terhadap sistem yang akan dibuat.
Dalam kaitan dengan repositori institusi maka studi kelayakan dilakukan untuk menilai kesiapan institusi dengan menilai elemen-elemen yang sudah ada
saat ini. Kemudian elemen dimaksud dibandingkan dengan elemen-elemen yang wajib dimilikidisediakan oleh institusi untuk dinyatakan layak membangun
repositori institusi. Studi kelayakan yang dilakukan menggunakan metode siklus hidup pengembangan sistem manajemen pengetahuan. Hal ini dilakukan karena
menurut White 2005 manajemen repositori adalah termasuk manajemen pengetahuan.
20
3 METODE
Kerangka Pemikiran
Teknologi informasi berkembang sangat cepat demikian juga pengguna internet di Indonesia berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan teknologi
dimaksud tentunya semakin memudahkan dalam pengaksesan informasi secara online
. Namun koleksi publikasi civitas akademika ITD sampai dengan saat ini masih belum bisa diakses online. Selain itu lokasi publikasi itu sendiri tidak
berada pada satu lokasi. Hal ini membatasi civitas ITD dalam mengakses koleksi publikasi ITD untuk keperluan memperkaya referensi penulisan tugas akhir
mahasiswanya.
Oleh sebab itu fenomena di atas layak untuk diteliti yaitu dengan mengkaji kelayakan dalam membangun repositori institusi pada ITD. Studi kelayakan
dilakukan dengan menggunakan tahap 1 pada pada KMSLC yaitu menentukan kelayakan Awad and Ghaziri 2004 dan juga dilengkapi dengan tahap 2 yaitu
penyelarasan antara manajemen pengetahuan dan strategi bisnis pada KMSLC Tiwana 1999. Menurut Setiarso et al. 2009 dalam Yuniar 2013 konten dan
aturan penunjang sistem KM merupakan komponen penting yang dapat menentukan keberhasilan implementasi sistem. Sehingga dalam penelitian ini
yang dikaji adalah infrastruktur fisik perangkat lunak, perangkat keras,perangkat jaringan, SDM, Aturan pendukung knowledge management KM, dan konten
publikasi serta penyelarasan manajemen pengetahuan dan strategi bisnis. Selanjutnya hasil dari studi kelayakan ini adalah rekomendasi yang akan
disampaikan kepada stakeholder di ITD.
Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis terhadap elemen-elemen yang dibutuhkan dalam membangun repositori
institusi. Elemen-elemen dimaksud diketahui berdasarkan kajian literatur yang dilakukan melalui buku dan jurnal dan juga best practice di IPB. Selanjutnya
dilakukan
analisis terhadap
kondisi elemen-elemen
dimaksud dalam
pembangunan repositori institusi di IPB dan kondisi objektif elemen dimaksud pada ITD dengan cara wawancara.
Selanjutnya kondisi di IPB dan di ITD dibandingkan dengan kondisi standar elemen-elemen dalam pembangunan repositori institusi. Data yang
diperoleh selanjutnya diolah, dianalisis dan digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan dan merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan demi mencapai
tingkat kelayakan dalam membangun repositori institusi di Perpustakaan ITD.
Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode siklus hidup pengembangan sistem manajemen pengetahuan pada tahap menentukan kelayakan Awad and Ghaziri
2004. Tahap menentukan kelayakan terdiri dari evaluasi infrastruktur yang sedang berjalan dan Tim KM serta mengkaji aturan pendukung KM serta konten
publikasi. Selain itu hal lain yang dikaji adalah keselarasan antara manajemen pengetahuan dan strategi bisnis. Tahapan penelitian digambarkan pada Gambar 4.
21
Analisis data
Perumusan rekomendasi Perumusan Masalah
Studi Literatur tentang Repositori Institusi
Penelitian Infrastruktur ITD Penyelarasan manajemen
pengetahuan dengan strategi bisnis di Institut Teknologi Del
Penelitian repositori institusi IPB
Penentuan Kelayakan Pengembangan RI di ITD
Infrastruktur Repositori IPB
Penyelarasan manajemen
pengetahuan dengan strategi bisnis di IPB
Gambar 4 Tahapan penelitian Penelitian diawali dengan perumusan masalah, selanjutnya melakukan
penentuan kelayakan dengan cara mengevaluasi kondisi infrastruktur yang sedang berjalan dan melakukan kajian terhadap Tim KM. Tiwana 1999 membagi fase
evaluasi infrastruktur dalam pengembangan sistem manajemen pengetahuan menjadi 2 yaitu evaluasi infrastruktur yang sedang berjalan dan menghubungkan
manajemen pengetahuan dengan strategi bisnis.
22
Studi Literatur tentang Repositori Institusi
Studi literatur dilakukan untuk mengetahui informasi-informasi terkait studi kelayakan dalam membangun repositori institusi dan bagaimana mengukur
tingkat kelayakan dalam pembangunan sistem informasi. Selain itu studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui elemen-elemen standarideal dalam
membangun repositori institusi.
Penelitian Repositori Institusi di IPB
Pada tahap ini dilakukan penelitian mengenai kondisi elemen repositori di IPB, penelitian dilakukan di Perpustakaan IPB dan Direktorat Integrasi Data dan
Sistem Informasi IPB DIDSI IPB. Tahapan penelitian ini dilakukan untuk memperoleh 2 hal berikut yaitu:
1. Infrastruktur repositori institusi IPB.
Pada tahapan ini diteliti elemen-elemen terkait infrastruktur manajemen pengetahuan yang terdiri dari infrastruktur IT yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak dan perangkat jaringan, serta diteliti juga SDM, SOPAturan yang mendukung pengembangan repositori institusi dan konten. Dari hasil penelitian,
maka diperoleh data mengenai elemen-elemen repositori institusi. 2. Penyelarasan manajemen pengetahuan dengan
strategi bisnis
Pada tahapan ini dilakukan wawancara terhadap Direktur DIDSI IPB dan juga pakar repositori IPB yang mengetahui mengenai bagaimana pengetahuan
dikelola di IPB. Tahapan penelitiannya adalah: a. Mengidentifikasi tujuan dan strategi ITD untuk menyelaraskannya dengan
sistem manajemen pengetahuan. b. Menganalisis ekspansif strategi pendekatan manajemen pengetahuan
codification atau personalization. c. Menganalisis kesenjangan pengetahuan dengan menghubungkannya dengan
kesenjangan strategis Zack framework. Inilah yang disebut oleh Michael Zack sebagai pengetahuan berbasis SWOT analysis.
Penentuan Kelayakan Pengembangan RI di ITD
Untuk mengetahui kelayakan ITD dalam mengembangkan repositori institusi maka dilakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang nantinya akan
berperan dalam kegiatan pengembangan repositori institusi. Pihak-pihak yang dimaksud sebelumnya terdiri dari pemangku kepentingan di ITD, LPPM,
Perpustakaan, dan Biro TIK ITD. Penelitian mengenai kelayakan dimaksud sebelumnya terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Penelitian Infrastruktur ITD
Pada tahap ini dilakukan wawancara terhadap tenaga IT dan pihak yang menangani publikasi institusi di ITD dan IPB. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan instrumen-instrumen yang merupakan representasi dari setiap elemen-elemen yang diperlukan untuk membangun repositori institusi. Pada
tahapan ini elemen yang akan dikaji yaitu: a. Perangkat lunak terdiri dari perangkat yang dibutuhkan untuk pengembangan
KMS seperti web browser dan web server
23 b. Perangkat keras terdiri dari PC dan Server.
c. Jaringan : Perangkat jaringan yang terdiri dari perangkat untuk LAN atau WAN.
d. Anggaran yang tersedia untuk membangun infrastruktur e. Tim SDM yang membangun teknologi atau sistem manajemen
f. Aturan pendukung sistem KM, dalam hal ini tentunya adalah AturanSOP. g. Konten publikasi, dalam hal ini adalah publikasi yang dihasilkan institusi.
2. Penyelarasan manajemen pengetahuan dengan strategi bisnis di Institut Teknologi Del
Pada tahap ini dilakukan wawancara terhadap pihak ITD dan dapat dilakukan paralel dengan IPB juga. Pada tahap ini yang dievaluasi adalah ITD.
Berikut hal-hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: a. Mengidentifikasi tujuan dan strategi ITD untuk menyelaraskannya dengan
sistem manajemen pengetahuan. b. Menganalisis ekspansif strategi pendekatan manajemen pengetahuan
codification atau personalization. Codification
adalah strategi yang difokuskan pada teknologi penyimpanan, pengindeksan, temu kembali, dan penggunaan kembali pengetahuan yang
disimpan. Sedangkan personalisasi adalah lebih difokuskan untuk menghubungkan pengetahuan pekerja melalui jaringan dan untuk pemecahan
kasus unik yang lebih bergantung pada tacit knowledge dan pakar. Cara menentukan apakah menggunakan pendekatan kodifikasi atau personalisasi
menggunakan analisis diagnosis yang diterbitkan oleh Harvard Business Review.
c. Menganalisis kesenjangan pengetahuan dengan menghubungkannya dengan kesenjangan strategis Zack framework. Inilah yang disebut oleh Michael
Zack sebagai pengetahuan berbasis SWOT analysis. Tiwana 1999 menggambarkan framework Zack pada Gambar 5.
Apa yang wajib diketahui perusahaan
Apa yang wajib dilakukan perusahaan
Apa yang diketahui perusahaan
Apa yang dapat dilakukan perusahaan
Hubungan strategi pengetahuan
Hubungan pengetahuan strategi Kesenjangan strategi
Kesenjangan pengetahuan
Gambar 5 Strategic network gap dengan Framework Zack Tiwana 1999
Analisis Data
Pada analisis data hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membandingkan dan menganalisis kondisi kondisi elemen pengembangan
repositori institusi di ITD dengan IPB sebagai model. Dengan adanya analisis ini maka dapat diketahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki pada ITD.
24 2. Menggunakan metode AHP untuk menentukan tingkat kepentingan setiap
elemen repositori. 3. Menentukan tingkat kelayakan dalam membangun repositori institusi di ITD.
Perumusan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis data maka selanjutnya dirumuskan rekomendasi kondisi yang harus dipenuhi untuk membangun repositori institusi di ITD.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi Del, Sumatera Utara. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2015
sampai dengan April 2015.
25
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang penelitian kelayakan institusi ITD dalam mengembangkan repositori institusi. Model yang digunakan pada penelitian ini
adalah IPB.
Adanya model
diperlukan sebagai
pembanding dalam
mengembangkan repositori institusi di ITD nantinya. Berikut ini diuraikan wawancara dan analisis kondisi ideal pengembangan
repositori di Institut Pertanian Bogor sebagai model dan Institut Teknologi Del. Pada bagian ini diuraikan hasil dan juga pembahasan dalam hal kelayakan elemen
pengembangan repositori institusi yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, anggaran, aturanSOP, dan konten serta penyelarasan manajemen pengetahuan
dan pembentukan Tim untuk manajemen pengetahuan khususnya di ITD.
Perumusan Elemen-elemen Repositori Institusi
Untuk mengidentifikasi elemen-elemen repositori institusi telah dilakukan kajian literatur dari berbagai sumber. Elemen-elemen yang diperlukan dalam
upaya pengembangan repositori institusi dirumuskan dengan berpedoman pada literatur dan juga best practices sebagai berikut:
A. Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika PPAUME dan
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII yaitu standar kompetensi SDM bidang teknologi informasi menyebutkan jenis-jenis
kompetensi tenaga IT menurut Australian National Training Authority PPAUME 2001. Kompetensi SDM dimaksud juga diperlukan dalam
pengembangan repositori institusi.
B. Sherpa dokumen menerbitkan dokumen tentang staf dan keahlian yang dibutuhkan dalam mengelola repositori. Dalam dokumen dimaksud ditekankan
bahwa dua posisi utama dalam mengelola repositori institusi adalah manajer repositori dan administrator repositori Robinson 2007.
C. Sherpa dokumen menerbitkan standar perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pengembangan repositori institusi diantaranya terdiri dari PHP, Java, MySQL,
SQL Server Robinson 2007. D. Dokumen tentang cara mengembangkan repositori institusi pada tahap awal.
Dokumen dimaksud membahas tentang persiapan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, dan sumber daya manusia yang diperlukan dalam
mengembangan repositori institusi Corletey 2011.
E. IEEE
Institut of Electrical and Electronics Engineers ,
standar IEEE 802.11b. tentang standar WLAN. Dimana standar dimaksud memuat komponen-
komponen infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan repositori institusi.
F. Dokumen Surat Keputusan SK Rektor IPB mengenai serah simpan karya ilmiah Nomor 0613PL2010 yang menguraikan tentang jenis-jenis publikasi
yang wajib dikelola di IPB. Publikasi dimaksud merupakan konten dari IPB Scientific Repository.
G. Berbagai literatur terkait penelitian mengenai perpustakaan digital dan repositori institusi.
H. Wawancara dengan Pimpinanstaf yang menangani repositori institusi di IPB yaitu Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi IPB DIDSI IPB serta
26 Perpustakaan IPB. Dari wawancara dimaksud dilakukan konfirmasi terhadap
komponen-komponen elemen-elemen yang dibutuhkan dalam mengembangkan repositori institusi.
Berdasarkan kajian dimaksud diperoleh bahwa elemen-elemen untuk mengembangkan repositori institusi adalah sebagai berikut:
1. Infrastruktur yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat jaringan.
2. Sumber daya manusia yang terdiri dari network administrator, web developer, dan pengelola repositori institusi.
3. Anggaran yang terdiri dari anggaran untuk pengadaan infrastruktur dan digitalisasi.
4. Konten digital yang merupakan seluruh publikasi institusi dan disesuaikan dengan kebijakan institusi.
5. AturanSOP yang mendukung pengembangan repositori institusi.
Kondisi Elemen-Elemen Pengembangan Repositori Institusi pada Institut Pertanian Bogor
Tahapan penelitian yang dilakukan di IPB adalah evaluasi terhadap infrastruktur yang sedang berjalan dan penyelarasan manajemen pengetahuan
dengan strategi bisnis. Tahapan dimaksud diuraikan sebagai berikut:
Infrastruktur Repositori Institusi IPB
Analisis terhadap infrastruktur terdiri dari analisis terhadap infrastruktur, SDM, konten, aturanSOP, dan anggaran. Analisis terhadap infrastruktur terdiri
dari perangkat lunak, perangkat keras, dan perangkat jaringan. Analisis terhadap infrastuktur diuraikan sebagai berikut: