Pengolahan dan Analisis Data

dinyatakan valid. Hasil perhitungan dan perolehan nilai uji validitas kuesioner yang dinyatakan valid dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian instrument penelitian untuk mengukur kestabilan para responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik Alfa Cronbach. Teknik ini dipilih karena merupakan teknik yang sesuai untuk mengukur reliabilitas dalam sikap. Jumlah sampel uji coba sebanyak 30 responden akan menghasilkan distribusi yang mendekati kurva normal. Dalam teknik uji Alfa Cronbach suatu kelompok item pertanyaan dinyatakan reliabel bilamana angka koefisisen   0,60 Umar 2003, dengan rumus sebagai berikut untuk mencari nilai reliabilitas sebagai berikut: Keterangan : r = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah ragam butir = Ragam Total Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas alfa cronbach menggunakan software IBM SPSS Statistic 20 for Windows dengan tingkat kesalahan sebesar 5 yang telah dilakukan kepada 30 responden, mengasilkan nilai alfa untuk setiap pertanyaan dalam analisis kepuasan kerja adalah sebesar 0,916 dan nilai alfa yang diperoleh pada turnover intentiona dalah 0,925 dan dinyatakan reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan penting dimana data yang telah dikumpulkan bertransformasi, dari tulisan-tulisan, baik berupa transkrip wawancara atau catatan-catatan pengamatan, menjadi data yang mengandung interpretasi dan pemahaman peneliti serta keterkaitan dengan teori dan substansi topik penelitian. Teknik menganalisis data yang dapat digunakan peneliti ini bergantung pada data yang diperolehnya. Jika data-data yang diperoleh merupakan data yang berupa angka maka digunakanlah analisis kuantitatif namun jika data yang diperoleh berupa kata-kata maka digunakanlah analisis kualitatif. Dalam menganalisis data ini peneliti haruslah cermat dalam memilah-milah data sehingga nantinya kesimpulan yang dibuat akan valid dan sesuai dengan data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi kanonik.

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis statistic deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik dan persepsi responden. Langkah awal dalam analisis statistic deskriptif adalah membuat tabel frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden. Data tentang karakteristik dan persepsi responden dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama, ditabulasikan kemudian dipersentasekan. Persentase terbesar merupakan factor dominan dari masing-masing atribut yang diteliti.

3.7.2 Skala Likert

Skala likert adalah skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap, pendapat dan persepsi, serta perilaku seseorang terhadap sesuatu. Adapun model skor menurut Likert: Sangat Tidak Setuju STS skor 1 Tidak Setuju TS skor 2 Cukup Setuju Netral CS skor 3 Setuju S skor 4 Sangat Setuju SS skor 5

3.7.3 Analisis Kepuasan Kerja dan Turnover Intention Karyawan

Pengukuran kepuasan kerja dan turnover intention karyawan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Minnesota Satisfaction Questionnare yaitu pengukuran kepuasan kerja yang menggunakan skala sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas dan sangat tidak puas, kemudian karyawan diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan yang dialami. Skala yang digunakan untuk melihat persepsi responden terhadap kepuasan kerja dan hubungannya dengan tingkat turnover karyawan adalah skala likert. Interpretasi tingkat kepuasan kerja berdasarkan skala likerta dalah sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Puas Tidak Setuju TS = Tidak Puas Cukup Setuju Netral CS = Cukup Puas Setuju S = Puas Sangat Setuju SS = Sangat Puas Interpretasi tingkat turnover intention berdasarkan skala likert adalah sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Ingin Berhenti Tidak Setuju TS = Tidak Ingin Berhenti Cukup Setuju NetralCS = Ragu-Ragu Setuju S = Ingin Berhenti Sangat Setuju SS = Sangat Ingin Berhenti

3.7.4 Korelasi Kanonikal

Menurut Siregar 2011, pengertian dari analisis korelasi kanonik adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan tingkatan asosiasi linier antara dua perangkat variabel, dimana masing-masing perangkat terdiri dari beberapa variabel. Sebenarnya analisis korelasi kanonikal merupakan perpanjangan dari analisis regresi linier berganda yang berfokus pada dua hubungan antara dua variabel yang berskala interval. Fungsi utama teknik ini adalah untuk melihat hubungan linieritas antara variabel-variabel terikat dengan beberapa variabel bebas yang berfungsi sebagai prediktor. Titik perhatian analisis ini adalah korelasi hubungan maka kedua himpunan tidak perlu dibedakan menjadi kelompok variabel tidak bebas dan variabel bebas. Pemberian label Y dan X kepada kedua variat kanonikal hanya untuk membedakan kedua himpunan variabel. Fokus analisis korelasi kanonikal terletak pada korelasi antara kombinasi linier satu set variabel dengan kombinasi linier set variabel yang lain. Langkah pertama adalah mencari kombinasi linier yang memiliki korelasi terbesar. Selanjutnya, akan dicari pasangan kombinasi linier dengan nilai korelasi terbesar di antara semua pasangan lain yang tidak berkorelasi. Proses terjadi secara berulang, hingga korelasi maksimum teridentifikasi. Pasangan kombinasi linier disebut sebagai variat kanonikal sedangkan hubungan di antara pasangan tersebut disebut korelasi kanonikal. Jenis data dalam variat kanonikal yang digunakan dalam analisis korelasi kanonik dapat bersifat metrik maupun non metrik. Analisis korelasi kanonikal dimulai dengan matriks korelasi antara variabel X1, X2, . . . , Xp dan variabel Y1, Y2, . . . , Yq. Dimensi matriks korelasi tersebut adalah p +q × p + q. Matriks korelasi dapat dipecah menjadi empat partisi yaitu matriks A, C, C′ dan B, seperti disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Matriks korelasi Siregar, 2011 Interpretasi variat kanonikal dapat dilakukan dengan melihat koefisien kanonik dengan tiga pilihan metode yang biasa dilaporkan, yaitu bobot kanonik canonical weight, muatan kanonik canonical loadings danmuatan silang kanonik canonical cross-loadings. 1. Bobot kanonik merupakan koefisien kanonik yang telah dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi variabel asal terhadap variat kanonik. Semakin besar nilai koefisien ini menyatakan semakin besar kontribusi variabel yang bersangkutan terhadap variabel kanonik. 2. Beban kanonik menyatakan korelasi variabel terhadap variat dimana variabel bergabung dalam setiap fungsi kanonik. Beban kanonik dapat dihitung dari korelasi antara variabel asal dengan masing-masing variabel kanoniknya. Semakin besar nilai muatan mencerminkan semakin dekat hubungan fungsi kanonik yang bersangkutan dengan variabel asal. 3. Muatan silang kanonik menyatakan korelasi variabel dalam suatu variat terhadap variat kanonikal lainnya. Muatan silang kanonik dapat dihitung dari korelasi antar variabel.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN