5.3 Persiapan
Tahap persiapan pada Perancangan Ruang Terbuka Pondok Indah Townhouse terfokuskan pada persiapan kontrak kerja mengingat proyek tersebut
diberikan PT. Metropolitan Kentjana PT.MK sebagai klien kepada PT. Sheils Flynn Asia PT. SFA sebagai konsultan arsitek lanskap melalui penunjukan
langsung. Tahapan pengerjaan yang telah disepakati di dalam kontrak kerja terbagi menjadi 5 bagian sebagai berikut :
a. Tahap I meliputi proses research, appraisal dan mobilization dengan
waktu pengerjaan 1 minggu. Klien membayar sebesar 10 dari total biaya konsultasi yang dilakukan oleh PT SFA.
b. Tahap II merupakan tahap concept design yang dilakukan selama 6
minggu. Klien membayar sebesar 20 dari total biaya konsultasi sampai dengan tahap pembuatan concept design.
c. Tahap III merupakan tahap pengerjaan draft design development yang
dilakukan selama 6 minggu. Klien membayar sebesar 20 dari total biaya konsultasi sampai dengan tahap draft design development.
d. Tahap IV merupakan tahap final design development yang dilakukan
selama 6 minggu. Klien membayar sebesar 20 dari total biaya konsultasi sampai pada tahap final design development.
e. Tahap V merupakan tahap construction documentation yang dilakukan
selama 10 minggu. Klien membayar sebesar 30 dari total biaya konsultasi untuk tahap pembuatan construction documentation.
5.4 Data dan Analisis
Tahap data dan analisis terdiri dari pengumpulan data dan proses analisis data. Tahap data dan analisis membandingkan latar belakang dan tujuan
pengembangan proyek dengan kondisi tapak saat ini. Pembuatan peta dasar merupakan langkah awal tahap riset dan analisis. Peta dasar merupakan acuan
untuk proses riset dan analisis selanjutnya. Peta dasar yang dibuat haruslah tergambar sederhana dan mudah terbaca.
Proses pengumpulan data untuk pembuatan peta dasar dilakukan dengan 2 cara, yaitu tinjauan langsung ke lokasi proyek maupun didapat dari klien dan
studi pustaka. Data primer didapatkan melalui tinjauan langsung ke lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari klien maupun studi pustaka. Pada
proyek PIT, PT SFA mendapatkan data melalui klien. Data yang didapatkan yaitu data survey berupa topografi dan orientasi tapak terhadap sekitarnya.
Data yang didapatkan diolah sehingga menghasilkan data S Survey yaitu data topografi hasil survey, data MOS Modify Orientation Survey yaitu
modifikasi hasil survey dengan keadaan di sekitar tapak, yang dilengkapi data batas tapak, badan air, dan jalan, serta data B Building yaitu data letak
bangunan pada tapak yang diajukan klien. Keseluruhan data tersebut disajikan dalam format CAD. Data yang didapat dari klien baik skematik maupun deskriptif
diperkuat dengan dilakukannya survey langsung ke tapak site inventory. Site inventory dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara langsung mengenai
tapak dan memastikan keakuratan peta dasar yang dibuat. Kondisi tapak yang berupa ruang yang terbengkalai, dengan kondisi
eksisting fisik yang kurang beragam, memfokuskan kegiatan site inventory untuk menganalis keadaan tapak dari segi visual. Kegiatan ini difokuskan pada
pengamatan meliputi kualitas estetika, fungsi, serta memposisikan diri sebagai pengguna untuk menyimpulkan desain yang terbaik untuk kenyamanan pengguna.
Dalam kegiatan ini, dilakukan juga pengambilan gambar kondisi tapak untuk merekam kondisi di lapang sebagai bahan diskusi di studio. Hasil pengolahan peta
dasar serta rangkuman data yang didapat pada saat inventarisasi diolah menjadi kumpulan data yang mudah dipahami kondisi dan keadaan tapaknya untuk
kemudian dilakukan analisis terhadap tapak tersebut.
Analisis Topografi
Menurut data hasil survey, tapak bagian barat yang berupa lahan terbengkelai yang sering tergenang luapan air sungai Pesanggrahan memiliki
ketinggian 22 m di atas permukaan laut mdpl dan tapak bagian timur merupakab bukit dengan ketinggian 39 m dpl. Tapak bagian barat ini juga
memiliki ketinggian yang berbeda cukup jauh dari tapak bagian timur selisih 17 m dan tapak di sekitarnya 8 m.
Analisis topografi yang telah dilakukan oleh PT. MK menyimpulkan perlu dilakukannya proses cut and fill untuk mencegah luapan air sungai Pesanggrahan
masuk ke dalam tapak. Perincian proses cut and fill tersebut adalah tapak bagian barat dengan ketinggian level 22 mdpl akan diurug menjadi 26 mdpl proses fill
dan tapak bagian timur akan dipangkas dari 39 mdpl menjadi 32 mdpl proses cut. Pada Gambar 9 menjelaskan mengenai proses cut and fill pada proyek PIT.
Gambar 9. Proses Cut and Fill Yang Dilakukan Sumber PT. SFA
Analisis Sirkulasi dan Aksesibilitas
Tapak PIT dapat diakses melalui Jalan Deplu Raya, menuju ke jalan umum yang membelah di tengah tapak. Dari segi keamanan dan efisiensi
pembagian ruang dalam satu komplek perumahan hal tersebut kurang baik untuk dipertahankan. Maka dari itu, PT. MK mengajukan pemindahan jalan umumdari
tengah tapak ke bagian tepi tapakyang disetujui oleh pemerintah DKI Jakarta. Ilustrasi pemindahan jalan umum pada tapak bagian barat dapat dilihat pada
Gambar 10. PT Metropolitan Kentjana juga mengajukan pembuatan jembatan yang menghubungkan kedua tapak. Jembatan tersebut berupa jalan umum
sehingga dapat diakses secara bebas. Gambar ilustrasi pengajuan pembuatan jembatan dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 10. Perpindahan Jalan Umum yang Diajukan PT. MK Sumber PT. SFA
Gambar 11. Ilustrasi Pembuatan Jembatan Penghubung Tapak Sumber PT. SFA
5.5 Konseptual Desain