dan jalan untuk kendaraan bermotor disamakan ketinggiannya dan pembatas berupa kanstin ditiadakan. Penggunaan sign diminimalisir, diganti dengan
perbedaan paving yang cukup mencolok sebagai penanda area shared space. Konsep shared space ini menciptakan keharmonisan antara pejalan kaki
dan kendaraan bermotor, memberikan kesan kedudukan yang setara antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor di jalan. Pengguna kendaraan bermotor
akan terpengaruh secara psikologis untuk berhati-hati dan memperlambat kecepatan kendaraan di area shared space, sedangkan pejalan kaki merasa lebih
nyaman dan aman untuk berjalan di area yang berfungsi sebagai plaza tersebut.
5.5.3 Konsep Elemen Keras Hardscape
Elemen keras pada proyek PIT didominasi oleh perkerasan berupa plaza. Area perkerasan merupakan area publik yang diakses oleh pejalan kaki dan
menghubungkan setiap bagian ruang publik di dalam tapak untuk memudahkan aksesibilitas pengguna. Area perkerasan terdapat mulai dari area penerimaan, area
courtyard, fasilitas publik seperti tennis court, serta pedestrian track di depan setiap unit rumah Gambar 14.
Selain perkerasan, elemen lain seperti wall, kolam, seating, artwork, gate dan bollard juga banyak digunakan. Penempatan wall pada tapak berbeda-beda
fungsinya. Feature wall yang berfungsi sebagai point of interest pada tapak, seating wall yang difungsikan juga sebagai tempat duduk, edge wall sebagai batas
tepi dan juga pengamanan, serta pond wall yang merupakan dinding pada kolam.
5.5.4 Konsep Elemen Lunak Softscape
Elemen lunak pada proyek PIT terbagi menjadi elemen air dan tanaman. Secara garis besar, desain elemen air Pondok Indah Townhouse mengambil tema
aliran air pada sungai maupun riak di tepi pantai pada area di sekitar island. Perwujudan ide desain tersebut tertuang ke dalam kolam sepanjang area courtyard
dan kolam-kolam kecil lainnya sebagai pendukung Gambar 15.
Gambar 14. Konsep Perkerasan Surfacing Sumber PT. SFA
Gambar 15. Konsep Elemen Air Water Element Sumber PT. SFA
Tanaman sebagai elemen lunak yang lain, mendominasi tapak. Tanaman ini diletakkan pada area hijau atau green area, yang merupakan area penanaman
pohon dan semak. Pada proyek Pondok Indah Townhouse, area hijau terletak menyebar pada keseluruhan tapak. Area hijau pada perancangan PIT memiliki
luas yang lebih besar dari green area pada RTRW kota. Area hijau eksisting seluas 5.509 m
2
sedangkan area hijau yang diajukan seluas 7.709 m
2
dengan luas area terbangun seluas 22.882 m
2
pada tapak bagian barat dan 7.805 m
2
pada tapak bagian timur. Penambahan area hijau pada tapak PIT dapat dilihat secara spasial
pada Gambar 16 dan 17.
Gambar 16. Area Hijau Eksisting Sumber PT. SFA
Gambar 17. Area Hijau dan Area Terbangun yang Diajukan Sumber PT. SFA
Konsep penanaman tanaman terbagi menjadi penanaman pohon dan semak yang disusun bertingkat untuk mengisi area hijau dengan optimal.
1. Pohon
Jenis pohon yang digunakan memiliki variasi ukuran, jenis pohon tinggi, pohon sedang, maupun pohon rendah dan bersifat menyebar pada
keseluruhan tapak Gambar 18.
Gambar 18. Konsep Penanaman Pohon Trees Sumber PT. SFA
2. Semak
Semak dan tanaman penutup tanah TPT pada area ruang terbuka Pondok Indah Townhouse ditanam menyebar pada keseluruhan area hijau.
Semak dan TPT berada di sekitar pohon untuk memberikan ketinggian level yang berbeda serta mengisi ruang yang kosong. Penanaman semak
juga memberikan fungsi estetik pada tapak. Dalam menentukan semak maupun TPT yang digunakan, harus
melihat karakteristik tanaman tersebut. Pemilihan semak dan TPT disesuaikan dengan lokasi penanaman, baik di bawah naungan pohon,
mendapat cahaya matahari pejnuh, maupun tanaman air. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil tumbuh semak yang maksimal,
sesuai dengan karakteristiknya.
5.6 Design Development