Perangkat Pembingkaian Perangkat Penalaran Reasoning Devices

88 Kekerabatan matrineal memberi posisi kedudukan setara antara perempuan dan laki-laki dimana perempuan sebagai puncak dan sebagai titik sentral dan membentuk kaum. Adat dan budaya minang menempatkan perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan

5.3.2. Perangkat Pembingkaian

Pada tayangan ini perangkat pembingkaian dipakai untuk beberapa tujuan, pertama : bahwa masyarakat Minangkabau menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal. Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat Minang.Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan.Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande se-ibu. Sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando ipar dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan teks berikut : Matrineal adalah merupakan suatu aspek utama dalam mendefenisikan identitas masyarakat minang Kedua, citra lain yang ditonjolkan dari perangkat pembingkai adalah menyangkut aspek konsekwensi dari system matrineal yang dianut tersebut membuat kepemilikan Rumah Gadang sebagai harta pusaka diturunkan kepada perempuan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan teks berikut : Sistem matrilineal membuat kepemilikan Rumah Gadang sebagai harta pusaka diturunkan kepada perempuan Catchphases tersebut ditas menekankan bahwa penerapan system matrilineal memberi keberpihakan lebih kepada pihak perempuan bukan hanya secara materil namun juga secara psikologis, dimana bagi masyarakat Minangkabau, Rumah Gadang adalah satu di antara simbol budaya yang menjadi milik berharga suatu kaum di Ranah Minang dan menurut pesan leluhur, Universitas Sumatera Utara 89 mempertahankan Rumah Gadang adalah tugas mulia yang harus didahulukan.Mengacu kepada kondisi tersebut sangat jelas bahwa kaum perempuan di Minangkabau memiliki eksistensi dan posisi tawar bahkan marwah yang lebih besar.

5.3.3. Perangkat Penalaran Reasoning Devices

Sebuah gagasan tidak hanya berisi kata atau kalimat, gagasan itu juga selalu ditandai oleh dasar pembenar tertentu, alasan tertentu dan sebagainya. Dasar penalaran tersebut bukan hanya meneguhkan suatu gagasan atau pandangan, melainkan juga membuat gagasan menjadi tampak benar, absah dan demikian adanya Reasoning Devices Perangkat Penalaran. Perangkat ini terbagi menjadi tiga perangkat yaitu roots, appeals to principle dan consequences.Gagasan atau tema yang ditonjolkan dalam liputan ini dibangun dengan pembenaran-pembenaran tertentu. Secara umum perangkat penalaran pada teks liputan ini digunakan untuk memberi argumen seberapa relevan konsekwensi tanggungjawab yang harus di emban oleh kaum wanita dalam system penerapan matrineal dalam kehidupan social Masyarakat Minangkabau. Dalam hal ini penggambarannya dibingkai dengan memberi pembenaran dengan strategi roots sebagaimana cuplikan teks sebagai berikut: Perempuan Minangkabau harus kuat dan kokoh sebab dialah yang akan menentukan tegak apa tidaknya sistem matrineal, dihargai atau tidak datuk atau kepala kaumnya. Perangkat penalaran pada tayangan ini juga mengangkat pola lain yang mana dapat dilihat pada penggambaran media saat menyebutkan bahwa Perjuangan perempuan minang dalam mempertahankan Rumah gadang dan Universitas Sumatera Utara 90 budayanya diperkuat dengan pembentukan organisasi Bundo Kanduang.Hal ini merupakan suatu kondisi yang sedang digalakkan saat ini di kalangan masyarakat Minangkabau yang mana dalam menyikapi realitas semakin berkurangnya jumlah dan keberadaan Rumah Gadang yang merupakan pusaka dan citra utama masyarakat Minangkabau maka dari berbagai elemen pemerhati kebudayaan baik dari pemerintah, lembaga-lembaga, instansi dan akademisi turun ke lapangan untuk mengkampanyekan usaha dan upaya melestarikan keberadaan dan eksistensi rumah gadang yang salah satunya dilaksanakan dengan strategi pembentukan organisasi Bundo Kanduang. Bundo kanduang di ranah Minangkabau merupakan ujung tombak dalam merealisasikan dan melestarikan segala adat dan budaya Minang ditengah masyarakat. Organisasi ini dibentuk berlandaskan pada pemikiran dasar bahwa tumbuhnya generasi yang memahami dan melaksanakan adat dan budaya yang diinginkan sangat tergantung kepada peran aktif bundo kanduang yang notabene adalah seluruh kaum ibu di Minangkabau. “Bondo kandaung adalah kapai tampek batanyo, kapulang tampek babarito, kok auih tampek mintak aia, peran dan fungsi yang sangat dalam pada pepatah ini menuntut kerja keras dari Bundo kanduang untuk mampu menggiring generasi muda kita sebagai pewaris adat dan budaya dimasa yang akan datang, Penalaran ini juga semakin diperkuat narasi yang menunjukkan sebuah fenomena aksi dan reaksi, dimana dalam hal ini amanah yang diembankan bagi kaum perempuan minang sebagai penentu pertahanan rumah gadang disikapi dengan pengorganisasian diri para kaum perempuan Minangkabau dalam satu wadah yang bernama Bundo Kanduang sebagai tempat mereka menyatukan visi dan misi terkait amanah yang mereka emban tersebut. Universitas Sumatera Utara 91 Peran Bundo kanduang di ranah Minang memang sangat menentukan teraplikasinya adat dan budaya ditengah masyarakat. Terlebih menghadapi tantangan dengan segala kemajuan dan perubahan yang terjadi dewasa ini. Mengakibatkan generasi muda sekarang mulai mengabaikan tuntunan yang ada dalam adat dan budaya Minangkabau dalam menjalani kehidupan sehari- hariNarasi dan fakta yang disusun sedemikan rupa tersebut sehingga membuat roots yang membenarkan bahwa fenomena tersebut sangat relevan. Hal ini tampak pada kutipan teks berikut: Perjuangan perempuan minang dalam mempertahankan Rumah gadang dan budayanya diperkuat dengan pembentukan organisasi Bundo Kanduang Pertahanan rumah gadang ditentukan oleh perempuan yang masih menjaga adat dan tradisinya Perangkat penalaran juga dipakai untuk menggambarkan bahwa Masyarakat Minangkabau memiliki optimisme dan keyakinan yang tinggi terhadap kelestarian dan keberlanjutan kebudayaan Minangkabau maupun Rumah Gadang. Dalam hal ini masyarakat Minangkabau memiliki strategi dan juga komitmen dalam menjaga dan mempertahankan nilai-nilai adat budaya dan kearifan lokal sehingga masih dapat diteruskan kepada generasi-generasi selanjutna sepanjang masa. Hal ini diajukan dengan memakai pembenar berupa Appeal to Principle dengan mengatakan pembenaran bahwa Rumah gadang adalah pusaka kaum yang tidak dapat dijual hanya bisa di gadai, peraturan adat ini membuat kelangsungan hidup dan budaya masyarakat minang terjamin. Reasoning seperti ini dapat dilihat pada cuplikan teks berikut : Selagi masih ada perempuan maka rumah gadang akan tetap ada . Reasoning seperti ini dapat dilihat pada cuplikan teks berikut Universitas Sumatera Utara 92 Pembenaran dalam teks dipergunakan untuk menekankan kepada khalayak bahwa terdapat sebuah alasan yang sangat mendasarfundamental terkait dengan stigma yang tertanam di tengah-tengah kehidupan masyarakat Minangkabau bahwa pertahanan Rumah Gadang ditentukan oleh keberadaan kaum perempuan. Universitas Sumatera Utara 93

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN