45 1999:107. Framing jenis ini maupun sebelumnya dapat digunakan sebagai
kegiatan interpretasi dan proses informasi.
2.6.3 Tipologi Framing
Tipologi ini dapat diarahkan ke dalam tiga orientasi. Pertama, orientasi terhadap konsep framing itu sendiri dan hubungan antara framing dan variabel
lainnya. Kedua, tipologi harus menyediakan informasi tentang jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam penelitian framing.
1. Apabila dipakai orientasi media frames sebagai variabel terikat, kita
seharusnya menanyakan: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jalan seorang wartawan atau
kelompok sosial lainnya menulismenganalisis sebuah isu? Bagaimana proses ini bekerja dan sebagai hasilnya, kemasan seperti
apakah bingkai yang digunakan oleh wartawan? 2.
Apabila digunakan orientasi media frames sebagai variabel bebas, kita seharusnya menanyakan:
Media frames jenis apa yang mempengaruhi persepsi para audien terhadap isu-isu tertentu dan bagaimana proses itu bekerja?
3. Apabila digunakan orientasi individual frames sebagai variabel bebas, kita
seharusnya menanyakan: Seberapa jauh audien mampu memainkan peran aktif dalam membangun
pemahamanpersepsi dan penolakan terhadap media? 4.
Apabila digunakan orientasi individual frames sebagai variabel terikat, kita seharusnya menanyakan:
Universitas Sumatera Utara
46 Sejauh mana analisis framing seseorang mempengruhi persepsinya
terhadap suatu isu? Ke-empat, tipologi ini masih terus dikaji untuk mendapatkan pemahaman bersama
mengenai konsep framing. Model Proses Framing Proses analisis ini dibagi menjadi empat bagian
yaitu : 1.
Frame Bulding Bangunan BingkaiFrame Studi-studi ini mencakup tentang dampak faktor-faktor seperti pengendalian
diri terhadap organisasi, nila-nilai profesional dari wartawan, atau harapan terhadap audien terhadap bentuk dan isi berita. Meskipun demikian, studi
tersebut belum mampu menjawab bagaimanakah media dibentuk atau tipe pandangananalisis yang dibentuk dari proses ini. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah proses yang mampu memberikan pengaruhnya terhadap kreasi atau perubahan analisa dan penulisan yang diterapkan oleh wartawan.Frame
bulding meliputi kunci pertanyaan: faktor struktur dan organisasi seperti apa yang mempengaruhi sistem media, atau karakteristik individu wartawan
seperti apa yang mampu mempengaruhi penulisan sebuah berita terhadap peristiwa. Gans, Shoemaker, dan Reeses menyaranan minimal harus ada tiga
sumber-sumber pengaruh yang potensial. Pengaruh pertama adalah pengaruh wartawan. Wartawan akan lebih sering membuat konstruksi analisis untuk
membuat perasaan memiliki akan kedatangan informasi. Bentuk analisa wartawan dalam menulis sebuah fenomena sangat dipengaruhi oleh varibel-
variabel, seperti ideologi, perilaku, norma-norma profesional, dan akhirnya lebih mencirikan jalan wartawan dalam mengulas berita. Faktor kedua yang
Universitas Sumatera Utara
47 mempengaruhi penulisan berita adalah pemilihan pendekatan yang digunakan
wartwan dalam penulisan berita sebagai konsekuensi dari tipe dan orientasi politik, atau yang d
isebut sebagai “rutinitas organisasi”. Faktor ketiga adalah pengaruh dari sumber-sumber eksternal, misalnya aktor politik dan otoritas.
2. Frame setting Pengkondisian Framing
Proses kedua yang perlu diperhatikan dalam framing sebagai teori efek media adalah frame setting. Para ahli berargumen bahwa frame setting didasarkan
pada proses identivikasi yang sangat penting. Frame setting ini termasuk salah satu aspek pengkondisian agenda agenda setting. Agenda setting lebih
menitikberatkan pada isu-isu yang menonjolpenting, frame setting, agenda setting tingkat kedua, yang menitikberatkan pada atribut isu-isu penting. Level
pertama dari agenda setting adalah tarnsmisi objek yang penting, sedangkan tingkat kedua adalah transmisi atribut yang penting.
Namun, Nelson dalam Scheufele 1999:116 menyatakan bahwa analisa penulisan berita
mempengaruhi opini dengan penekanan nilai spesifik, fakta, dan pertimbangan lainnya, kemudian diikuti dengan isu-isu yang lebih besar, nyata, dan relevan
dari pada memunculkan analisa baru. 3.
Individual-Level Effect of Farming Tingkat Efek Framing terhadap Individu Tingkat pengaruh individual terhadap seseorang akan membentuk beberapa
variabel perilaku, kebiasaan, dan variabel kognitif lainnya telah dilakukan dengan manggunakan model kota hitam black-box model. Dengan kata lain,
studi ini terfokus pada input dan output, dan dalam kebanyakan kasus, proses yang menghubungkan variabel-variabel kunci diabaikan. Kebanyakan
Universitas Sumatera Utara
48 penelitian melakukan percobaan pada nilai keluaran framing tingkat individu.
Meskipun telah memberikan kontribusi yang penting dalam menjelaskan efek penulisan berita di media dalam hubungannya dengan perilaku, kebiasaan, dan
variabel kognitif lainnya, studi ini tidak mampu menjelaskan bagaimana dan mengapa dua variabel dihubungkan satu sama lain.
4. Journalist as Audience Wartawan sebagai Pendengar Pengaruh dari tata
mengulas berita pada isi yang sama dalam media lain adalah fungsi beragam faktor. Wartawan akan lebih cenderung untuk melakukan pemilihan konteks.
Di sini, diharapkan wartawan dapat berperan sebagai orang yang mendengarkan analisa pembaca sehingga ada timbal balik ide. Akibatnya,
analisa wartawan tidak serta merta dianggap paling benar dan tidak terdapat kelemahan. Questioning Answers or Answering Questioning Menjawab
Pertanyaan atau Mempertanyakan Jawaban?Perkembangan efek media, konsep pengulasan sebuah peristiwa masih jauh dari apa yang sedang
diintegrasikan dalam sebuah model teoritis. Hasilnya, sejumlah pendekatan framing dikembangkan tahun-tahun terakhir, namun hasil perbandingan
empiris masih jauh dari apa yang diaharapkan. Oleh karena itu, penelitian masa depan harus mampu menggabungkan penemuan-penemuan masa lalu ke
dalam sebuah model dan mampu mengisi kekurangan yang ada sehingga diperoleh model framing yang sempurna. Framing sebagai teori efek media
membutuhkan konsep proses model dari pada terfokus pada input dan output. Oleh karena itu, penilitian masa depan harus mengakomodasi empat kunci di
atas. Model proses diharapakan menjadi acuan kerja masa depan yang secara
Universitas Sumatera Utara
49 sistematis mampu memberikan pemecahan terhadap isu-isu framing dan
melakukan pendekatan detail dalam teori yang koheren.
2.6.4. Konsep Framing