Jenis dan sumber pakan Jumlah dan cara pemberian pakan

Sesuai dengan tubuhnya buaya muara membutuhkan makanan dalam jumlah yang banyak. Semakin besar ukuran tubuhnya makin banyak pula kebutuhan makannya. Jadi, jumlah makanan buaya muara disesuaikan dengan ukuran tubuhnya Iskandar 2009.

5.2.1 Jenis dan sumber pakan

Simanungkalit 2009 jenis makanan yang diberikan pada buaya muara mempunyai bahan dasar ikan segar, udang, kepiting dan daging yang dipotong kecil dan halus. Bila ikan segar kurang kemudian diberikan ikan yang telah diawetkan maka akan terjadi kekurangan vitamin. Jenis makanan buaya muara di penangkaran ini terdiri dari dua macam yaitu mangsa hidup dan mangsa mati yang terdiri dari ayam, bebek, ikan dan daging sapi sudah dipotong-potong. Untuk mangsa hidup buaya muara, biasanya bebek sedangkan yang lain diberikan dalam keadaan sudah mati yakni ayam dan daging sapi. Elmir 2008 menyatakan bahwa pemilihan pakan yang tepat dapat mempercepat pertumbuhan buaya di penangkaran jika dibandingkan pertumbuhan buaya di alam. Makanan berupa ayam, daging sapi dan bebek di datangkan dari tempat potong hewan sedangkan untuk ikan beli di pasar Bekasi. Selain dari pasar Bekasi sumber pakan berasal dari tempat pemotongan ayam yang terdapat di Bekasi dan dari pengunjung yang datang. Masyarakat sekitar penangkaran juga ikut berkontribusi dalam ketersediaan pakan karena masyarakat tersebut memberikan hewan ternaknya yang sudah mati untuk pakan buaya yang terdapat di penangkaran. Pakan yang diberikan untuk buaya juga harus tetap memperhatikan kualitas pakan yang diberikan karena dengan pemilihan pakan yang tepat maka akan mempercepat pertumbuhan buaya di penangkaran. Pakan yang paling disukai buaya muara adalah ayam. Jenis pakan yang diberikan oleh pengelola untuk buaya muara dapat dilihat pada Gambar 12. a b c d Gambar 12 Jenis pakan di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya a Ayam broiler; b Daging sapi; c Ikan dan d Bebek.

5.2.2 Jumlah dan cara pemberian pakan

Pemberian pakan di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu. Jumlah makanan disesuaikan dengan jumlah individu dan ukuran. Perkiraan jumlah pemberian pakan di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya dapat dilihat pada Tabel 8. Pakan buaya muara dibedakan antara dewasa, remaja, dan anakan. Untuk buaya muara dewasa dan remaja hampir sama, ada perbedaan pada jenis makanan hidup, pada buaya muara dewasa diberikan daging sapi dan ayam hidup sedangkan pada buaya muara remaja tidak diberikan, hanya diberikan potongan- potongan daging atau ayam mati. Sedangkan pada buaya muara anakan yang baru menetas sampai berumur 1-2 minggu tidak diberi makan karena di dalam tubuhnya masih mengandung persediaan makanan, setelah berumur di atas 2 minggu buaya anakan diberi makan berupa udang dan ikan. Ikan ini dipotong kecil-kecil agar buaya muara anakan dapat memakannya Frank 2008. Tabel 8 Perkiraan jumlah pemberian pakan di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya No Kelas umur buaya Rata-rata berat tubuh buaya gr Kebutuhan pakan terhadap tubuh grminggu ∑ pakan yang diberikan grminggu Keterangan 1 Anakan buaya umur 2 minggu-3 bulan 95-359 95-35,9 40-140 Cukup 2 Anakan buaya umur 4-6 bulan 610-1.960 61-196 160-200 Cukup 3 Buaya muda umur 7 bulan-1 tahun 2.590-4.550 777-1.365 400-1000 Kurang 4 Remaja umur 2-4 tahun 10.689- 16.438 3.206,7- 4.931,4 2000-4000 Kurang 5 Induk 8 tahun 9.400 28.200 4.000 Kurang Sumber : Gumilar 2007, Elmir 2008, Webb dan Manolis 1989. Dilihat dari Tabel 8 jumlah pakan anakan buaya muara di Taman Buaya Indonesia Jaya sudah mencukupi untuk melakukan aktivitas dengan adanya perilaku agresif karena anakan buaya muara tidak kelaparan. Jumlah pakan pada buaya muda sampai dengan indukan masih kurang dengan kebutuhan yang seharusnya diberikan namun berdasarkan pengamatan kondisi buaya terlihat dalam keadaan baik-baik saja tidak terlihat kekurangan pakan. Jika jumlah pakan kurang akan dilakukan sistem roling pada tiap kandang bergantian dalam pemberian pakan. Pemberian mangsa hidup pada buaya muara di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya bertujuan untuk tidak menghilangkan naluri alamiah pada buaya muara itu sendiri yaitu naluri berburu dan memangsa. Buaya muara berburu mangsa dengan cara yang unik, yaitu cukup dengan mengambil posisi diam. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi kamuflase untuk memperoleh mangsanya. Biasanya mangsa akan terpedaya dan sama sekali tidak menyadari mendekati mulut buaya. Kemudian ia mampu bergerak cepat menyambar mangsanya. Yang paling berbahaya dari buaya muara adalah gigitannya yang sangat kuat, sehingga dapat meremukkan tulang dari mangsanya. Gigi-gigi buaya muara umumnya adalah gigi taring yang menyebar merata di seluruh permukaan dalam mulutnya. Sehingga dengan rahang yang sangat kuat ditunjang dengan deretan gigi yang menyerupai gergaji, maka jarang ada mangsa yang dapat lolos dari gigitannya Iskandar 2009.

5.2.3 Kandungan gizi pakan