Suhu dan kelembaban kandang

sesuai dengan jenis buaya yang hidup di area tersebut, serta belum adanya pencemaran oleh limbah industri atau lainnya akibat aktivitas manusia. Pada penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya sumber air berasal dari kolam tanah. Air dari kolam disedot dengan bantuan diesel kemudian disalurkan dengan menggunakan selang. Kualitas air di penangkaran ini tergolong dalam kategori baik karena berasal dari bak penampungan. Bak penampungan memiliki fungsi untuk menampung air sehingga dapat menjamin pasokan air jika pompa sewaktu-waktu mengalami kerusakan. Untuk memenuhi kebutuhan air tiap kandang, air dari bak penampungan dialirkan dengan menggunakan selang panjang, sesuai dengan yang disarankan Fakultas Kehutanan IPB 1990, bahwa sebaiknya tidak mengalirkan air dari satu kolam untuk mengisi kolam berikutnya karena untuk menghindari adanya kontaminasi atau penularan penyakit dari satu kolam ke kolam lainnya.

5.1.6 Suhu dan kelembaban kandang

Berdasarkan hasil pengukuran suhu kandang di penangkaran buaya muara Taman Buaya Indonesia Jaya menunjukkan kondisi suhu yang relatif stabil. Suhu kandang pada pagi hari berkisar 25-29°C, siang hari berkisar 30-33°C, dan sore hari berkisar antara 29-31°C. Kondisi tersebut sesuai dengan pernyataan Frye 1991 bahwa suhu optimal untuk reptil di daerah tropis berkisar 29,5-37°C. Kondisi suhu di penangkaran TBIJ ini juga sesuai dengan pernyataan Elmir 2008 bahwa buaya di penangkaran relatif masih dapat mengkonsumsi makanan pada kisaran temperatur udara 24,5-34°C. Kondisi suhu kandang di penangkaran TBIJ dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Grafik suhu kandang di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya. Gambar 10 menunjukkan bahwa suhu kandang di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya cukup stabil untuk memanaskan suhu tubuh buaya muara yang ada di dalam kandang. Pada pagi hari saat matahari bersinar buaya muara melakukan basking berjemur dan pada siang hari buaya muara akan berendam di air agar badannya dingin. Kelembaban kandang pada pagi hari berkisar 84-92, siang hari berkisar 73-85 dan sore hari berkisar 78-85. Kelembaban kandang di penangkaran TBIJ sesuai dengan pernyataan Frye 1991, bahwa kelembaban kandang reptil di daerah tropis sekurang-kurangnya berkisar antara 80-90. Fluktuasi kelembaban dalam kandang dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Grafik kelembaban kandang di penangkaran. Gambar 11 menunjukkan bahwa kelembaban kandang di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya lebih tinggi pada waktu pagi hari dibandingkan pada waktu siang dan sore hari hal ini diakibatkan pada pagi hari suhu kandang dan intensitas cahaya matahari yang masuk relatif lebih rendah. Kelembaban tinggi atau terlalu rendah akan berpengaruh pada kesehatan buaya itu sendiri. Kelembaban tinggi dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri atau jamur sedangkan kelembaban rendah dapat menyebabkan buaya mengalami dehidrasi Power 2010. Di penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya ini pengaturan suhu dan kelembaban masih dilakukan secara alami belum dilakukan dengan teknologi canggih.

5.2 Pengelolaan Pakan

Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan organisme. Pada buaya, pemberian pakan ditunjukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, akan tetapi juga untuk mencapai tingkat produksi yang setinggi- tingginya. Bahkan karena biaya makanan dalam usaha penangkaran merupakan biaya tidak tetap terbesar, tingkat produksi tersebut harus diusahakan dapat tercapai dengan biaya makanan yang semurah-murahnya Harto 2010. Buaya muara termasuk kategori hewan karnivora yakni pemakan daging. Variasi dan kuantitas yang dimakan sangat tergantung dari umur buaya muara.