BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di penangkaran buaya Taman Buaya Indonesia Jaya yang terletak di Desa Suka Ragam Kecamatan Serang, Kabupaten Bekasi,
Provinsi Jawa Barat Gambar 3. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai Oktober 2012. Taman Buaya Indonesia Jaya ini memiliki areal
seluas 1,5 hektar.
Gambar 3. Peta Lokasi Bekasi, Jawa Barat.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah kamera digital, alat tulis, tallysheet, panduan wawancara, meteran, kertas lakmus dan termometer dry-wet.
Bahan atau obyek yang digunakan untuk penelitian ini adalah buaya muara Crocodylus porosus.
3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian mencakup dua kategori yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan dari
narasumber asli pihak pertama. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga hanya tinggal mencari, mengumpulkan dan dipergunakan
sebagai pendukung data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi lapang, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Jenis dan metode
pengumpulan data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data
No Data yang diambil
Jenis Data Metode pengumpulan data
Primer Sekunder
Observasi Wawancara
Studi Literatur
1 Kandang
-
2
Perawatan kesehatan
-
3 Reproduksi
-
4
Pakan
-
5 Pemanfaatan hasil
-
6
Satwa lain
-
- -
7 Sarana pendukung
-
-
- 8
Vegetasi
-
- -
9 Sejarah penangkaran
-
-
10
Tujuan penangkaran
- -
11 Manfaat penangkaran
-
-
12
Kondisi umum -
-
-
13 Stuktur organisasi
-
- -
14
pH sumber air
Penjelasan jenis data primer yang dikumpulkan berdasarkan Tabel 1 adalah sebagai berikut :
1. Pakan terdiri dari : jenis pakan, sumber pakan, jumlah pakan yang dimakan,
waktu pemberian pakan dan cara pemberian pakan. 2.
Penyakit dan perawatan kesehatan kandang terdiri dari : jenis penyakit yang pernah dialami, sedang dan sering diderita oleh buaya muara dan cara
perawatan. 3.
Derajat keasaman pH sumber air yang digunakan untuk pengairan kolam dalam kandang buaya muara.
4. Reproduksi terdiri dari : pemilihan bibit, penentuan jenis kelamin, musim
kawin dan jumlah telur yang dihasilkan, serta tahapan penetasan telur. 5.
Perkandangan terdiri dari : a jenis kandang, b jumlah dan ukuran kandang, c kontruksi kandang, d sarana dan prasarana kandang tempat makan,
minum dan bersarang, e suhu dan kelembaban kandang, f perawatan kandang.
6. Pemanfaatan hasil terdiri dari : pemanfaatan hasil dari penangkaran berupa
produk barang dan jasa wisata.
Adapun data sekunder yang dikumpulkan meliputi : 1.
Peta lokasi penangkaran peta Bekasi. 2.
Kondisi umum penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya. Penjelasan metode pengumpulan data berdasarkan Tabel 1 adalah :
1. Observasi lapang dilakukan dengan cara mengamati dan mengikuti secara
langsung pelaksanaan pengelolaan penangkaran buaya oleh petugas lapang di lapang. Dalam pelaksanaannya peneliti terlibat dalam kegiatan pemeliharaan
buaya muara bersama-sama dengan Animal keeper di lokasi penelitian. a.
Pengamatan langsung dilakukan terhadap buaya muara yang dipelihara di penangkaran yang meliputi aspek : i pakan jenis pakan yang diberikan,
jumlah,waktu dan cara pemberian pakan, ii jenis penyakit yang sedang diderita oleh buaya muara, iii reproduksi penentuan jenis kelamin dan
perlengkapan penetasan telur, iv kandang jenis, kontruksi, sarana dan prasarana kandang, jumlah buaya muara dalam kandang, dan perawatan
kandang, v produk yang dijual di penangkaran, vi satwa lain yang dipelihara di penangkaran, vii vegetasi yang terdapat di penangkaran, viii
fasilitas yang terdapat di penangkaran. b.
Pengukuran dilakukan terhadap kandang, suhu, derajat keasaman sumber air dan kelembaban kandang adalah :
- Pengukuran setiap jenis kandang dilakukan dengan mengukur panjang
m, lebar m, dan tinggi m dengan menggunakan alat ukur meteran. -
Pengukuran kelembaban dan suhu dalam kandang dengan menggunakan termometer dry-wet. Pengukuran suhu dilakukan pada pagi hari sampai
dengan sore hari dengan cara menggantungkan termometer di dalam kandang.
- Pengukuran derajat keasaman sumber air dengan menggunakan kertas
lakmus ke dalam kolam yang digunakan untuk pengairan ke kolam yang terdapat dalam kandang buaya muara.
c. Mengikuti kegiatan bersama Animal keeper dengan aktif mengikuti perawatan
kandang, waktu dan cara pemberian pakan buaya muara.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pendekatan sosial. Penentuan responden dilaksanakan berdasarkan purposive sampling. Responden
yang diwawancarai yakni pemilik penangkaran buaya Taman Buaya Indonesia Jaya, Kepala Bagian Umum, karyawan khususnya petugas Animal keeper
penangkaran, masyarakat yang berada di sekitar lokasi penangkaran. a.
Wawancara kepada pemilik penangkaran buaya Taman Buaya Indonesia Jaya mengenai sejarah, tujuan dan manfaat didirikan penangkaran.
b. Wawancara kepada Kepala Bagian Umum mengenai seluruh aspek
pengelolaan penangkaran. c.
Wawancara kepada Animal keeper yang menangani buaya muara mengenai seluruh aspek teknis pengelolaan penangkaran.
d. Wawancara kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi penangkaran
Taman Buaya Indonesia Jaya yang terkena dampak positif dan negatif dengan adanya keberadaan penangkaran Taman Buaya Indonesia Jaya.
e. Studi literatur yakni data yang dikumpulkan melalui studi pustaka dari
berbagai macam informasi yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendukung data yang dihasilkan. Studi literatur diperoleh dari penelusuran
dokumen penangkaran buaya TBIJ, perpustakaan dan internet. 3.
Dokumentasi Data hasil observasi lapang dan wawancara didukung dengan dokumentasi
berupa foto dan rekaman video agar data dapat berkesinambungan antara observasi lapang, wawancara dan dokumentasi.
3.4 Analisis Data 3.4.1