11 menunjukkan bahwa informasi mengenai restoran masih banyak dilakukan
dengan cara word of mouth. Cara seperti ini diyakini lebih mudah dipercaya oleh konsumen karena adanya pengalaman yang nyata dari orang lain. Selanjutnya
konsumen akan mencari informasi lain yang lebih mendalam mengenai aspek- aspek yang menjadi fokus utama yang terkandung dalam informasi tersebut. Rasa
dari makanan dan minuman merupakan hal penting dan menjadi fokus perhatian utama konsumen yang diikuti dengan atribut harga.
3. Evaluasi Alternatif
Pada tahap ini, konsumen akan mulai mencari dan memilih alternatif restoran yang akan dikunjungi. Putri 2008 mengkaji bahwa pada tahap evaluasi
alternatif konsumen akan memproses informasi mengenai pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Dalam hal ini faktor utama yang menjadi
pertimbangan awal konsumen dalam melakukan pembelian di restoran yang menjadi objek penelitian Restoran DBC Spageti yaitu karena rasa. Kualitas
rasa yang terjamin dan unik membuat konsumen tertarik untuk berkunjung ke restoran dan juga menyebabkan konsumen melakukan pembelian kembali. Selain
rasa, lokasi restoran juga menjadi pertimbangan awal dalam melakukan pembelian, dan suasana restoran yang nyaman.
Ginting 2009 mengemukakan bahwa pada tahap evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif dalam hal ini Rumah Makan Dinar
dievaluasi dan dipilih oleh konsumen untuk dikunjungi. Cita rasa makanan dan minuman merupakan indikator pertama yang menjadi pertimbangan awal bagi
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Hal ini disebabkan makanan yang disajikan Rumah Makan Dinar dibuat dari bahan baku dan bumbu alami
sehingga memiliki cita rasa yang khas. Selain itu, atribut yang menjadi pertimbangan adalah lokasi yang strategis dan mudah dijangkau serta keamanan
dan kenyamanan restoran.
4. Pembelian
Tahap pembelian merupakan tahap dimana konsumen dituntut untuk menentukan mengenai kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana
membayar. Tahap ini merupakan tahap besar dari suatu proses pembelian konsumen. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Putriana 2010, tahap
12 keputusan pembelian dilihat dari niat mengkonsumsi produk Midori Japanese
Restaurant dan dengan siapa konsumen melakukan pembelian. Pembelian secara terencana sejak awal merupakan atribut yang memiliki persentase paling besar
jika dibandingkan dengan atribut merasakan niat membeli ketika melihat Restoran Midori ini. Sementara konsumen melakukan pembelian dengan teman merupakan
persentase terbesar jika dibandingkan dengan keluarga atau pun seorang diri. Sianturi 2010 mengemukakan bahwa pada tahap pembelian konsumen
cenderung memutuskan untuk melakukan pembelian di Restoran D’Cost tergantung dengan situasi. Sedangkan pihak yang mempengaruhi konsumen
melakukan kunjungan pada restoran tersebut didominasi oleh teman, yang persentase dibawahnya diikuti dengan inisiatif sendiri dan keluarga. Selain itu
dikaji juga mengenai waktu kunjungan yang paling sering dilakukan oleh konsumen, yaitu pada siang hari 46 persen yang besarnya memiliki selisih yang
kecil dengan waktu kunjungan responden pada sore hari 42 persen. Untuk pengelompokkan responden berdasarkan hari kunjungan ditunjukkan bahwa
konsumen tidak menentukan hari dalam melakukan kunjungan.
5. Hasil Pembelian