6. Kredit mikro tidak selau merupakan jawaban. Kredit mikro tidak sesuai bagi
setiap orang atau setiap situasi. Prinsip- prinsip di atas menunjukan bahwa sebagaimana halnya dengan
banyak orang lainnya, orang miskin juga membutuhkan berbagai macam jasa keuangan yang nyaman, fleksibel, dan penetapan harga yang wajar. Tergantung
keadaan mereka orang miskin tidak saja membutuhkan kredit, tetapi juga tabungan, transfer uang, dan asuransi
. Akses terhadap jasa keuangan
berkelanjutan memungkinkan masyarakat miskin meningkatkan pendapatan, meningkatkan aset, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap goncangan
eksternal. Keuangan mikro memungkinkan rumah tangga berpendapatan rendah untuk beralih dari sekedar perjuangan untuk bertahan hidup dari hari ke hari
menuju perencanaan masa depan, peningkatan kondisi kehidupan, serta peningkatan kesehatan dan pendidikan anak-anak.
A. Lembaga Keuangan Mikro
Menurut definisi yang dipakai dalam Microcredit Summit 1997 dalam Wijono 2004, kredit mikro adalah program pemberian kredit berjumlah kecil
kepada warga miskin untuk membiayai kegiatan produktif yang dia kerjakan sendiri agar menghasilkan pendapatan, yang memungkinkan mereka peduli
terhadap diri sendiri dan keluarganya. Lembaga keuangan yang terlibat dalam penyaluran kredit mikro ini umumnya disebut Lembaga Keuangan Mikro LKM.
Menurut Asian Development Bank ADB dalam Ashari 2006, lembaga keuangan mikro microfinance adalah lembaga yang menyediakan jasa
penyimpanan deposits, kredit loans, pembayaran berbagai transaksi jasa payment services serta money transfers yang ditujukan bagi masyarakat miskin
dan pengusaha kecil insurance to poor and low-income households and their microenterprises. Selain itu, terdapat tiga hal yang penting dalam LKM, yang
pertama adalah menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan. Keuangan mikro dalam pengalaman tradisional masyarakat Indonesia seperti lumbung desa,
lumbung pitih nagari dan sebagainya menyediakan pelayanan keuangan yang beragam seperti tabungan, pinjaman, simpanan, deposito maupun asuransi.
Kedua, melayani masyarakat miskin karena memang pada awalnya keuangan
mikro muncul dan berkembang akibat dari permasalahan mengenai sulitnya masyarakat kelas menengah kebawah untuk mengakses modal dari lembaga
keuangan konvensional. Ketiga, menggunakan prosedur dan mekanisme yang fleksibel. Hal ini merupakan konsekuaensi dari masyarakat yang dilayani
sehingga prosedur dan mekanisme yang dikembangkan oleh sistem keuangan mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel.
Selanjutnya, merujuk pada Prabowo 2001 dalam Ashari 2006 bentuk LKM dapat berupa: 1 lembaga formal misalnya bank desa dan koperasi, 2
lembaga semiformal misalnya organisasi non pemerintah, dan 3 sumber-sumber informal misalnya pelepas uang atau rentenir. Hal lain yang perlu diperhatikan
dari LKM adalah LKM dikembangkan berdasarkan semangat untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin, baik untuk kegiatan konsumtif ataupun
kegiatan yang produktif keluarga miskin tersebut. Berdasarkan fungsinya, maka jasa keuangan mikro yang dilaksanakan oleh LKM memeiliki ragam yang luas
yaitu dalam bentuk kredit dan pembiayaan lainya.
B. Usaha kecil Mikro dan Menengah