Estetika secara sederhana adalah ilmu yang membahas keindahan. Bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisamerasakannya. Pembahasan lebih lanut
mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadapsentimen dan rasa. Estetika merupakan
cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Untuk melihat estetika dalam sebuah puisi dapat dilihat berdasarkan 4 empat
unsure pembentuk, yaitu: 1.
kesatuan unity 2.
keharmonisan harmony 3.
keseimbanan balance 4.
fokus atau tekananyang tepat right emphasis
4.4.1 Nilai Kesatuan unity
kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketumggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi hazwani, 2009: 47. Kesatuan merupakan efek
yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi diantara hubungan unsure pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil
tidknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsure-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan.
Nilai kesatuan terdapat dalam pantun terlihat pada unsure-unsur pembentuknya seperti jumlah kata dan jumlah suku kata dalam sebaris. Jumlah kata dan jumlah suku
kata dalam sebaris. Jumlah kata dalam sebaris tiap baris yang terdapat dalam pantun dari bait pertama sampai bait terakhir hampir semua berjumlah sama yakni 4empat kata,
baik kata dasar maupun kata bentukan. Ini terlihat pada bait dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Contoh pantun pada tari persembahan. 1
sunting sari bendera balai sisik bawal tingkab bermeka
tari persembahan lemah gemulai awal salam persembahan pembukaan kata
PTP bait ke 2
2 simpak cabang kala berbuah
batang ditimbun pauh berduri tepak datang diiringin sembah
sembah menyusun sepuluh jari PTP bait ke 4
3 batang ditimbun pauh berduri
seikat kembang kelopak layu datang menyusun sepuluh jari
beginilah adat resam Melayu PTP bait ke 5
Pada bait 2, 4, 5 memperlihatkan bahwa setiap baris dibentuk oleh 4empat kata dasar atau bentukan ini menyatakan bahwa ada kesatuan dan keseragaman
bentuk dalam setiap baris yang terdapat di dalam pantun, sehingga dapat membentuk satu kesatuan.
Begitu pula suku kata yang hampir sama atau antara satu baris dengan baris berikutnya. Jumlah suku kata yang yang terdapat di dalamn sampiran baris pertama dan
Universitas Sumatera Utara
kedua dalam satu bait dengan jumlah suku kata yang terdapat di dalam isi baris tiga dan keempat dalam satu bait, seprti yang terdapat pada bait berikut:
1 sunting sari bendera balai
sisik bawal tingkab bermeka tari persembahan lemah gemulai
awal salam persambahan pembukaan kata PTP bait ke 2
2 batang ditimbun pauh berduri
seikat kembang kelopak layu datang menyusun sepuluh jari
beginilah adat resam Melayu PTP bait ke 5
Pada bait ke 2 jumlah suku kata yang terdapat dalam baris pertama berjumlah 9Sembilandan pada baris ketiga berjumlah 10sepuluh suku kata. Dan baris kedua
berjumlah 9Sembilan suku kata. Dan pada baris keempat berjumlah 11sebelas suku kata.Dengan demikian terdapat kesatuan jumlah suku kata antara baris pertama dan
ketiga serta antara baris kedua dan keempat . Begitu pula yang terdapat pada bait ke 5, jumlah suku kata pada baris pertama
dan baris ketiga berjumlah yakni 9Sembilan suku kata. Dan baris kedua dan baris keempat berjumlah 8delapan suku kata. Dengan demikian terdapat kesatuan jumlah
suku kata antara baris pertama dengan keempat serta antar baris kedua dengan ketiga. Jumlah suku kata dan kata yang sama pada contoh-contoh di atas bukanlah
suatu hal yang tidak disengaja oleh penyair, bahkan sebaliknya, memang disengaja oleh
Universitas Sumatera Utara
penyair untuk menimbulkan daya estetis dari baitr-bait tersebut. Mulai dari pemilihan kata sampai dengan mengkonkritkan kata atau mulai dari tema samapai dengan amanat,
semuanya sengaja disusun oleh penyair. Begitu pula dengan jumlah suku kata dan kata dalam pantun tersebut, telah diperhitungkan penyair jumlahnya agar membentuk
keseragaman atau kesatuan. Kesatuan-kesatuan jumlah suku kata dan kata tersebutlah yang menjadikan
bait-bait puisi yang yang terdapat dalam pantun memiliki nilai-nlai estetis. Hal ini tentu saja menunjang usaha penyair dalam mengungkapkan isi hatinya dan makna yang
terkandung didalam tiap bait dari pantun tersebut.
4.4.2 Nilai Keharmonisan harmony