Tema Nada atau suasana

4.2.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran secara khas yang memperhatikan jiwa serta kepribadian penyair. Artinya, gaya bahasa yang digunakan oleh seorang penyair merupakan refleksi dari pikiran dan jiwanya dalam membuat sebuah karya sastra. Dalam pantun juga terdapat gya bahasa. Ada beberapa gaya bahasa yang terdapat pada bait berikut: Selamat datang tetamu kami Datang berkunjung ke rumah ini Sungguh sangat terkenan dihati Yang kami nanti telah terbukti. PDSKLM bait 1 Pada bait pantun diatas penyair menggunakan gaya bahasa yang berupa satu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

4.3 Analisis Struktur Batin

Struktur batin disebut juga dengan hakikat puisi. Unsur hakikat puisi yakni tema, perasaan, nada, atau sikap penyair terhadap pembaca dan amanat.

4.3.1 Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukan oleh pengarang melalui puisinya. waluyo, 2005: 17. Tema adalah ide pokok atau sesuatu gagasan yang Universitas Sumatera Utara mendasari suatu karya sastra dan dalam karya sastra tema mempunyai unsure-unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk suatu proses prosa. Tema yang banyak terdapat dalam puisi ada beberapa seperti pendapat waluyo, 2005: 17 adalah tema ketentuan religius, tema kemanusiaan, cinta, dan tema kesetiakawanan. Tema yang banyak terdapat dalam pantun adalah tema kebudayaan dan ketuhanan setelah melihat persoalan yang menonjol pada pantun kalau tema yang terdapat dalam pantun bertemakan adat istiadat. Yang menceritakan tentang adat istiadat masyarakat melayu. Pihak perempuan Sabar tuan hamba Niat baik nak menghadang Bukan pula menunjukkan calak melagak lantang Hanya ingin memadu resam terbilang Agar adat resam melayu takkan hilang Pada kami adat si anak beru Dapat disuruh dikala perlu hai; anak beru tetamu kita dah datang dari jauh tetapi jangan pula dituduh sebagai musuh sambutlah dengan lembaga yang sudah di asuh. PDSL bait ke 1 pihak laki-laki sepanjang adat resam melayu Universitas Sumatera Utara sepanjang janji yang sudah dipandu kami datang bukan nak diadu tapi pada kami ada juga disuruh dikala perlu hai, anak beru silakan masuk kegelanggang hanya ingin memadu resam terbilang insyaallah enkau akan menang PDSL bait ke 2 pihak laki-laki selat murung namanya kampung tempatnya lahir laksanakan hang tuah silat laga sambung menyambung acara penyambutan makin meriah PDSL bait ke 3 telak medang ikut menanti bulat dibulat kain selendang pencak datang silat menanti menyambut rombongan yang sudah datang padi disawah sudah dituai didalam tebat ikan gurami rombongan datang serta mempelai disambut silat adat negeri PDSL bait ke 4 Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Nada atau suasana

Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca dari sikap terciptalah suasana puisi waluyo, 2002: 37 Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pendengar. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca dari sikap itu penting dalam puisi sebab nada menyangkut, masalah sikap penair kepada pembambaca. Ada nada yang digunakan dalam pantun sebagai berikut. 1. Nada menegaskan Nada menegaskan ini biasanya bersifat lugas, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Nada ini biasanya menegaska kembali apa yang telah ditetapkan sebelumnya seperti sejarah, dogma-dogma agama, hukum adat dan lain-lain. Nada ini tercermin pada bait berikut: Asalamualaikum kami ucapkan Pada tuan dan puan orang budiman Kami datang beserta rombongan Mengapa dihadang kami dijalan. PHB bait 1 Wa’alaikum salam kami nantikan Selamat sejahtera para rombomngan Syarat adat tolong sediakan Baru hempang batang kami singkirkan. PHB bait ke 2 Universitas Sumatera Utara Pada bait di atas menegaskan atau menceritakan kembali bahwa untuk membuka kata haruslah dimulai dengan salam agar mendapat ridho dari allah dan syafaat dari rasul. 2. Nada persuasive Menurut KKBI 2005: 864 persuasive adalah bersifat membujuk secara halus supaya lebih yakin, hanya dengan cara….pendekatan itu dapat dilakukan. Nada persuasive ini tergambar pada kutipan berikut: Tepung tawar tepung sejati Tepung anak si raja pati Sial dibuang untung dicari Mengharap ridho allahu robbi Pada bait diatas terlihat bahwa penyair mengisyaratkan kepada si pembaca terutama kaum muda-mudi agar mengikuti apa yang sudah menjad aturan dalam berumah tangga agar memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah, warohma. 3. Nada sugesti Menurut KKBI 2005: 1097 sugesti adalah 1. Pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan: anjuran , saran. 2. Pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakkan hati orang dan sebagainya: dorongan. Dalam hal ini penyair ingin merangsang pembaca agar tergerak hatinyaa; untuk melakukan apa yang dimaksudkan penyair. Nada sugesti terdapat pada bait berikut: Jika pandai pegang kemudi Akan selamat ke tanah seberang Jika nak damai suami istri Jangan dengarkan fitnahan orang. Universitas Sumatera Utara PTTWR bait ke 4 Pada bait di atas memiliki nada sugesti yang kuat, nada tersebut terlihat pada kata-kata” jika nak damai suami istri, jangan dengarkan fitnahan orang” yang mengsugesti pembaca untuk saling percaya dalam menjalani bidukrumah tangga.

4.3.3 Perasaan feeling