Menjadi kenangan berabad-abad
Buah sentul buah rambutan Ulam pegaga tumbuh di laman
Tersenyum simpul pengantin di laman Rasa nak lekas duduk dipelaminan.
4.1.8 Sepatah kata di lamanhalaman
Sepatah kata dilaman adalah tradisi budaya yang berbentuk ucapan kata selamat datangsikapur sirih yang dilaksanakan oleh masing-masing penghulutelangkai
dari kedua belah pihak. Tradisi ini berasal dari daerah batu bara karena dianggap indah dan baik. Hingga saat ini tradisi tersebut sudah selalu dilaksanakan dalam setiap acara
perhelatan perkawinan. Arifin, 2007: 83 Contoh pantun yang digunakan dalam sepatah kata dilaman.
Pihak perempuan Selamat datang tetamu kami
Datang berkunjung ke rumah ini Sunggguh sangat berkenan di hati
Yang kami nanti telah terbukti
Diufuk cerah mentari pagi Bukan memuja bukan memuji
Tidak usai kami menanti Yang kami nanti telah terbukti
Universitas Sumatera Utara
Telah selamat tuan sampai ke taratak kami Sepatah kata mohon diberi
Tandarnya akrab silaturahmi Barulah puas rasa dihati.
Pihak laki-laki Sungguh ahli bait berlapang hati
Menerima kami di rumah yang bertuah ini Di sonsong tepak penuh berisi
Sungguh berkenan di dalam hati
Sunting sari kilau gemilau Lipat pandan sanggul dipadu
Sungguh kami rasa terpukau Disambut adat resam melayu
Dihari baik dibulan baik Kembali kami datang kemari
Membayar hutang memenuhi janji Mengantar anak muda lagi bestari
Agar dapat dipersandingkan dengan putrid Karena syarat dan hutang sudah kami penuhi
Niat baik kami datang
Universitas Sumatera Utara
Hanya ingin memadu Semoga adat resam melayu tidak lah hilang.
Pihak perempuan Buah kundur masak bertindih
Dimakan datin sambil dikunyah Selesai sudah sikapur sirih
Silahka pengantin naik kerumah.
Tapi ingat tuah hamba, Pasang lilin dalam perahu
Perahunya sakat melanda pantai Masih sengaja dihadang pengantin baru
Karena syarat adat belum selesai.
4.1.9 Hempang pintu
Hempang pintu adalah tradisi budaya yang selalu dilaksanakan dalam perhelatan perkawinan Melayu. Dalam pelaksananya dua orang pemuda impal larangan
memgang kain panjang berdiri tepat didepan pintu masuk untuk menghempang pengantin pria dan rombongannya. Pengantin pria beserta rombongannya tidak
diperbolehkan masuk sebelum memberikan kunci berupa uncang yang berisi uang recehan. Arifin, 2007: 85
Pihak laki-laki Buluh sebatang dibelah parang
Parang berbulu kayu tualang
Universitas Sumatera Utara
Disuruh datang kami dah datang Mengapa di pintu kami dihadang
Selendang mayang panglima datin Selendang melekat diatas bahu
Rombongan datang serta pengantin Mengapa di hempang dimuka pintu
Pihak perempuan Buah mengkasi si batang ribung
Gelah menelliti si buah perepat Mengapa tuan menjadi bingung
Ini sudah menjadi lembanga adat.
Menjelang petang lajulah laju perahu laju Keujung seberang hendak dicapai
Hempang pintu resam melayu Sampai sekarang masih dipakai
4.1.10 Pijak batu lagan