3.
Faktor Edukasi
Kepemimpinan adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi, menuju suatu perubahan. Adanya perubahan
menandakan terjadinya proses belajar. Kepemimpinan juga memerlukan kemampuan belajar dalam mentransformasi situasi yang sangat sulit. Robbins, 2001.
b. Interpersonal
1.
Gaya Kepemimpinan
Robbins 2001 mengemukakan pendekatan lebih baru sebagaimana yang telah diuraikan pada pembahasan terdahulu, yaitu teori Atribusi Kepemimpinan,
Kepemimpinan Karismatik dan Kepemimpinan Transaksional –Transformasional.
Teori-teori dari kepemimpinan yang mungkin ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki wawasan dan fleksibel. Mereka harus
mampu menyesuaikan perilaku dan gaya mereka ke situasi yang mendesak. Hal ini tidak mudah dilakukan, namun biasanya pemimpin memiliki gaya pilihan.
Dibutuhkan banyak upaya bagi para pemimpin untuk belajar kapan dan bagaimana untuk mengubah gaya mereka agar sesuai dengan situasi. Seperti
pemimpin harus memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, khususnya pemantauan kepribadian diri sendiri, sehingga mereka dapat mendiagnosis
keadaan dan menyesuaikan perilaku mereka Hogg, 2002.
2.
Perilaku Kepemimpinan
Ketika kepribadian tidak menjadi penentu penting dalam kesuksesan kepemimpinan, kita dapat melihat perilaku pemimpin. Dalam serangkaian studi
tentang interaksi gaya dalam kelompok, Bales Hogg, 2002 menyimpulkan bahwa peran dari
task specialist
dan socio-emotional
specialist
merupakan peran
Universitas Sumatera Utara
kepemimpinan dalam kelompok tetapi tidak ada individu yang dapat menempati kedua peran secara berkesinambungan Hogg, 2002.
Task specialist
cenderung terlibat dan biasanya menawarkan pendapat dan memberikan petunjuk dalam
aspek
task-oriented
dalam kehidupan kelompok.
Socio-emotional specialist
cenderung merespon dan member perhatian pada perasaan anggota kelompok lainnya Hogg, 2002.
Pemimpin yang tinggi dalam
initiating structure
menetapkan tujuan kelompok dan mengatur kerja anggota untuk pencapaian tujuan. Pemimpin yang
tinggi dalam
consideration
memberi perhatian pada kesejahteraan bawahan dan mencari hubungan harmonis dalam kelompok Hogg, 2002.
Penelitian dalam perilaku kepemmimpinan mengindikasikan perbedaan antara orientasi kepemimpinan
task
dan
socio-emotional.
Misumi dan Peterson mengidentifikasi dua fungsi serupa
, task performance
dan
group maintenance
Hogg, 2002. Mereka menyatakan bahwa cara dimana fungsi ini diekspresikan berbeda dari satu budaya ke budaya lain.
3.
Faktor Kultural
Pengertian kultural atau budaya mengacu pada perilaku yang dipelajari yang menjadi karakter cara hidup secara total dari anggota suatu masyarakat tertentu.
kultur atau budaya terdiri dari nilai-nilai umum yang dipegang dalam suatu kelompok manusia; merupakan satu set norma, kebiasaan, nilai dan asumsiasumsi
yang mengarahkan perilaku kelompok tersebut. Kultur juga mempengaruhi nilai dan keyakinan
belief
serta mempengaruhi gaya kepemimpinan dan hubungan interpersonal seseorang Nahavandi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
7. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional