perception
, sedangkan apabila objek persepsi berwujud manusia atau orang disebut
social perception
. Persepsi yang menggunakan diri sendiri sebagai objek persepsi disebut dengan persepsi diri
self-perception
. Menurut Schiffman dalam Sukmana, 2003 persepsi seseorang tentang lingkungan tidak hanya didasarkan
atas alat indera saja penglihatan, pendengaran, sentuhan, akan tetapi juga melibatkan unsur perasaan. Persepsi diri dapat menjadikan orang memahami
keadaan dirinya sendiri dan mampu melakukan evaluasi diri Walgito, 2002. Fieldmen dalam Hartini, 1999 menambahkan bahwa persepsi adalah suatu
proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengolah tanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungan dan
bagaimana segala sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi dan perilaku yang dipilihnya.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses yang diterimanya stimulus melalui proses penginderaan dengan
mengamati, mengetahui serta mengartikan daya mengenal barang, kualitas atau hubungan dan perbedaan.
3. Definisi Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional
Menurut Wutun 2001 konsep kepemimpinan transformasional dari Bass merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang lebih dapat menjelaskan secara
tepat pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Kepemimpinan transformasional
meliputi pengembangan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dengan
Universitas Sumatera Utara
pengikutnya, bukan hanya sekedar sebuah perjanjian tetapi lebih didasarkan kepada kepercayaan dan komitmen Sunarsih, 2001.
Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses dimana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan motivasi
yang lebih tinggi Keller, 1992. Kepemimpinan trasnformasional dapat dicirikan sebagai pemimpin yang berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai yang
relevan bagi proses pertukaran perubahan, kepercayaan, sikap, perilaku, emosional dan kebutuhan bawahan menuju perubahan yang lebih baik ke masa
depan Burns, 1978. Keller 1992 mengemukakan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi, seperti harga diri dan aktualisasi diri, hanya dapat dipenuhi melalui praktik
dalam kepemimpinan transformasional. Sehingga, para bawahan merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat kepada atasan, dan
mereka termotivasi untuk melakukan melebihi apa yang diharapkan hal ini disebut juga dengan persepsi dari bawahannya.
Persepsi menurut Maramis 1999 persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,
mengetahui atau mengartikan setelah pancaindranya mendapat rangsang. Persepsi terhadap kepemimpinan transformasional adalah bagaimana kualitas atau
hubungan antara pemimpin dan bawahannya melalui proses bawahan mengamati, mengetahui atau mengartikan bagaimana kepemimpinan transformasional yang
dimiliki oleh pimpinannya tersebut. Seorang pemimpin transformasional dapat diukur dalam hubungannya
dengan efek pemimpin tersebut terhadap para bawahannya. Pemimpin
Universitas Sumatera Utara
transformasional dapat memberikan dampak atau pengaruh kepada para pengikutnya sehingga terbentuk rasa percaya, rasa kagum dan rasa segan Bass,
1990.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi