Analisis Faktor 1. Pengertian Analisis Faktor

2. Untuk menentukan alternatif yang harus ditempuh dalam upaya menggunakan atau mengembangkan potensi yang ada dalam perusahaan atau organisasi secara efektif dan efisien. 3.2. Analisis Faktor 3.2.1. Pengertian Analisis Faktor Analisis faktor diperkenalkan pada tahun 1927 – 1930 oleh Charles Spearman dan Francis Galton, yang dikembangkan lebih lanjut oleh Thurstone pada tahun 1935. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya dengan faktor Santoso, 2001:248. Fungsi analisis faktor diantaranya : - Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam himpunan variabel R R factor analysis. - Mengelompokkan orang-orang responden ke dalam kelompok-kelompok berbeda di dalam populasi Q factor analysis. - Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis lanjutan regresi, korelasi, atau diskriminan. - Membentuk himpunan dari variabel dengan jumlah lebih sedikit untuk menggantikan sebagian atau seluruh himpunan variabel awal. - Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar. Universitas Sumatera Utara - Menguraikan suatu kaitan kompleks diantara fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan maupun ke dalam bagian-bagiannya serta dapat mengidentifikasikan pengaruh luar independen. Penggunaan metode analisis faktor dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Penyelidikan untuk penemuan exploratory. Analisis faktor digunakan utnuk menyelidiki dan mendeteksi satu pola dari variabel-variabel yang ada dengan tujuan untuk menemukan suatu konsep baru dan kemungkinan pengurangan data dari data besar. 2. Penegasan suatu hipotesa confiratory uses. Analisis faktor digunakan untuk mengadakan pengujian suatu hipotesa menenai struktur dan variabel-variabel baru yang berkaitan dengan sejumlah faktor signifikan yang diharapkan. 3. Alat pengukur measuring devices. Analisis faktor digunakan untuk membentuk variabel-variabel untuk digunakan sebagai variabel baru pada analisis berikutnya.

3.2.2. Model Analisis Faktor

Ada beberapa teknik analisis interdependensi variabel yang dapat dimasukkan dalam analisis faktor yaitu: 1. Analisis Komponen Utama Principle Component Analysis Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linier dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin. Universitas Sumatera Utara 2. Analisis Faktor Utama Common Factor Analysis Merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan sejumlah dimensi dalam data faktor yang tidak mudah untuk dikenali.

3.2.3. Langkah-Langkah Analisis Faktor

Langkah – langkah analisis faktor adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan Matriks Data Mentah Matriks data mentah berisi nilai-nilai asli yang diperoleh dari kuesioner penelitian. Format matriks adalah m x n, dimana m menyatakan responden dan n adalah jumlah variabel independen. Bentuk matriks adalah sebagai berikut: X 11 X 12 X 13 … X 1p X 21 X 22 X 23 … X 2p . . . . . . . . . . X n1 X n2 X n3 … X np 2. Penyusunan Matriks Korelasi Matriks korelasi merupakan input bagi pengolahan analisis faktor dan matriks ini disusun berdasarkan korelasi antara variable-variabel independen untuk melihat kedekatan hubungan variable. Rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson’s Product moment, yang dirumuskan sebagai berikut: X nxp Universitas Sumatera Utara ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan: r xy = korelasi moment-product N = Jumlah subjek penelitian X = skor dari tes I Y = skor dari tes II ΣX = Sigma atau jumlah X skor butiritem ΣY = Sigma Y skor faktor ΣXY = Sigma perkalian X dan Y 3. Menghitung Rata-rata mean dan Standar Deviasi Rumus menghitung rata-rata, yaitu: ∑ = = n j ij x n x 1 1 Keterangan: x = rata-rata variabel n = jumlah pertanyaan ∑ = n j ij x 1 = jumlah nilai seluruh variabel Rumus menghitung varians, yaitu: 2 1 2 1 i n j ij i x x n s − = ∑ = Keterangan: 2 i s = varians ke-i Universitas Sumatera Utara 4. Pengujian Kelayakan Model Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah model yang digunakan sesuai untuk mengelola data. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: - Matriks korelasi memiliki nilai koefisien antar variabel yang tinggi. Hal ini ditujukan dengan nilai determinan matriks yang harus mendekati nol. - Pengujian yang lain adalah pengujian Bartlett’s Test of Sphericity yang bertujuan untuk melihat apakah matriks korelasi tersebut merupakan matriks identitas atau bukan. Bila merupakan matriks identitas maka matriks tersebut tidak dapat digunakan untuk analisis faktor berikutnya. - Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor digunakan pengukuran Kaiser-Meyer-Olkin KMO. Kriteria pembatas harga KMO menurut Kaiser 1974 adalah: a. Harga KMO ≥ 0,9 menyatakan sangat memuaskan b. Harga 0,8 ≤ KMO 0,9 menyatakan memuaskan c. Harga 0,7 ≤ KMO 0,8 menyatakan cukup memuaskan d. Harga 0,6 ≤ KMO 0,7 menyatakan agak memuaskan e. Harga 0,5 ≤ KMO 0,6 menyatakan kurang memuaskan f. Harga KMO dibawah 0,5 menyatakan tidak memuaskan 5. Perhitungan Nilai Eigen Komunalitas dan Nilai Variasi Nilai eigen menunjukkan tingkat keseragaman yang mampu diterangkan oleh suatu faktor. Semakin besar nilai eigen maka semakin besar keseragaman yang dapat diterangkan oleh faktor tersebut. Nilai komunalitas menunjukkan proporsi keseragaman dari setiap variabel manifes yang diterangkan oleh Universitas Sumatera Utara seluruh faktor. Apabila belum diesktraksi maka nilai komunalitas setiap variabel asal merupakan nilai maksimum yaitu 1. Persentase variasi menunjukkan proporsi variasi yang dapat dijelaskan oleh faktor bersangkutan terhadap total variasi. Menghitung nilai komunalitas, yaitu: 2 2 2 2 1 2 ... im i i i e e e h + + + = − Keterangan: 2 − i h = nilai komunalitas variabel ke–i D = nilai loadings factor ke–I eigen factor Menghitung eigen value dan eigen factor, yaitu: D - λi e’ = 0 [ ] [ ] [ ] [ ] 1 2 1 = − e e b d a c λ Keterangan: λi = nilai eigen value ke-i D = matriks pengumpulan data e = nilai eigen factor Nilai eigen menunjukkan nilai keseragaman yang mampu diterangkan oleh suatu faktor. Semakin besar nilai eigen ≥1 dari suatu komponen, maka semakin besar keseragaman yang dapat diterangkan oleh komponen tersebut. Persentase kontribusi sub-variabel pembentuk variabel menunjukkan proporsi variasi yang dapat dijelaskan oleh faktor tersebut terhadap total variansi. Menghitung total varians, yaitu: Universitas Sumatera Utara Ti = λi p 100 Keterangan: Ti = total varians faktor ke-i p = jumlah item penelitian 6. Ekstraksi Faktor Tujuan utama dari ekstrasi faktor adalah untuk mereduksi variabel-variabel manifes menjadi beberapa faktor. 7. Rotasi Faktor Rotasi faktor digunakan untuk mencari harga maksimum dari kontribusi sub- variabel pada salah satu variabel, sehingga lebih mudah menginterpretasikan variabel tersebut. Metode yang digunakan adalah metode varimaks. 8. Pembobotan Faktor Matriks faktor menunjukkan koefisien yang sudah di standarisasi untuk masing-masing faktor. Koefisien ini disebut juga dengan bobot faktor. Faktor dengan harga mutlak koefisien yang tinggi untuk suatu variabel menunjukkan kedekatan hubungan dengan variabel tersebut. Bobot faktor menunjukkan besarnya kontribusi sub-variabel pada variabel. Sub-variabel yang memiliki bobot faktor yang lebih besar mempunyai pengaruh lebih besar terhadap variabel. Berdasarkan bobot faktor, sub-variabel dikelompokkan ke dalam variabel tertentu dan bobot faktor yang dipilih adalah bobot terbesar dari variabel tersebut. Universitas Sumatera Utara

3.3. Radio Sebagai Sarana Periklanan