ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI ARAH KEBIJAKAN DAN PENTAHAPAN

PEMBANGUNAN DAERAH engingat RPJPD adalah merupakan pedoman bagi rencana pembangunan terkait lainnya, maka penentuan arah pembangunan jangka panjang dan pentahapan pembangunan untuk periode lima tahunan merupakan bagian penting dalam RPJPD Kota Payakumbuh ini. Arah pembangunan jangka panjang menunjukkan sasaran akhir yang ingin dicapai oleh setiap misi pembangunan daerah yang telah ditetapkan semula. Sedangkan pentahapan pembangunan merupakan skala prioritas atau titik berat kegiatan pembangunan kota yang harus dilakukan untuk masing- masing periode lima tahunan dalam mencapai visi pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan semula. Dengan adanya arah dan pentahapan pembangunan daerah ini diharapkan RPJPD Kota Payakumbuh ini akan dapat memberikan gambaran yang jelas dan konkrit tentang peta perjalanan Road Map pembangunan kota selama periode 20 tahun kedepan.

6.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Sebagaimana dijelaskan pada Bab V bahwa visi pembangunan Kota Payakumbuh tahun 2005-2025 adalah Terwujudnya Payakumbuh sebagai Kota Maju dengan Pengembangan Sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Selanjutnya untuk dapat mewujudkan kondisi yang diinginkan tersebut, RPJPD Kota Payakumbuh telah menetapkan pula 6 misi utama pembangunan kota. Pada bab ini keenam misi pembangunan kota tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk arah dan sasaran pembangunan yang lebih konkrit untuk masing-masing aspek dan bidang pembangunan kota. Arah pembangunan tersebut pada dasarnya adalah rincian kondisi yang diinginkan dimasa mendatang untuk dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan terdahulu. Gambar 6 memberikan sistematika dan alur pikir tentang kaitan antara visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang dalam RPJPD Kota Payakumbuh 2005-2025. M RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 2 Gambar 6 Sistematika Keterkaitan Antara Visi, Misi dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kota Payakumbuh Tahun 2005-2025 Mewujudkan Tata Kehidupan Agama dan Budaya Berdasarkan Falsafah ABS- SBK Mewujudkan Tata Pemerintahan Daerah Yang Baik, Demokratis, Berlandaskan Hukum dan dilaksanakan secara Partisipatf Mewujudkan SDM berkualitas melalui perbaikan mutu pendidikan, derajat kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial Mewujudkan sentra UMKM yg produktif efisien serta mampu berdaya saing di dunia global 1. Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan dan Demokratis 2. Terbangunnya Sinergitas Antara Pelaku Pembangunan Daerah 3. Terlaksananya Tata Pemerintahan yang Transparan, Akuntabel dan Partisipatif 4. Terwujudnya fungsi Pelayanan Publik yang Prima 5. Tersedianya Prasarana dan Sarana Pemerintahan yang memadai

1. Terbangunnya Industri Pengolahan Pangan Khas

Payakumbuh; 2. Terwujudnya Kawasan Industri Kerajinan Rakyat; 3. Terlaksananya Pengembangan Usaha Agribisnis Maju dan Efisien;

4. Berkembangnya Kegiatan Pariwisata Alam dan Kuliner

5. Terwujudnya Penataan Lokasi Sektor Informal Terwujudnya Payakumbuh Kota Maju dan Sentra UMKM 1. Terwujudnya Pemerataan Kualitas Pendidikan 2. Terwujudnya Institusi Pendidikan Keterampilan yang Profesional; 3. Terlaksananya Pendidikan Berasrama 4. Terbangunnya Rumah Sakit dengan pelayanan Khusus 5. Berkembangnya Kemampuan IPTEKS Maju dan Tepat Guna Mewujudkan lingkungan hidup kota yang tertata baik, bersih, hijau dgn pengelolaan SDA berkelanjutan Mewujudkan prasarana sarana perkotaan yang cukup berkualitas baik 1. Terbangunnya Sistem Jaringan Jalan yang Berkualitas 2. Tersedianya Fasilitas Listrik yang cukup 3. Terwujudnya Air Minum yang memadai 4. Terwujudnya pengelolaan Air limbah yang memadai 5. Terwujudnya pengelolaan persampahan yang baik 6. Terwujudnya sistem drainase yang memadai 7. Tersedianya Sarana Perhubungan dan Komunikasi yang cukup dan berkualitas 8. Terwujudnya sistem jaringan irigasi yang baik 1. Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat Agamais dan Berbudaya 2. Terwujudnya Masyarakat berbudi luhur dan berakhlak mulia 3. Terlaksananya Praktek Ekonomi Menuju Keseimbangan Syariah dan Konvensional 4. Terkelolanya Zakat dan Pendistribusiannya Secara Terarah Pada Kelompok Berhak Menerima 5. Terbentuknya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat dengan kepastian hukum 6. Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana Multikultur 1 . Terwujudnya Tata-Ruang yang Serasi, Efektif dan Efisien; 2. Terpeliharanya kawasan lindung, konservasi dan jalur hijau; 3. Terbinanya Perilaku Sadar Lingkungan; 4. Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik; 4. RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 3

A. Mewujudkan

Tata Kehidupan Beragama dan Berbudaya Berdasarkan Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Misi pembangunan ini akan dilaksanakan dengan jalan mewujudkan arah-arah dan sasaran pembangunan kota sebagai berikut : 1. Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat yang Agamais dan Berbudaya Agama pada dasarnya merupakan pedoman dan tuntunan hidup bagi manusia agar selamat di dunia maupun di akhirat nanti. Bila hukum dan pesan tersebut dapat diamalkan secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercipta tata kehidupan masyarakat yang agamais dan dapat juga menjadi sinergi dalam mewujudkan proses pembangunan kota. Selanjutnya, pembangunan tidak hanya perlu ditujukan pada terwujudnya tata- kehidupan beragama yang baik, tetapi juga pada terbentuknya hubungan sosial yang harmonis antar berbagai golongan masyarakat. Disamping itu, tata-kehidupan beragama yang baik juga dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan ibadah individual menuju pada ibadah sosial dan spiritual serta berlaku saleh antar sesama individu dan antar kelompok masyarakat. Kenyataan juga menunjukkan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh secara umum mengakui dan menganggap penting peran agama dan kebudayaan sebagai penunjang tata kehidupan secara menyeluruh.

2. Terwujudnya Masyarakat Berbudi Luhur dan Berakhlak Mulia

Tendensi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa masyarakat menyadari kembali akan pentingnya peranan moral dan ahklak untuk mendorong pembangunan manusia khususnya dan pembangunan daerah umumnya. Hanya dengan moral dan akhlak yang baik proses pembangunan dapat berjalan secara terarah, berkeadilan dan menghormati hak azasi manusia. Disamping itu, terwujudnya masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia juga diperkirakan akan dapat menjadikan Kota Payakumbuh sebagai salah satu ‘ranah’ yang dapat mempersiapkan generasi yang maju dan mampu bersaing pada tatanan nasional dan internasional. Untuk masa mendatang, pelaksanaan ajaran budaya ditengah masyarakat harus berlandaskan kepada perilaku yang bermoral, menjauhi konflik terbuka yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban sosial, harga menghargai sesama umat beragama dan tingkat toleransi yang semakin tinggi. RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 4

3. Terlaksananya Praktek Ekonomi Menuju Keseimbangan

antara Syariah dengan Konvensional Praktek kegiatan ekonomi diharapkan akan semakin mengacu kepada sistem di luar yang selama ini digunakan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Praktek ekonomi syariah ditandai dengan semakin besarnya proporsi masyarakat yang memperoleh pembiayaan dengan praktek syariah dan mudharabah dalam rangka mewujudkan kegiatan ekonomi yang berkeadilan dan lebih memperhatikan golongan penduduk miskin. Dengan demikian dalam jangka panjang diharapkan sekitar 40 praktek ekonomi sistem ini akan terlaksana. Untuk itu diharapkan institusi keuangan syariah diharapkan akan semakin berkembang pesat pada masa yang akan datang.sehingga praktek kegiatan ekonomi kota akan dapat terwujud secara seimbang antara syariah dan konvensional.

4. Terkelolanya Zakat dan Pendistribusiannya Secara Terarah

pada Kelompok Berhak Menerima Salah satu ukuran keberhasilan tata-kehidupan yang berlandaskan agama adalah semakin banyaknya wajib zakat yang melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan dalam agama, selain dari pelaksanaan ibadah sosial lainnya. Dengan demikian potensi pengelolaan zakat ini diharapkan menjadi satu arah yang sangat jelas dalam merumuskan kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran khususnya dan pembangunan kota pada umumnya. Dengan cara demikian, diharapkan akan dapat diwujudkan kehidupan masyarakat yang lebih merata, sejahtera dan bebas dari kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan.

5. Terbentuknya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat dengan

Kepastian Hukum Pemanfaatan tanah ulayat menurut hukum adat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik yang berada dalam persekutuan nagari, dalam persekutuan suku, maupun yang berada dalam persekutuan kaum. Disamping itu keberadaan tanah ulayat menurut hukum adat adalah sebagai asset yang menjamin keberlangsungan silsilah dalam kekerabatan matrilineal secara turun temurun, sehingga tanah ulayat tidak boleh diperjualbelikan sebab ia akan mengalami penciutan luas dari waktu ke waktu sehingga menyebabkan terjadinya kemiskinan. Berlandaskan kepada kaedah tanah ulayat tersebut, maka ke depan penting sekali dilahirkan suatu dokumen yuridis tentang pemanfaatan tanah ulayat tersebut dengan melahirkan Peraturan Daerah PERDA yang diformulasikan dari kaedah hukum adat menjadi hukum positif. Didalam PERDA tanah ulayat tersebut diatur sistem pemanfaatan tanah ulayat sesuai untuk tujuan ekonomi, sosial, RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 5 dan pembangunan sesuai hukum adat yaitu tanah ulayat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat adat itu sendiri menggunakan modal sendiri self financing atau dikerjasamakan joint venture dengan sistem bagi hasil penyertaan modal atau disewa pakaikan dalam rentang waktu tertentu.

6. Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana

Multikultur Memperhatikan perkembangan beberapa tahun terakhir, diperkirakan dalam jangka panjang masyarakat Kota Payakumbuh berpotensi menjadi masyarakat multikultur, karena kehidupan kota yang sangat terbuka terhadap kedatangan berbagai kelompok sosial lainnya. Seiring dengan meningkatnya pembangunan Kota Payakumbuh, kehadiran masyarakat dari wilayah lain, baik dari dalam Provinsi Sumatera Barat atau dari daerah lain di Indonesia akan terus mewarnai mozaik sosial kota. Masyarakat Kota Payakumbuh 20 tahun mendatang diperkirakan akan semakin heterogen dan majemuk dalam hal keanekaragaman golongan masyarakatnya, akibat perbedaan asal usul, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan gaya hidup. Dalam kondisi sosial yang beranekaragam tersebut, sikap toleran antar masyarakat yang multikultur sangat diperlukan. Perbedaan latar belakang agama, kebudayaan, asal usul dan kewarganegaraan perlu disatukan dengan menciptakan kehidupan sosial yang harmonis. Budaya kebersamaan dalam perbedaan merupakan strategi dasar yang diperlukan untuk mewujudkan keharmonisan, toleransi, etika sosial keagamaan diantara anggota masyarakat yang tidak hanya beridentitas Minangkabau dan Islam, tetapi juga beridentitas suku bangsa lainnya yang telah sama-sama berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan daerah.

B. Mewujudkan

Tata Pemerintahan Daerah yang Baik, Demokratis dan Berlandaskan Hukum Misi pembangunan daerah ini dapat dilaksanakan dengan mencapai arah-arah dan sasaran pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Penegakan hukum, perlindungan Hak Asasi Manusia HAM dan penerapan hukum adat lokal perlu terus dilakukan secara sungguh-sungguh guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Prinsip keadilan dalam penegakan hukum yang efektif, bermakna bahwa setiap ketentuan yang dibuat dan keputusan yang diambil dalam pengadilan haruslah memperhatikan aspek keadilan dengan memperhatikan hak azasi manusia tanpa memandang kepentingan pihak tertentu. Supremasi hukum sebagai salah satu prinsip pokok tata kelola pemerintahan yang RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 6 baik, tidak lagi cukup dengan slogan bahwa kita ini hidup pada ”negara hukum” dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini upaya utama diarahkan pada upaya bagaimana penegakan hukum dapat berjalan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pihak tertentu serta mencegah terjadinya KKN dalam memberikan peluang lahirnya champions jago-jago aparat penegak hukum yang dikenal reputasi sebagai tokoh penegak hukum yang bersih, berwibawa dan berani. Selanjutnya, pembangunan bidang hukum juga diarahkan pada upaya mendorong tegaknya aturan pengambilan keputusan pengadilan. Disamping itu, perlu pula mulai diciptakan figur pejabat teladan yang dikenal taat aturan hukum dan secara konsisten dan berkeadilan. Untuk itu, penguatan kapasitas profesionalisme aparat penegak hukum perlu terus dilakukan. Sejalan dengan hal tersebut perlu pula diwujudkan pembinaan dan menghidupkan gerakan sadar dan patuh hukum dalam masyarakat.

2. Terbangunnya Sinergitas Antar Pelaku Pembangunan

Upaya pertama yang perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan Tata-Pemerintahan yang baik adalah terbangunnya sinergitas antar pelaku pembangunan yang meliputi: komponen pemerintah daerah; pelaku usaha; dan masyarakat. Dengan terbangunnya sinergitas antara pelbagai komponen tersebut, masalah pembangunan tidak lagi hanya menjadi urusan pemerintah semata, melainkan juga beban dan tangung jawab bersama. Dalam hal ini pemerintah daerah akan lebih berperan sebagai “fasilitator” dalam mendorong terbangunnya sinergi antar- komponen tersebut di atas. Hal ini tidak hanya penting untuk mengubah paradigma lama yang menekankan pendekatan top- down, melainkan juga berbagi tanggung jawab dan akses terhadap proses dan hasil pembangunan daerah. Dengan terbangunnya sinergitas antara pelbagai komponen good governance di atas, maka aspek “pembangunan terpadu” tidak lagi hanya sekedar retorika, tetapi terjamin pelaksanaannya sehingga koordinasi program dan kegiatan makin koheren dan solid. Di samping itu, kondisi tersebut akan dapat pula membuka partisipasi luas dari pelbagai komponen masyarakat, baik pada tingkat perencanaan penganggaran dan implementasi program dan kegiatan.

3. Terlaksananya

Tata Pemerintahan yang Partisipatif, Akuntabel, dan Transparan. Perbaikan manajemen kepemerintahan daerah yang baik akan mengarah pada upaya-upaya perbaikan tata-pemerintahan di daerah yang selanjutnya mendorong terwujudnya capacity building, efisiensi dan efektivitas aparatur dan kelembagaan RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 7 daerah. Dalam kaitan dengan hal ini perlu diwujudkan secara terus menerus keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran sehingga apa yang direncanakan sejalan dengan apa yang dicantumkan dalam anggaran. Hal ini sangat penting untuk menjamin terlaksanakan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan disepakati semula. Disamping itu, proses penyusunan rencana, anggaran dan perumusan kebijakan pembangunan daerah perlu pula dilakukan secara partisipatif agar aspirasi masyarakat dapat diserap secara lebih baik sehingga kegiatan pembangunan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan masyarakat umum. Sejalan dengan hal tersebut pengendalian monitoring, evaluasi dan pengawasan perlu pula lebih ditingkatkan agar proses pembangunan daerah dapat berjalan secara lebih baik sesuai yang diharapkan.

4. Terwujudnya Fungsi Pelayanan Publik yang Prima

Pelayanan yang prima merupakan salah satu fungsi utama dari birokrasi kepemerintahan yang baik. Birokrasi pemerintahan yang baik, efektif dan efesien hanya bisa terwujud apabila terjadi pelayanan yang cepat, murah, ada kepastian dan tidak berbelit- belit. Arah pembangunan dalam hal ini adalah terus diwujudkan aparatur pemerintah daerah yang profesional, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dan berdedikasi baik. Masalah utama dalam birokrasi kita dewasa ini adalah budaya kinerja birokrasi yang belum berorientasi pada efisiensi dan produktivitas. Sejalan dengan peningkatan kualitas aparatur daerah, perlu pula dilakukan pengadaan dan pemeliharaan ”data-base”, penggunaan instrumen ICT dalam pemerintah a.l. e-government dan e- procueriment. Disamping itu, perlu pula dilakukan penyediaan lembaga pelayanan dan standar pelayanan minimal dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang sudah harus membangun sistem palayanan prima yang lebih handal. Pelayanan publik yang prima akan berdampak baik, tidak hanya terhadap pencitraan birokrasi yang baik, melainkan juga menyelesaikan urusan dalam waktu dan tenaga lebih cepat. Dengan demikian dalam jangka panjang profesionalisme aparatur daerah menjadi syarat mutlak dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.

5. Tersedianya Prasarana dan Sarana Pemerintahan yang

Memadai Prasarana dan sarana sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat harus menjadi perhatian, karena prasarana dan sarana yang memadai pada gilirannya dapat mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik. Masalah yang dihadapi saat ini RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 8 adalah balaikota sebagai kantor pusat pemerintahan belum ada, karena kantor yang ditempati saat ini masih bersifat sementara, belum memiliki legalitas sebagai kantor balaikota dan berada pada daerah penyangga. Disamping itu, kantor-kantor SKPD juga ada yang belum definitif atau masih memanfaatkan bekas gedung sekolah bahkan ada yang disewa ke pihak ketiga. Upaya yang dilakukan tentu harus segera melakukan pembangunan kantor balaikota definitif dan beberapa kantor SKPD. Khusus untuk kantor balaikota sebagai pusat pemerintahan diharapkan dapat berada di tengah-tengah kota, sehingga mudah dijangkau masyarakat. Sejalan dengan pembangunan kantor balaikota dan kantor SKPD, yang tidak kalah penting juga adalah melengakapi sarana yang ada, seperti mobilitas, mobiler dan perlengkapan kantor lainnya, karena seiring dengan penambahan personil setiap tahunnya juga harus diikuti penambahan mobiler dan perlengkapan kantor lainnya. Khusus untuk mobilitas, kondisi saat ini sebagian besar kendaraan dinas operasional sudah berusia di atas 5 lima tahun atau dikategorikan tidak ekonomis lagi, sehingga perlu dilakukan peremajaan terhadap kendaraan dinas yang ada.

C. Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Berkualitas, melalui

perbaikan mutu pendidikan, derajat kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial Misi pembangunan ini dapat dilaksanakan dengan mewujudkan arah dan sasaran pembangunan daerah sebagai berikut :

1. Terwujudnya Pemerataan Kualitas Pendidikan

Persoalan utama pendidikan Kota Payakumbuh adalah bagaimana memeratakan kesempatan dan kualitas penyelenggaraan pendidikan ke seluruh pelosok dan warga kota. Untuk itu pembangunan pendidikan diarahkan terutama kepada perbaikan kualitas institusi pendidikan. Beberapa komponen institusi pendidikan yang perlu diperbaiki adalah dengan melengkapi sarana pembelajaran, seperti buku, perpustakaan, alat pembelajaran dan bengkel kerja, disertai dengan perbaikan manajemen sekolah. Upaya memeratakan kualitas pendidikan juga dilakukan dengan memperbaiki penyelenggaraan pendidikan umum dan kejuruan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah di bawah yayasan keagamaan, maupun swasta. RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 9

2. Terwujudnya

Institusi Pendidikan Keterampilan yang Profesional Agar Payakumbuh memiliki kekhasan dalam menyelenggarakan pendidikan menengah, maka kualitas pendidikan menengah, seperti pendidikan SMEA dan STM juga diarahkan kepada penguatan penyelenggaraan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga yang siap masuk ke pasar kerja, dengan spesifikasi dan keunggulan dibidang manajemen dan industri pengolahan untuk usaha kecil dan menengah. Dengan demikian sistem pendidikan perlu diikuti pula dengan kompetensi guru dan bengkel kerja. Dalam jangka panjang institusi pendidikan kejuruan di Kota Payakumbuh akan menjadi salah satu penyelenggara pendidikan kejuruan terbaik di Sumatera Barat.

3. Terlaksananya Pendidikan Berasrama Boarding School

Disamping pendidikan yang diselenggarakan dalam bentuk umum, dalam jangka panjang Kota Payakumbuh juga perlu mencita- citakan terselenggaranya pendidikan dengan sistem berasrama boarding, yang dilengkapi sarana dan prasarana yang baik. Pendidikan boarding dengan memfokuskan kepada pengintegrasian antara pendidikan umum dan pendidikan moral dan ahklak. Dengan demikian, dalam jangka panjang diharapkan akan dapat dihasilkan penyelenggaraan pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan dengan mutu yang tinggi dan moral yang lebih baik. Untuk itu, perlu diupayakan agar satu dari sekolah berasrama di Kota Payakumbuh merupakan yang terbaik di seluruh Pulau Sumatera.

4. Terbangunnya Rumah Sakit dengan Pelayanan Khusus

Di bidang kesehatan, arah pembangunan utama Kota Payakumbuh adalah dalam bentuk memastikan berfungsinya pelayanan kesehatan dasar secara baik dan merata. Disamping itu, pembangunan kesehatan juga diarahkan pada pemberian pelayanan khusus kepada masyarakat miskin dan kurang mampu. Disamping itu, untuk mendorong peningkatan kunjungan ke kota ini, arah pengembangan pelayanan rumah sakit umum daerah juga ditekankan pada pelayanan kesehatan spesifik. Karena itu, segala upaya pengembangan tenaga pelayanan medis, dokter dan sanitarian akan diarahkan kepada kekhasan tersebut. Disamping itu, manajemen pelayanan kesehatan juga perlu diperbaiki dan ditingkatkan statusnya sehingga dalam jangka panjang akan dapat terakreditasi dengan predikat ISO. RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 10

5. Berkembangnya Kemampuan IPTEKS yang Maju dan Tepat

Guna Masyarakat maju yang diinginkan sesuai dengan visi daerah ditandai dengan adanya kemampuan IPTEKS yang maju dan terpakai. Karena itu IPTEKS perlu dipelajari dan dikembangkan oleh institusi pendidikan menengah dan tinggi yang ada di Kota Payakumbuh. Upaya ini sebaiknya difokuskan untuk peningkatan nilai tambah produksi barang dan jasa melalui perbaikan teknologi produksi dan penciptaan produk-produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat kota. Dalam rangka ini dalam jangka perlu diupayakan pendirian Pusat Inovasi dan Pengembangan Bisnis yang merupakan wadah tenaga ahli dan profesional untuk pengembangan dan penerapan IPTEKS untuk mendorong kegiatan ekonomi kota. Dengan demikian diharapkan keberadaan Pusat Inovasi dan Bisnis tersebut akan dapat pula mendorong peningkatan investasi, baik dalam kota, nasional maupun luar negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh dapat ditingkatkan yang selanjutkan akan dapat pula meperbaiki kesejahteraan warga kota.

D. Mewujudkan Sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

UMKM yang produktif dan efisien serta mampu bersaing di dunia global Misi pembangunan ini dilaksanakan dengan mewujudkan arah-arah dan sasaran pembangunan daerah sebagai berikut :

1. Terbangunnya

Industri Pengolahan Pangan Khas Payakumbuh Dengan menangkap peluang yang ada, dan disertai dengan potensi yang dimiliki oleh Payakumbuh, maka kota ini diharapkan akan dapat berkembang pesat pada bidang kekhasannya seperti galamai, batiah dan makanan lokal lainnya yang dalam jangka panjang akan mendorong pengembangan industri kecil dan rumah tangga dalam pengolahan pangan. Industri kecil yang berkembang ditandai dengan semakin banyaknya tenaga kerja wanita yang masuk ke dalam pasar kerja, khususnya dalam peningkatan nilai tambah yang terkait dengan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan. Dengan mengembangkan dan mengaplikasikan ipteks, produk industri ini kemudian diharapkan akan menguasai perdagangan di wilayah Sumatera Bagian Tengah.

2. Terwujudnya Kawasan Industri Kerajinan Rakyat

Sejalan dengan perkembangan dari industri kecil, maka produk- produk yang dihasilkan kemudian mendorong agar tersedianya RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 11 salah satu kawasan, yang dikhususkan sebagai sentra produksi kerajinan rakyat bagi mereka yang memerlukan. Khususnya pada calon konsumen yang melintasi Kota Payakumbuh dari Provinsi Riau, Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat sendiri. Kawasan sentra industri kerajinan rakyat ini menghasilkan produk- produk khas hasil masyarakat Payakumbuh yang selanjutnya akan mendorong pula pengembangan usaha perdagangan, dengan segala jenis pelayanan dan jasa terkait yang perlu disediakan untuk menampung perkembangan kegiatan ekonomi pada kota ini.

3. Terlaksananya Pengembangan Usaha Agribisnis Maju dan

Efisien Kota Payakumbuh dikelilingi oleh daerah penghasil produk pertanian pangan, peternakan dan perkebunan dalam kabupaten- kabupaten Limapuluh Kota, Agam dan Tanah Datar. Pada umumnya hasil produksi tersebut diolah dan dipasarkan melalui kota ini. Memperhatikan potensi tersebut, dalam jangka panjang Kota Payakumbuh akan dapat dikembangkan sebagai pusat usaha Agribisnis yang meliputi kegiatan pengolahan hasil produk pertanian dan pemasarannya baik dalam daerah Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau maupun Provinsi Sumatera Utara. Untuk keperluan ini perlu dikembangkan industri pengolahan hasil pertanian dan fasilitas pasar dan sarana terkait khusus untuk pengolahan dan pemasaran produk-produk pertanian, peternakan dan perkebunan.

4. Berkembangnya Kegiatan Pariwisata Alam dan Kuliner

Memperhatikan potensi yang dimiliki daerah, Kota Payakumbuh juga diarahkan pada pengembangan pariwisata, khususnya wisata alam dan kuliner. Wisata alam potensial dikembangkan karena daerah memiliki beberapa kawasan wisata alam yang sangat indah dan menyenangkan seperti Ngalau Indah, Ngalau Sampik dan Panorama Ampangan. Sedangkan wisata kuliner potensial pula dikembangkan karena masyarakat Kota Payakumbuh mempunyai beberapa jenis makanan spesifik daerah yang sangat disukai masyarakat. Disamping itu, pengembangan pariwisata Kota Payakumbuh juga diarahkan untuk menampung limpahan arus pariwisata yang datang ke Kota Bukittinggi yang sudah sangat padat, khususnya dimasa liburan dan akhir pekan. Untuk mendukung pengembangan pariwisata ini, Kota Payakumbuh perlu segera dilengkapi dengan beberapa hotel berkualitas baik untuk menampung wisatawan dari luar daerah maupun luar negeri. RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 12

5. Terwujudnya Penataan Lokasi Kegiatan Sektor Informal

Pengembangan kegiatan informal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM. Karena fokus pengembangan Kota Payakumbuh adalah pada kegiatan UMKM ini, otomatis akan melibatkan sektor informal di dalamnya. Namun demikian, dalam rangka meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan sekaligus untuk menjaga ketertiban dan kebersihan kota, maka Kota Payakumbuh perlu mengupayakan terlaksananya penataan sektor informal secara baik. Untuk keperluan ini, diupayakan agar terdapat beberapa lokasi dan kawasan yang baik sebagai tempat berjualan bagi para pengusaha sektor informal tersebut. Kawasan tersebut sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas memadai yang diperlukan oleh para pengusaha sektor informal untuk megembangkan usahanya. Dengan cara demikian, diharapkan pengembangan sektor informal akan dapat didorong tanpa harus mengorbankan ketertiban, keindahan dan kebersihan Kota Payakumbuh.

E. Mewujudkan Prasarana dan Sarana Perkotaan yang Cukup

dan Berkualitas Baik. Peningkatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana perkotaan adalah dalam rangka mempercepat perkembangan perekonomian dan pelayanan bagi masyarakat Kota Payakumbuh dan wilayah hinterlandnya. Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan diarahkan pada penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang lengkap untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial budaya, dan pemerintahan. Peningkatan prasarana dan sarana perkotaan ini diprioritaskan pada kawasan-kawasan sentra produksi, perdagangan dan pertokoan, kawasan pemukiman baru serta kawasan yang padat. Arah pembangunan prasarana dan sarana ini adalah :

1. Terbangunnya Sistem Jaringan Jalan yang Berkualitas

Pembangunan jalan dilakukan secara terintegrasi antara Jalan Arteri, Jalan Kolektor dan Jalan Lokal dan terpadu dengan pembangunan sistem jaringan drainase, jaringan listrik, air minum dan telekomunikasi. Prioritas pembangunan jalan dan jembatan diutamakan pada jalur transportasi regional yaitu penyelesaian Jalan Lingkar Utara dan Jalan Lingkar Selatan yang disesuaikan dengan standar teknis sebagai Jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder. Standard teknis yang perlu diprioritaskan adalah dengan membangun jalan Lingkar Utara dan Selatan menjadi jalan dua jalur satu arah, pembangunan median jalan, trotoar dan drainage. Peningkatan Jalan Lingkar ini sangat diperlukan untuk menampung lonjakan volume transportasi yang melewati Kota Payakumbuh setelah selesainya pembangunan Fly-over Kelok RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 13 Sembilan. Dalam kaitan dengan hal ini, perlu dilakukan relokasi terminal regional ke koridor jalan lingkar utara. Pembangunan Jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder perlu diikuti dengan peningkatan Jalan Kolektor Primer dan Sekunder. Prioritas pembangunan jaringan jalan kolektor dan jalan lokal ini adalah berupa pelebaran jalan-jalan kolektor dan jalan lokal yang masih di bawah standar. Kebijakan pelebaran jalan ini dimulai dengan rencana pembebasan tanah. Salah satu prioritas dalam pembebasan tanah ini adalah menyelesaikan tanah eks PT. KAI yang berada pada koridor Jalan Tan Malaka. Untuk memberikan kemudahan dan kelancaran lalu lintas serta keselamatan penumpang, jaringan jalan ini perlu dilengkapi dengan penataan rute angkutan, manajemen lalu lintas, pemasangan marka dan rambu-rambu jalan.

2. Tersedianya Fasilitas Listrik yang Cukup

Tersedianya fasilitas listrik dan air minum yang cukup merupakan salah satu persyaratan mutlak untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan sosial dalam sebuah kota. Pengembangan jaringan tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri, rumah tangga, dan pelayanan ekonomi dan sosial masyarakat. Untuk itu dilakukan perluasan jaringan transmisi dan distribusi pada wilayah pemukiman baru serta wilayah yang baru berkembang. Sumber tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Payakumbuh berasal dari PLTA Maninjau dan PLTA Batang Agam yang didistribusikan melalui Gardu Induk dengan kapasitas tegangan 20 KV dan daya 200 KVA, dengan daya terpasang sebesar 23.529 KWH. Peningkatan daya terpasang ini perlu pula diikuti oleh perluasan jarangan transmisi dan distribusi pada wilayah pemukiman baru dan wilayah yang baru berkembang. Disamping itu perlu pula dilakukan perluasan distribusi lampu jalan dan lampu penerangan umum untuk menunjang aktivitas pada malam hari dan untuk kepentingan keindahan dan keamanan serta ketertiban umum.

3. Tersedianya Fasilitas Air Minum yang Memadai

Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan air bersih akan terus meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Rata-rata kebutuhan terhadap air bersih adalah 120 literoranghari sehingga berdasarkan perkiraan jumlah penduduk Kota Payakumbuh tahun 2025 sebanyak 156.699 jiwa maka kebutuhan air bersih pada tahun tersebut adalah sekitar 18.000 m3 perhari. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih ini maka kapasitas debit yang diperlukan adalah sekitar 208 liter per detik. Dengan kapasitas debit air sekarang yaitu 150 liter perdetik berarti kapasitas produksi per hari RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 14 yang mampu dihasilkan adalah 150x60x60x24=14.256 m3 per hari. Bila tingkat kebocoran dapat ditekan menjadi 20 maka produksi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hanyalah 114.048 m3 per hari. Berarti sumber air yang ada sekarang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Peningkatan kapasitas debit air akan dilakukan dengan mengoptimalkan kapasitas debit air pada sumber air Sungai Dareh dan Mata Air Sikamaruncing karena sebagian sumber air ini masih digunakan untuk irigasi pertanian. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk maka debit air pada kedua sumber mata air ini ditargetkan menjadi 300 liter per detik. Sejalan dengan peningkatan debit sumber air ini dilakukan pula perluasan pemasangan pipa distribusi ke daerah produksi dan pemukiman penduduk. Pada akhir tahun 2025 ditargetkan 90 dari kebutuhan air bersih penduduk sudah dapat dilayani oleh PDAM Kota Payakumbuh. Untuk mencapai target pelayanan air bersih ini akan dilakukan perbaikan dalam manajemen PDAM serta usaha untuk mengurangi kebocoran air pada titik minimal.

4. Terwujudnya pengelolaan Air limbah yang memadai

Pengelolaan air limbah merupakan upaya penting untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan. Oleh karena penangannya perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran. Air limbah dibedakan atas limbah domestik rumah tangga dan non domestik perkantoran, fasilitas sosial, dan industri. Mengingat pertambahan penduduk di masa yang akan datang maka penanganan air limbah secara serius menjadi prioritas dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Prioritas penanganan air limbah tersebut dilakukan pada daerah-daerah permukiman dan daerah yang terdapat industri. Kriteria yang dapat digunakan untuk memperkirakan debit air limbah yang harus ditangani yaitu:  Jumlah air limbah rumah tangga domestik 70 dari pemakaian air bersih rumah tangga  Jumlah air limbah non rumah tangga non domestik 70 dari pemakaian air bersih non rumah tangga Proyeksi timbulan air limbah yang diperuntukkan untuk melihat peningkatan kebutuhan IPAL Instalasi Penganalisis Air Limbah Kota Payakumbuh, terlihat secara total jumlah timbulan air limbah pada Tahun 2025 yang direncanakan diolah di IPAL adalah sebesar 13,640.72 m³hari, diharapkan tingkat pelayanan air limbah secara sistem off site terpusat ini mencapai 40 penduduk total. Dan bila sistem pengelolaan air limbah dengan sistem perpipaan berjalan optimal maka beban pencemaran air tanah akibat rembesan tinja ataupun beban pencemaran air permukaan akibat buangan bekas mandi dan cuci serta kakus akan semakin berkurang, sehingga kualitas sumber air permukaan RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 15 dapat dilestarikan dan beban pengolahan IPA PDAM yang mengambil sumber air dari sungai akan lebih berkurang .

5. Terwujudnya pengelolaan persampahan yang baik

Pengelolaan sampah di Kota Payakumbuh sudah terorganisir dimana operasional penanganan sampah sudah dimulai dari sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan sampai pada pembuangan. Seperti umumnya pengelolaan sampah di kota-kota besar di Indonesia, pembiayaan merupakan kendala paling besar yang dihadapi Pemerintah Kota Payakumbuh yang berdampak pada belum optimalnya pengadaan sarana dan prasarana persampahan. Tetapi sampai saat ini meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana tersebut. Payakumbuh memiliki 2 lokasi tempat pembuangan akhir TPA, yaitu TPA Kubu Gadang dengan luas 2 Ha yang saat ini sudah penuh dan tidak dioperasikan lagi dan TPA Ampangan dengan luas 1,8 Ha, yang mulai dioperasikan sejak January 2006. pembebasan lahan seluas 17 Ha untuk TPA Baru Untuk mengantisipasi permasalahan persampahan di Kota Payakumbuh saat ini dan yang akan datang, maka dihitunglah perkiraan timbulan sampah per hari. Berdasarkan jumlah penduduk sampai dengan tahun rencana tahun 2030 maka diproyeksikan pada Tahun 2030 total jumlah penduduk Kota Payakumbuh adalah 126.303 jiwa. Dan berdasarkan standar estimasi timbulan sampah kota maka diperkirakan pada Tahun 2030 ini total timbulan sampah Kota Payakumbuh adalah 389,42 m 3 hari. Untuk sarana pengangkut sampah yang dibutuhkan yaitu becak sampah dibutuhkan sebanyak 87 unit, Arm roll truk 6 m 3 sebanyak 11 unit, arm roll truk 10 m 3 sebanyak 6 unit, Tipper truk sebanyak 32 unit dan compactor truk sebanyak 4 unit. Dengan karakter wilayah yang terdiri atas kawasan perkotaan dan transisi perdesaan menuju perkotaan, maka penanganan sampah ada yang ditangani sendiri oleh masyarakat dan ada yang akan ditangani oleh Pemerintah Kota. Penanganan oleh masyarakat direkomendasikan dengan cara pembakaran; serta perlu ditekankan bahwa pembuangan sampah ke badan air tidak diperkenankan. Penerapan teknologi pengelolaan sampah ini dapat bervariasi mulai dari open dumping, sanitary land-fill, dan mungkin juga dengan teknologi mutakhir seperti insenerator. Penanganan persampahan termasuk pengembangan TPA, TPS, peralatan dan pengangkutan, perlu dikaji secara khusus dan disusun Rencana Induk Pengelolaan Sampah RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 16

6. Terwujudnya sistem drainase yang memadai

Perencanaan drainase sangat terkait erat dengan kebutuhan pengelolaan sumber daya air. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya air, Kota Payakumbuh memiliki dua beban kepentingan. Kepentingan pertama adalah bagaimana memperkaya imbuhan air tanah sehingga dapat digunakan sampai akhir tahun perencanaan. Kepentingan kedua adalah bagaimana mengendalikan run off berlebih sehingga tidak menambah debit dan volume air pada saat musim penghujan dengan banjir maupun genangan. Sitem drainase Kota payakumbuh tergolong baik karena terdapatnya saluran drainase alam dengan memanfaatkan sungai- sungai yang ada yang berfungsi sebagai saluran . Agar terjamin bekerjanya sistem drainase secara baik, maka harus selalu diusahakan untuk memanfaatkan keadaan topografi wilayah setempat. Selain hal tersebut di atas, perlu juga diperhatikan keseimbangan alam dengan penyediaan ruang terbuka hijau yang luasnya cukup menjamin terjadinya peresapan air yang baik, sehingga debit air hujan yang ada di saluran lebih kecil sehingga dimensi saluran yang dibutuhkan tidak besar. Jaringan drainase yang akan direncanakan di wilayah ini akan mengikuti pola jaringan jalan dan pola aliran air yang ada dengan memperhatikan kemiringan lahan kawasan. Masing-masing daerah drainase memiliki saluran primer, sekunder dan tertier yang di sebut sebagai sub sistem drainase. Kebutuhan sistem drainase Kota Payakumbuh diarahkan untuk pengembangan saluran drainase yang sudah ada dalam mengatasi permasalahan genangan yang sudah dan diprediksikan terjadi. Selain itu pengembangan sistem drainase dilakukan dengan menggunakan konsep dalam rangka re-incharge air tanah. Salah satunya adalah dengan merencanakan kolam - kolam atau danau buatan. Danau atau kolam buatan ini selain diperuntukkan sebagai sarana dalam mengisi kuantitas air tanah juga dapt dipergunakan untuk keperluan konservasi dan rekreasi. Secara garis besar rencana sistem drainase untuk Kota Payakumbuh adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan saluran - saluran drainase eksisting. 2. Pembuatan tanggul di beberapa lokasi yang rawan banjirgenangan 3. Pembuatan saluran-saluran drainase baru di sepanjang jalan- jalan di lingkungan permukiman yang akan dibangun. 4. Penggunaan sungai-sungai utama Kota Payakumbuh sebagai saluran primer 5. Khusus untuk saluran drainase yang sekaligus saluran samping jalan, yang terletak di pusat kota atau pusat-pusat kegiatan lainnya, dibangun dengan desain saluran tertutup, guna menjaga keamanan bagi pekalan kaki dan menjaga RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 17 keindahan kota. Pengembangan sistem drainase wilayah kota ini harus dikaji secara lebih detail, dan disusun Rencana Induk Sistem Drainase Kota Payakumbuh.

7. Tersedianya Sarana Perhubungan dan Komunikasi yang cukup

dan Berkualitas Sektor transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kota, yaitu memberi kemudahan atau meningkatkan interaksi antar kawasan maupun wilayah sekitarnya. Dengan demikian akan diperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan kewilayahan, karena hubungan antar wilayah yang semakin mudah akan mendorong pergerakan penduduk dan barang. Dengan semakin mudahnya aksesibilitas maka kota tersebut akan semakin berkembang, yang pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Tujuan pengembangan sistem transportasi darat Kota Payakumbuh adalah diantaranya: 1. Menciptakan aksesibilitas dan mobilitas yang sesuai untuk pertumbuhan aktifitas penduduk dan barang, 2. Meningkatkan kemudahan pergerakan antar lokasi. 3. Menyediakan kegiatan transportasi yang murah, aman, nyaman dan cepat dengan menata sistem transportasi angkutan umum. 4. Meningkatkan fungsi sarana transportasi yang ada dengan memperbaiki dan melengkapi prasarana dan sarana pendukungnya. 5. Menyusun pengelolaan sistem pergerakan di wilayah perencanaan lalu lintas dengan mengintegrasikan tiap elemen transportasi. Sesuai dengan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota, maka jaringan jalan memiliki peran yang sangat penting untuk menghubungkan pusat-pusat pelayanan tersebut. Prinsip pengembangan jaringan jalan adalah dengan mengembangkan jaringan-jaringan jalan sekunder agar dapat melayani pergerakan lalu lintas lokal. Pergerakan yang diakomodasi oleh jaringan jalan sekunder adalah menghubungkan kawasan pemukiman dengan pusat-pusat aktivitas kota. Untuk masa yang akan datang, pelayanan transportasi tidak dapat lagi mengandalkan kendaraan pribadi karena menimbulkan banyak permasalahan utama yaitu tragedy of common seperti kemacetan dan polusi yang semakin tinggi. Oleh karena itu perlu RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 18 dikembangkan pelayanan angkutan umum untuk menghindari permasalahan kemacetan dan meningkatnya polusi. Namun tantangannya apakah pelayanan angkutan umum dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Hal ini yang perlu diupayakan. Rencana penataan rute angkutan umum dalam rangka meningkatkan distribusi pelayanan serta efisiensi penggunaan jalan adalah sebagai berikut :  Memisahkan antara moda angkutan dalam kota dan luar kota.  Mengembangkan sistem angkutan umum massal SAUM yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar.  Mengaktifkan jalur bus perintis dalam kota serta meningkatkan frekuensi pelayanan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum.  Rencana penataan pelayanan angkutan paratransit yang berkualitas dan terpadu dengan pelayanan angkutan umum lainnya. Selanjutnya untuk mendukung perkembangan Kota Payakumbuh terutama sebagai daerah permukiman, perdagangan dan perkantoran, maka kebutuhan prasarana telekomunikasi sudah merupakan suatu keharusan yang perlu dipenuhi dalam menunjang perkembangan daerah. Perkiraan kebutuhan sambungan telepon SST di Kota Payakumbuh dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut;  Untuk sambungan langsung Rumah Tangga, kebutuhan telepon rumah adalah sebesar 1 SST untuk 50 jiwa penduduk.  Untuk sarana umumsosial diasumsikan kebutuhan telepon adalah 1 SST untuk 250 jiwa penduduk.  Untuk sarana komersial dan lainnya diasumsikan kebutuhan telepon adalah 1 SST untuk 150 jiwa penduduk  Untuk melayani kebutuhan fasilitas telepon umum, maka diasumsikan 1 SST untuk 1000 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk terkini dan standar teknis bahwa 1 unit rumah dihuni oleh 5 jiwa, maka diperkirakan pada Tahun 2030 dibutuhkan jumlah sambungan telepon rumah dari Telkom sebesar 5.684 SST untuk melayani 25.261 unit rumah dengan dibagi kedalam beberapa tipe perumahan, dari mulai tipe rumah berukuran kecil, sedang, hingga tipe rumah berukuran besar di seluruh Kota Payakumbuh RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 19 Disamping jaringan telekomunikasi dengan sistem jaringan terestrial, pelayanan telekomunikasi dapat juga diberikan dengan menggunakan sistem jaringan satelit. Dengan perkembangan teknologi maka perkembangan jaringan satelit merupakan pendekatan pelayanan telekomunikasi yang cepat dan murah sehingga terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Dalam pengembangannya saat ini pelayanan telekomunikasi dengan sistem jaringan satelit lebih banyak disediakan oleh swasta.

8. Terwujudnya sistem jaringan irigasi yang baik

Kegiatan usaha pertanian masih merupakan usaha yang digeluti sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh. Hal ini didukung dengan perkembangan fisik kawasan yang sebahagian besar merupakan kawasan pertanian dan kawasan pedesaan. Perkembangan Kota Payakumbuh sebagai salah satu Kota Pertanian mengingat masih besarnya penduduk yang bekerja disektor ini ± 22,46 dan hampir setengah lahan kota adalah lahan pertanian Jaringan Irigasi sangat berperan dalam meningkatkan produksi pertanian pada suatu wilayah, di Kota Payakumbuh sudah menggunakan beberapa jenis irigasi sebagai pengairan sawah, seperti irigasi teknis, semi teknis, dan juga irigasi sederhana yang masih digunakan. Sumber air dari irgasi tersebut berasal dari Batang lampasi, Sungai Beringin, Batang Agam, Sungai Dareh, dan Batang Tabik. Kelima sumber pengairan tersebut berasal dari Kabupaten 50 Kota. Daerah-daerah irigasi yang dialiri sumber-sumber pengairan tersebut terdiri dari daerah irigasi pemerintah dan daerah irigasi desa. Daerah irgasi pemerintah terdapat sebanyak 12 daerah irigasi yaitu batang lampasi, batang pulau, batang talawi, batang agam, batang tabik, Sei.Bai, Sei. Talang, Bendung Beringin, Sei. Dareh, Batang Sikali, Bandar Ngalau, dan Bulakan. F. Mewujudkan lingkungan hidup kota yang tertata baik, bersih, hijau dengan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan Misi pembangunan ini akan diwujudkan melalui pelaksanaan arah dan sasaran pembangunan sebagai berikut :

1. Terwujudnya Tata Ruang yang Serasi, Efektif dan Efisien

Tata Ruang yang serasi, efektif dan efisien adalah tata ruang yang dapat menciptakan lokasi pembangunan dalam suatu sistem tata guna lahan dapat saling mendukung aktivitas masyarakat. Keserasian tata ruang diwujudkan melalui kebijakan pemanfaatan RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 20 ruang baik atar sektor maupun antar kawasan. Termasuk dalam hal ini adalah keserasian antara kawasan budi daya dengan kawasan lindung. Dari aspek lingkungan hidup pengembangan kawasan budidaya akan diupayakan dengan memelihara kawasan hutan lindung, mencegah eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, memelihara cadangan air, dan meningkatkan konservasi alam serta reboisasi hutan secara teratur dan terus menerus. Arah dan sasaran ini akan dapat dicapai melalui pembangunan berwawasan tata ruang yaitu pembangunan fisik yang mengacu kepada Rencana Tata Ruang yang ada, baik secara teknis, administratif, prosedural, dan hukum. Untuk itu perlu disusun seluruh dokumen perencanaan tata ruang yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan kota. Dokumen perencanaan ini meliputi RUTRK, RDTRK, RTRK, dan Rencana Induk masing-masing sektor pembangunan. Termasuk dalam penyusunan dokumen perencanaan ini adalah merevisi dokumen perencanaan yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan kota.

2. Terpeliharanya Kawasan Lindung, Konservasi dan Jalur Hijau

Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat akan meningkatkan kebutuhan tanah untuk pembangunan akan meningkat dengan pesat. Oleh karena lahan yang tersedia semakin berkurang atau terbatas dan penggunaan lahan tidak dikendalikan dengan ketat maka kawasan konservasi akan berubah menjadi lahan budidaya. Untuk mencegah terjadinya eksploitasi terhadap kawasan lindung dan konservasi ini maka diperlukan upaya sebagai berikut :  Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan lahan untuk mencegah penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota.  Mempertahankan sawah beririgasi teknis dan setengah teknis agar tidak beralih fungsi menjadi lahan terbangun.  Meningkatkan pembangunan jalur hijau, pohon pelindung dan taman kota pada jalan utama, pekarangan kantor, sekolah, rumah ibadah dan pemukiman.  Melindungi sumber daya hayati flora dan fauna yang ada di kawasan lindung dan konservasi sehingga plasma nutfah yang ada tidak terganggu kelangsungan hidupnya.

3. Terbinanya Perilaku Masyarakat Sadar Lingkungan

Perilaku masyarakat sangat menentukan kualitas lingkungan hidup. Tingkat kesadaran lingkungan masyarakat yang rendah menyebabkan gangguan terhadap lingkungan yang berujung pada kerusakan lingkungan hidup dan kebersihan kota. Agar kesadaran masyarakat terhadap lingkungan meningkat, perlu dilakukan RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 6 - 21 upaya sebagai berikut : a Pendidikan sadar lingkungan sedini mungkin yang dapat dimulai dari masa kanak-kanak dilingkungan keluarga pra sekolah, b Pendidikan sadar lingkungan bagi anak sekolah yang dapat dilakukan dengan memasukkan mata ajaran tentang lingkungan hidup dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, c Pendidikan sadar lingkungan bagi orang dewasa atau masyarakat umum yang dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan non formal seperti penyuluhan tentang kebersihan kota dan lingkungan hidup bagi masyarakat luas secara sistematis dan berkesinambungan. Pendidikan kebersihan dan lingkungan hidup ini, baik formal maupun non formal, bagi seluruh lapisan masyarakat diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan. Jika kesadaran masyarakat ini sudah cukup tinggi, maka gangguan terhadap kebersihan kota dan lingkungan hidup akan semakin rendah, sehingga terwujud kondisi yang kondusif bagi kehidupan semua makhluk di permukaan bumi, terutama bagi umat manusia.

4. Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik

Upaya pengelolaan lingkungan hidup merupakan langkah yang menentukan terhadap kualitas hidup manusia. Pengelolaan lingkunag menyangkut menjaga upaya daya dukung dan daya tampung lingkungan agar tidak melampaui batas lentingnya, sehingga pemanfaatannya dapat mendukung kehidupan antar generasi secara optimal. Agar pengelolaan dan pengendalian lingkungan tepat mengenai sasaran dan efektif, maka seluruh elemen terkait, baik pemerintah maupun swasta dan masyarakat luas harus terlibat secara aktif. Upaya pengendalian lingkungan tidak terlepas dari isu kelembagaan. Idelanya lingkungan hidup di setiap daerah merupakan suatu institusi lingkungan hidup itu sendiri. Peningkatan kesadaran masyarakat, baik lembaga melalui LSM, sekolah, gerakan pemuda dan lain-lain harus diimbangi oleh penegakan hukum. Sebelum penegakan hukum dilaksanakan, perlu dilakukan evaluasi dan interpretasi mengenai peraturan- peraturan yang terkait dengan masalah pengendalian lingkungan.

6.2 TAHAPAN PEMBANGUNAN KOTA