HUKUM PEMERINTAHAN DAN HUKUM .1 PEMERINTAHAN

RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 2 - 2 yaitu Batang Simantung, Batang Pulau dan Batang Namang yang ketiganya melewati Kecamatan Payakumbuh Utara. Batang Agam, Batang Lampasi, dan Sungai Talang akhirnya bermuara ke Batang Sinamar. Curah hujan di Kota Payakumbuh tergolong sedang yaitu rata-rata 2.210 mm dengan jumlah hari hujan 156 hari setahun. Musim hujan pada umumya terjadi pada bulan Oktober sampai April dan musim kemarau pada bulan Mei sampai September. 2.1 PEMERINTAHAN DAN HUKUM 2.1.1 PEMERINTAHAN 1. Sesuai perkembangan pada tingkat nasional maupun provinsi, Kota Payakumbuh telah melaksanakan proses demokratisasi baik dalam proses pemerintahan daerah. Dalam rangka ini, pada bulan Juli 2007 yang lalu telah dilakukan Pemilihan Langsung Kepala Daerah PILKADA. Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah secara langsung ini dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional. Pelaksanaan pemilihan Walikota Payakumbuh berlangsung secara aman dan pada tanggal 22 September 2007 yang lalu telah dilantik Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh yang baru hasil dari pelaksanaan PILKADA tersebut. 2. Lokasi perkantoran pemerintahan pada saat ini tersebar pada beberapa kawasan. Kondisi ini kurang efisien sehingga pada masa mendatang perlu dikonsentrasikan pada suatu kawasan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh. 3. Sesuai dengan struktur organisasi tata kerja, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02, 03, 04, 05 dan 06 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh; Perda Kota Payakumbuh Nomor 6 Tahun 2009 tentang Kantor Perizinan Terpadu, Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Payakumbuh terdiri dari Sekretariat Daerah, dengan 2 asisten dan 8 bagian, Sekretariat DPRD, 1 Inspektorat, 3 Badan, 11 Dinas, 6 kantor, 5 kecamatan dengan 76 kelurahan. Perangkat organisasi secara umum telah cukup memadai untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2.1.2 HUKUM

1. Sesuai dengan sistem hukum dan politik Negara Kesatuan Republik Indonesia, tiap Provinsi, KabupatenKota dan Nagari memiliki kewenangan dalam bingkai peraturan perundang-undangan nasional RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 2 - 3 untuk membuat norma-norma yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah. Norma-norma dalam Peraturan Daerah atau Peraturan Nagari merupakan bagian dari materi hukum yang berlaku dalam batas-batas wilayah Provinsi dan KabupatenKota atau Nagari yang bersangkutan. Fungsi sistem hukum terdiri atas fungsi penyelesaian sengketa, penghukuman dan perubahan sosial. Fungsi penyelesaian sengketa dilakukan tidak saja oleh lembaga peradilan negara seperti Pengadilan Negeri, tetapi juga oleh lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat seperti Kerapatan Adat Nagari. 2. Budaya hukum adalah nilai-nilai atau persepsi masyarakat terhadap norma-norma hukum dan institusi-institusi hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Birokrasi pemerintah daerah. Budaya hukum juga berhubungan dengan pemberlakuan norma-norma hukum dan norma-norma adat istiadat dan agama yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu budaya hukum juga dikaitkan dengan tingkat kepatuhan penduduk terhadap norma-norma hukum. 3. Dengan semakin meningkatnya pembangunan dan pertambahan penduduk Kota Payakumbuh, maka potensi konflik-konflik juga semakin meningkat. Selain itu, akibat dari peningkatan kesadaran politik dan hak-hak yang dijamin oleh hukum pasca reformasi, warga masyarakat akan semakin kritis dan memiliki keberanian mengemukakan pendapat, berdemonstrasi, menentang kebijakan- kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan mereka. Keadaan seperti itu diperkirakan juga akan dapat menjadi salah satu pemicu munculnya konflik vertikal antara warga dan aparatur pemerintah daerah di masa depan. Untuk menyikapi kemungkinan kondisi tersebut, maka Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peran lembaga-lembaga adat, sosial dan agama serta tokoh-tokoh masyarakat, sehingga diharapkan dapat meminimalisir konflik. Jika tidak, maka keadaan tersebut dapat menimbulkan biaya sosial yang tinggi serta dapat menggoyahkan sendi-sendi negara hukum dan kemajemukan masyarakat, disamping tentunya juga mengganggu pembangunan dan sektor-sektor lain. 2.2 EKONOMI DAN SUMBER DAYA ALAM 2.2.1 EKONOMI