TATA RUANG, PRASARANA DAN SARANA

RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 3 - 9

3.4. TATA RUANG, PRASARANA DAN SARANA

1. Terkait dengan struktur ruang kota, antara lain : a. Ketergantungan pelayanan pada pusat kota seperti pelayanan perdagangan dan jasa yang bergabung dengan permukiman dengan intensitas yang tinggi sehingga menyebabkan tragedy of common seperti kemacetan lalulintas, ketidaknyamanan beraktifitas dan ketidakamanan beraktifitas. b. Pusat pelayanan kota yang tidak diturunkan kedalam subpusat pelayanan. Artinya, terdapat kesenjangan antara inti kota dengan kawasan pinggiran kota. 2. Terkait pola penggunaan ruang, antara lain : a. Fokus kawasan lindung masih terbatas pada kawasan konservasi bangunan tua dan bangunan tradisional, b. Pengalokasian ruang untuk kegiatan pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Payakumbuh belum ada, c. Kebutuhan ruang yang cukup untuk memindahkan kawasan rumah sakit dari kawasan padat ke kawasan yang lebih luas, sebagai pusat pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kelas Rumah Sakit menjadi tipe B dengan skala pelayanan wilayah mencakup Kabupaten Lima Puluh Kota. d. Perlu mengalokasikan ruang untuk kawasan industri kecil dan rumah tangga karena memiliki potensi yang besar untuk ekspor dan penyerapan tenaga kerja yang besar, e. Diversifikasi kegiatan seperti pariwisata yang membutuhkan pengalokasian ruang yang lebih luas untuk kegiatan rekreasi dan wisata bagi penduduk Kota Payakumbuh dan dari luar kota untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, f. Terbatasnya ruang terbuka hijau khususnya publik, membuat kota kurang menarik. Untuk itu perlu dibangun taman-taman kota yang menjadi vokal point untuk meningkatkan image kota dengan memanfaatkan budaya lokal. g. Pengembangan kawasan olah raga di kawasan Kubu Gadang dan sekitarnya, h. Membangun kawasan perkantoran pemerintahan secara terpadu untuk efisiensi, RPJPD KOTA PAYAKUMBUH 2005 - 2025 3 - 10 3. Terkait pengendalian pemanfaatan ruang, antara lain : a. Tidak konsistennya pelaksanaan RTRW Kota Payakumbuh, seperti pengalihan pemanfaatan ruang kawasan Ngalau dan sekitarnya sebagai kawasan budidaya sedangkan dalam RTRW merupakan kawasan konservasi atau kawasan lindung. b. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian perlu diatur sehingga tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari.

3.5. LINGKUNGAN HIDUP