Tanaman yang diserang adalah tanaman muda. Seringkali juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk krop. Larva makan permukaan bawah daun kubis dan
meninggalkan lapisan epidermis bagian atas. Setelah jaringan daun lapisan epidermis pecah sehingga terjadi lubang-lubang pada daun. Kerusakan berat mengakibatkan
tanaman kubis hanya tinggal tulang daun saja.
Pengelolaan: 1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
2. Tanam serempak 3. Mengumpulkan larva di sekitar tanaman dan mematikannya
c. Ulat Krop Crocidolomia binotalis
Gejala serangan: Larva muda bergerombol di permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan
bercak putih pada daun yang dimakan. Larva instar ketiga sampai kelima memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis sehingga menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya
tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa crop yang kecil-kecil.
Pengelolaan: 1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
2. Tanam serempak 3. Mengumpulkan ulat pada soremalam hari di sekitar tanaman dan mematikannya
2. KENTANG a. Ulat Tanah Agrotis ipsilon
Gejala serangan: Gejala biasanya terlihat pada pagi hari dengan adanya tanaman muda yang rebah
karena dipotong oleh ulat di bagian pangkal batang. Pengelolaan:
1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang 2. Tanam serempak
3. Pengolahan tanah yang baik 4. Mengumpulkan ulat pada soremalam hari di sekitar tanaman dan mematikannya
5. Pemasangan umpan beracun
b. Penggerek Umbi Pthorimaea operculella
Gejala serangan: Daun yang terserang terlihat warna merah tua dan adanya jalinan seperti benang
yang membungkus ulat kecil berwarna kelabu. Kadang-kadang daun kentang menggulung yang disebabkan karena larva telah merusak permukaan daun sebelah atas,
kemudian bersembunyi dalam gulungan daun tersebut. Gejala serangan pada umbi dapat dilihat dengan adanya kelompok kotoran berwarna coklat tua pada kulit umbi.
Apabila umbi dibelah, akan kelihatan “alur-alur” yang dibuat ulat sewaktu memakan umbi. Kerusakan berat pada pertanaman kentang sering terjadi pada musim kemarau. Di dalam
gudang penyimpanan, OPT tersebut merusak bibit kentang yang disimpan selama 3-5 bulan sebelum tanam.
Pengelolaan: 1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
86
2. Tanam serempak 3. Pengolahan tanah yang baik
c. Kutu Daun Persik Myzus persicae
Gejala serangan: Kerusakan secara langsung akibat serangan kutu daun persik sebenarnya tidak
terlalu merugikan. Kutu daun persik mengisap cairan daun, sehingga menyebabkan daun berkerutkeriting, tumbuhnya kerdil, kekuningan, daun-daunnya terpuntir, menggulung
dan kemudian layu dan mati. Gejala yang lebih penting adalah gejala karena kerusakan secara tidak langsung, yaitu serangan penyakit virus yang ditularkan oleh kutu ini. Kutu
daun persik merupakan vektor penyakit tanaman kentang antara lain PVA, PVY, PVM, dan PLRV.
Pengelolaan: 1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
2. Tanam serempak 3. Penyemprotan dengan insektisida selektif dan efektif
d. Lalat Pengorok Daun Lyriomyza huidobrensis
Gejala serangan: Lalat pengorok memakan daun dengan cara masuk ke dalam jaringan daun.
Akibat serangan hama ini terdapat alur-alur pada daun yang dapat mempengaruhi fotosintesis.
Pengelolaan: 1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
2. Tanam serempak
e. Nematoda Sista Kuning Globodera rostochiensis