Walang Sangit Leptocorisa acuta Penggerek Tongkol Helicoverpa armigera Gejala serangan:

kelembaban, angin, cahaya, jenis dan jumlah pakan serta musuh alami. Kelembaban minimal 80 sangat mendukung perkembangan larva. Temperatur 26-29 C sangat sesuai bagi perkembangan hama ini. Pengelolaan: Pengamatan rutin serangan ganjur harus dimulai sejak umur 7 hari setelah tanam. Penanaman secara serentak minimal di satu wilayah kelompok, penggunaan varietas tahan, perlakuan benih dengan insektisida.

6. Hama Putih Palsu Cnaphalocrosis medinalis

Bukan merupakan hama utama meskipun kadangkala dilaporkan menyerang di Pantai Utara Jawa Barat dengan kerusakan 15. Larva lebih cocok hidup pada tanaman padi di musim hujan. Pada musim kering larva lebih cocok hidup pada jagung. Inang hama putih palsu adalah padi, jagung, sorgum, rumput Echinocloa dan tebu. Gejala serangan: Larva memakan daun sehingga menimbulkan bekas serangan berupa garis-garis putih. Gejala serangan yang khas terlihat lipatan daun, larva makan dari dalam, menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna putih. Pengelolaan: 1. Sanitasi tanaman inang dan rumput liar di sekitar persawahan 2. Budidaya tanaman sehat, sehingga adanya serangan ringan dapat dikompensasi oleh pertumbuhan tunas. 3. Pemanfaatan dengan musuh alami diantaranya Apanteles sp, Pentalitomastix sp, predator laba-laba dan cocopet dari ordo Dermaptera

7. Kepinding tanah Scotinophora sp

Hama ini juga bukan hama utama padi. Serangannya tersebar dan tidak menimbulkan kerusakan ekonomis bagi petani. Gejala serangan: Hama mengisap cairan pelepah dan batang padi. Bekas isapan menjadi coklat dengan coklat tua pada tepinya. Daun pada rumpun yang terserang berat akan menjadi kering, lama- kelamaan semua daun kering dan akhirnya mati. Batang-batang menjadi busuk dan mudah dicabut. Tanaman yang disukai hama ini terutama bibit di persemaian dan tanaman muda sampai 50-60 hari. Tanaman tua dapat juga terserang. Serangan dewasa mampu hidup dan berkembangbiak selama 1-2 musim. Selama musim kemarau mengalami dormansi pada bongkahan tanah yang berumput. Pada saat cuaca baik dewasa terbang ke pertanaman dalam jumlah besar. Lebih menyukai keadaan basah atau lembab. Pengelolaan: Pembajakan dan pembenaman tunggul-tunggul padi setelah panen akan dapat mengurangi populasinya untuk musim tanam berikutnya. Pengeringan lahan sawah dapat menghambat perkembangan hama. Pemupukan saat tanaman terserang, sehingga tanaman mampu mengkompensasi serangan. Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang rerumputan juga dapat menghambat perkembangan kepinding tanah.

8. Walang Sangit Leptocorisa acuta

76 Hama yang menyerang bulir padi ini merupakan hama yang menyerang secara sporadis di lokasi perswahan yang menyebar. Hama ini menimbulkan masalah di persawahan di luar Jawa. Di Sulawesi Selatan pernah dimasukkan sebagai salah satu hama padi utama. Walang sangit mulai aktif pada awal musim hujan setelah menyelesaikan 1-2 generasinya pada rerumputan. Kepadatan populasi meningkat pada kondisi tanaman padi sedang berbunga, cuaca hangat dan gerimis. Hujan lebat dapat menurunkan kepadatan populasi. Gejala serangan: Butir padi yang terserang hama ini akan menjadi hampa sebab cairan selnya telah habis dihisap. Butir padi yang setengah hampa akan mudah pecah jika masuk dalam penggilingan. Butir padi bekas tertusuk walang sangit warnanya berubah menjadi coklat atau kehitam-hitaman sebagian atau seluruhnya. Kerusakan berat akan terjadi apabila walang sangit dewasa menyerang padi pada saat malai berbunga. Pengelolaan: 1. Tanam serempak untuk membatasi ketersediaan makanan yang sesuai 2. Pemanfaatan tanaman perangkap 3. Penanaman tanaman resisten 4. Pemanfaatan musuh alami seperti Conocephalus longipenis, Gryon nixoni, Beauveria bassiana

B. HAMA-HAMA JAGUNG

Urutan pentingnya hama-hama jagung di Indonesia saat ini adalah 1 Tikus, 2 Penggerek Tongkol, 3 Penggerek Batang , 4 Lalat bibit dan 5 Ulat grayak. Perilaku, gejala serangan dan pengendalian hama Tikus sudah dijelaskan di depan.

1. Penggerek Tongkol Helicoverpa armigera Gejala serangan:

Biasanya selain menyerang tongkol jagung juga menyerang pucuk sehingga bunga jantan tidak terbentuk akibatnya hasilnya berkurang. Telur diletakkan secara terpencar pada daun, pucuk dan bunga pada malam hari. Biasanya telur diletakkan pada tanaman jagung umur + 2 minggu setelah tanam. Pengelolaan: 1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang 2. Tanam serentak 3. Mengumpulkan ulat kemudian mematikannya

2. Penggerek Batang Jagung Ostrinia furnacalis Gejala serangan: