1. Pergiliran tanaman dengan tanaman non Leguminosae 2. Seed treatment
3. Penggunaan mulsa jerami 4. Tanam serentak dengan selisih waktu antara tanam awal dan tanam akhir tidak lebih dari 10
hari, dilakukan pada areal yang cukup luas.
2. Penggerek polong Etiella zinckenella Gejala serangan:
Tanda serangan berupa lubang gerekan berbentuk bundar pada kulit polong. Apabila terdapat dua lubang gerek pada polong tersebut berarti ulat sudah pergi. Di dalam polong
terserang terdapat butir-butir kotoran ulat yang berwarna kuning atau coklat muda yang menggumpal. Akibat serangan hama ini dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil panen.
Telur diletakkan pada malam hari, pada bagian bawah kelopak bunga atau pada polong secara berkelompok. Populasinya tinggi pada saat musim kemarau daripada musim hujan.
Pengelolaan: 1. Pemantauan dini
2. Tanam serempak pada areal yang luas 3. Sanitasi terhadap inang alternatif
4. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang 5. Untuk daerah endemis penggerek polong, perlu diterapkan penanaman tanaman perangkap.
6. Pemanfaatan musuh alami seperti Apanteles sp, Trichogramma sp, Tachinidae, predator
Lycosa sp dan Oxyopes sp 7. Pengendalian dengan insektisida efektif dilakukan apabila populasi hama telah mencapai
ambang pengendalian
3. Ulat Grayak Spodoptera litura Gejala serangan:
Larva muda secara bergerombol makan epidermis bawah daun sehingga menimbulkan gejala transparan, yang tersisa hanya tulang-tulang daun dan epidermis bagian atas, daun yang
rusak tampak berwarna keputih-putihan. Serangan ulat instar awal dapat menimbulkan gejala transparan pada daun, sedang serangan oleh ulat instar akhir dapat menimbulkan gejala berupa
berlubang pada daun bahkan polong termakan habis.
Pengelolaan: 1. Pemantauan terhadap kelompok instar 1 atau gejala awal daun yang tampak keputih-putihan
dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 14 HST 2. Melakukan tanam serentak dan pergiliran tanaman
3. Pengendalian dini setelah ditemukan populasi 4. Pengendalian secara fisik dan mekanik yakni dengan mengumpulkan kelompok telur dan
larva kemudian dimusnahkan 5. Penggunaan Sl NPV
6. Pemanfaatan musuh alami predator Carabidae, Reduviidae, parasitoid Telenomus, Tachinidae, Ichneumonidae
7. Pengendalian dengan insektisida secara spot treatment dibatasi sampai dengan instar 3
4. Ulat Penggulung Daun Lamprosema indicata Gejala serangan:
79
Ulat merusak tanaman kedelai berumur 3-4 minggu setelah tanam. Ulat makan dari gulungan daun. Apabila gulungan tersebut dibuka, daun akan tampak tinggal tulang-tulangnya.
Ulat diam di dalam gulungan daun yang direkatkan satu sama lain dengan benang air liurnya. Ulat membentuk kepompong di dalam gulungan daun tersebut.
5. Ulat Jengkal Plusia chalcites
Ulat jengkal berwarna hijau dan bergerak seperti menjengkal, bentuk larva tua mempunyai ciri khas. Ulat jengkal menyerang tanaman kedelai berumur muda dan tua. Dalam
satu musim tanam hanya dijumpai satu generasi. Daun yang terserang ulat pada populasi tinggi tinggal tulang daun saja atau bahkan habis sama sekali. Pada tahun 1983 luas serangan hama
ini mencapai 24000 ha dengan intensitas serangan 40.
5. Kepik Hijau Nezara viridula Gejala serangan: