Gaya Berbicara Komunikasi Yang Efektif3

58 Komunikasi Yang Efektif Dalam berbicara hendaknya jangan menggunakan kata-kata Jargon, yaitu kata-kata yang dibuat sendiri untuk kalangan sendiriorang-orang tertentuprofesi tertentu dan tidak dimengerti oleh orang lainkelompok laingroup lainnya. Untuk menghindari kata-kata jargon dalam komunikasi gunakanlah kata-kata yang pendek, sederhana, dan langsung pada sasaran keep language short, simple and to the point - KISS Principle. Teknik yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan efektifitas penampilan berbicara verbal adalah sebagai berikut: 1. Percaya diri. Tiap orang pada umumnya berharap mendengar pembicaraan terburuk yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Tetapi, pada saat bersamaan, merekapun berharap mendengar pembicaraan terbaik. Karena itu, jika dapat berbicara lebih baik dari pada yang menjadi perkiraan pendengar, maka pembicaraan akan mendapat dukungan dan penghargaan. 2. Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan. Berikan aksentuasi tekanan untuk hal-hal yang dianggap penting. 3. Bicara dengan wajar, paling tidak seperti biasanya berbicara. Jangan terkesan seperti penyair atau sedang berdeklamasi. 4. Atur irama dan tekanan suara, dan jangan monoton. Gunakan tekanan dan irama tertentu untuk menampilkan point-point tertentu, seperti marah dengan nada tinggi, sedih Modul Diklat Prajabatan Golongan III 59 dengan suara memelas dst. Tapi hindarkan kesan sebagai pemain drama. 5. Menarik napas dalam-dalam, 2 sampai 3 kali untuk mengurangi ketegangan. Mengatur napas secara normal dan jangan terkesan seperti orang yang sedang dikejar-kejar. Bilamana perlu menghentikan pembicaraan, selain untuk mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian. 6. Hindari sindrom EM, AH, ANU, APA ………..dst. Jika terpojok dan kehabisan bicara atau lupa cukup berhenti sebentar. Cara ini seakan-akan menunjukkan bahwa kita sedang berpikir dan akan berdampak positif dibanding mengatakan apa ya, eh apa ya. Saya pikir ………….. 7. Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan. Jangan merasa malu melakukan hal ini, karena pendengar akan berpikir bahwa kita hanya menekankan poin pembicaraan tertentu agar lebih lengkap. 8. Siapkan air minum terutama mereka yang sering kali kehabisan napas jika berbicara. Selain berfungsi membasahi kerongkongan yang kering, juga membantu pembicara berhenti sejenak.

D. Gaya Berbicara

Gaya berbicara ialah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik para pendengar. Gaya berbicara dapat digolongkan menjadi : 60 Komunikasi Yang Efektif Gaya berbicara dengan menghubungkan suara dengan kata-kata, atau disebut gaya bahasa. 1. Gaya bahasa Asindenton: yang bertujuan agar pendengar memperhatikan kalimat seluruhnya, bukan pada bagian- bagian kalimat. 2. Gaya bahasa Polisidenton: yang bertujuan agar pendengar perhatiannya terarah pada kalimat demi kalimat. 3. Gaya bahasa Klimaks: yang bertujuan, agar para pendengar tertarik dan memperoleh perbandingan yang mendalam. 4. Gaya bahasa Antiklimaks: Ini berlawanan dengan klimaks, tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama. 5. Gaya bahasa Hiperbola: Gaya bahasa ini bertujuan menarik perhatian yang mendengarkan, atau mensangatkan. Misalnya: kita harus bekerja membanting tulang, berfikir dengan memeras otak, kerja keras memeras keringat. Gaya berbicara dengan gerak air muka mimik. Yaitu gaya berbicara tidak dengan kata-kata, tidak dengan diam, tapi dengan gerak air muka wajah. Warna muka dapat menjadi alat komunikasi. Warna muka merah mungkin sedang marah, atau malu. Sedangkan warna muka pucat mungkin sedang ketakutan atau sedang sakit, kaget karena melihat atau mengalami hal-hal yang sangat luar biasa di luar kemauannya. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 61 Gaya berbicara dengan gerak anggota badan panto mimik. Misalnya dengan geleng kepala berarti tidak setuju, menganggukkan kepala tanda setuju, menggunakan gerak tangan yang menunjukkan pengertian bicara tertentu, menggaruk-garuk kepala, menggigit kuku jari-jari. Cara berbicara seperti ini dapat digunakan dalam rapat yang peserta rapatnya berjauhan. Gaya berbicara dengan gerak gerik panto mimik dan mimik. Gerak gerik termasuk bahasa dalam pengertian luas dan sebagai alat komunikasi. Gerak bukan hasil kebudayaan, akan tetapi tumbuh sendiri sebagai alat komunikasi.

E. Hal-Hal Yang Menarik