24
Komunikasi Yang Efektif
Pengirim pesan harus dapat menuliskan atau menyandikan pesan dengan baik dan jelas. Dan juga membuat encoding
yang ditujukan kepada seseorang atau beberapa orang, dan memilih media, serta meminta kejelasan kepada penerima
apakah pesan telah diterima. 2.
Penerima pesan atau sering disebut sebagai receiver atau
komunikan. Penerima pesan harus mendengarkan atau berkonsentrasi agar pesan dapat diterima dengan benar, dan
memberikan umpan balik yang disebut dengan decoding kepada pengirim pesan bahwa pesan telah diterima dengan
benar. 3.
Media atau saluran yang digunakan sebagai alat untuk
mengirimkan pesan. Media ini dapat berupa telepon, televisi, fax, telecopier, sandi morse, semapore, SMS, E-mail , dan
lain lain. Proses komunikasi mempunyai dua model yaitu model linier
yang mempunyai ciri sebuah proses komunikasi yang hanya terdiri dari satu garis lurus. Proses tersebut berawal dari
komunikator dan berakhir pada komunikan. Model yang lain adalah model sirkuler yang ditandai dengan adanya unsur
feedback. Hal ini berarti proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Jadi pada dasarnya
proses komunikasi ini berbalik satu dalam lingkaran penuh. Proses komunikasi harus merupakan komunikasi dua arah. Yakni,
pengirim menuliskan dan mengirimkan pesan melalui media yang dipilihnya, dan penerima pesan menuliskan kembali pesan yang
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
25
dia telah terima, serta menyampaikan bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar.
Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan noise yang disebabkan oleh berita yang disampaikan tidak jelas,
sehingga penerima
berita mengartikannya
tidak secara
menyeluruh, atau gangguan lain yang mempengaruhi media komunikasi.
G. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi itu ? Jelaskan dengan
kata-kata Saudara sendiri. 2.
Sebutkan unsur-unsur dalam komunikasi dan sebutkan peran masing-masing unsur dalam komunikasi tersebut.
3. Ceritakan kembali proses komunikasi yang Saudara pahami.
4. Apa yang dimaksud dengan noise dalam proses komunikasi?
Jelaskan dan berikan contohnya. 5.
Apa yang dimaksudkan dengan komunikasi Verbal. Berikan contohnya.
6. Apa yang dimaksudkan dengan Komunikasi Non Verbal.
Jelaskan dengan kata-kata Saudara sendiri. 7.
Apa peran dan fungsi komunikasi dalam kehidupan sehari- hari?
26
BAB III MEMBANGUN KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF
Sebelum mendefinisikan komunikasi yang efektif, barangkali kita perlu merujuk dahulu kepada kata efektif itu sendiri. Secara
etimologis kata efektif sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang
diinginkan producing
desired result,
berdampak menyenangkan having a pleasing effect, bersifat aktual, dan nyata
actual and real. Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver
sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator, kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang positif
sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut komunikator dan
komunikan. Bagaimana cara membangun komunikasi yang efektif? Pada bab ini
kita akan berusaha menjawab pertanyaan ini.
A. Aspek-Aspek Komunikasi Yang Efektif
Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif.
1.
Kejelasan Clarity:
bahasa maupun informasi yang
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
27
disampaikan harus jelas. Dalam kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita mendengar ucapan-ucapan seperti ini:
Masalahnya ininya belum dianukan. Apa ini dan di apakan? Akan lebih mudah dipahami maknanya bila,
misalnya, kata ini diganti buku dan kata anu diganti bagi. Jadi kalimat
itu berbunyi:
Masalahnya, bukunya
belum
dibagikan.
2.
Ketepatan accuracy:
bahasa dan informasi yang
disampaikan harus betul-betul akurat alias tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan
harus benar. Benar ini artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan. Bisa saja informasi yang
ingin kita sampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang kita sampaikan benar-benar apa yang memang kita
ketahui. Inilah yang dimaksud akurasi di sini. 3.
Konteks contex:
bahasa dan informasi yang disampaikan
harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa
dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Contohnya, sepulang kerja seorang suami berkata kepada istrinya: Dindaku, tolong kanda berikan segelas air
nan jernih, kanda haus sekali. Dari segi kejelasan dan keakuratan bahasa dan informasi tidak ada masalah. Tetapi
konteksnya tidak tepat, sehingga mungkin sang istri tidak segera mengambil air melainkan bertanya tentang keadaan
sang suami.
28
Komunikasi Yang Efektif
4.
Alur flow:
keruntutan alur bahasa dan informasi akan
sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif. Sewaktu kita meminjam uang, misalnya, kita cenderung
mengemukakan kesulitan-kesulitan kita terlebih dahulu sebelum kita menyampaikan maksud kita untuk meminjam
uang. Mungkin begitu juga pada saat kita pertama kali
menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang. 5.
Budaya Culture:
aspek ini tidak saja menyangkut bahasa
dan informasi, tetapi juga tatakrama atau etika. Bersalaman dengan satu tangan bagi orang Sunda mungkin terkesan rada
kurang sopan, tetapi bagi etnis lain mungkin suatu hal yang biasa.
Kata “Juancu” bagi arek-arek Suroboyo merupakan kata yang lumrah didengar dan dapat diterima. Tetapi bagi wong Solo
atau Jogja, mungkin risih mendengar kata itu.
B. Strategi Membangun Komunikasi Yang Efektif