lxxi
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai ini berada di Jalan Gatot Subroto no:72 Binjai, Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat. Lembaga
Pemasyarakatan ini memiliki lokasi ± 2000 m² dengan luas bangunan ± 1400 m².
Jika dilihat dari penyusunan tata kota, lokasi dapat dikatakan sangat strategis karena berdekatan dengan instansi pemerintah lainnya, khususnya instansi
pemerintah yang berperan sebagai instansi penegak hukum yaitu Pengadilan Negeri Klas I Binjai. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai mempunyai letak geografis
sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan sawit
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk dan perkebunan sawit
3. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk dan perkebunan sawit
4. Sebelah Barat berbatasan dengan perumahan penduduk
4.2 Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dibawah Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI Sumatera Utara yang bertugas memberikan pembinaan kepada penghuni sebagai Narapidana.
Bangunan Lembaga Pemasyarakatan merupakan cerminan keadaan penghuni di dalamnya. Keadaan bangunan yang layak dapat mendukung proses pembinaan
yang sesuai harapan dan dapat meningkatkan kualitas hidup para narapidana
lxxii sehingga dapat berfungsi sosial lagi dengan baik di dalam kehidupan masyarakat
nantinya. Di Indonesia sendiri, sebagian besar bangunan Lembaga Pemasyarakatan merupakan warisan kolonial, dengan kondisi infrastruktur yang terkesan seram dan
memperlihatkan suasana kehidupan yang terkesan keras. Tembok tinggi yang mengelilingi keseluruhan bangunan dan dengan terali besi menambah kesan seram
lokasi tersebut. Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai adalah peninggalan
zaman Belanda yang yang dibangun pada tahun 1918. Pada zaman ini, lembaga pemasyarakatan ini merupakan perkebunan tembakau milik Belanda. Dan disamping
adanya perkebunan, Belanda juga membangun tempat tahanan bagi para pekerja. Belanda melakukan sistem kerja paksa terhadap para pekerja di perkebunan
tembakau ini. Dalam pekerjaan sehari-hari, tidak jarang para pekerja melakukan kesalahan dalam pekerjaan sehingga dimasukkan ke dalam tahanan.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka lembaga pemasyarakatan ini merupakan perwujudan dari sistem pemasyarakatan yang berbeda jauh dengan
sebelumnya yang menganut sistem penjeraan bagi narapidana. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai sampai sekarang telah berbenah diri dan melakukan
banyak perubahan fisik maupun non fisik.
4.3 Visi dan Misi Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai Visi :