xxvi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Respon
Scheerer menyebutkan respon pada hakekatnya merupakan tingkah laku balas atau juga sikap yang menjadi tingkah laku baik, yang juga merupakan proses
pengorganisasian langsung dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari
rangsangan- rangsangan proksimal tersebut. Sementara itu, respon dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku yang kuat
Sarwono, 1998:84. Respon stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan
diciptakan untuk memunculkan tanggapan. Respon lambat laun tertanam atau diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang Dzamarah,2002:23. Respon juga
diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta
pemanfaatan suatu fenomena tertentu Adi, 2000:105. Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah
tidak ada, jadi jika proses pengamatan sudah berhenti dan hanya tinggal kesan- kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi tanggapan
adalah gambaran ingatan dari pengamatan. Dalam ini untuk mengetahui respon dapat dilihat melalui persepsi, sikap, dan partisipasi .
Persepsi menurut Bimo Walgito adalah proses yang terjadi di dalam diri
individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan
xxvii keadaan di sekitarnya, sedangkan menurut Bower, persepsi ialah interpretasi tentang
apa yang diinderakan atau dirasakan individu Budi, Ayi Setia 06 September 2008 http:id.shvoong.comsocial-sciencespsychology1837978-definisi-persepsi diakses
tanggal 13 Maret 2012, jam 23:34.
Persepsi menurut Mc Mahon adalah proses menginterprestasikan rangsangan
input dengan menggunakan alat penerima informasi sensori information. Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson menunjuk bagian kita melihat,
mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai gejala sesuatu yang dialami manusia. William James
menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap indera kita, serta sebagian yang lainnya dan diperoleh dari
pengolahan ingatan memory, kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penerimaan.
Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.
Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi. Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman.
Oleh karena itu atensi ini menjadi yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses
untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena sensori channel kita tidak mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan. Hal-hal
yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :
xxviii 1.
Motif dan kebutuhan 2.
Prepator set, yaitu kesiapan seseorang untuk merespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain.
3. Minat interest.
Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah: 1.
Intensitas dan ukuran, misalnya makin keras suatu bunyi maka akan semakin menarik perhatian orang.
2. Kontras dengan hal-hal baru.
3. Pengulangan.
4. Pergerakan Adi, 2000:15.
Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika ia menghadapi
suatu rangsangan tertentu. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi
lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni menyenangi, mendekati, mengharapkan suatu objek atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek
Adi, 2000:178. Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik bersifat positif
maupun yang bersifat negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Thurstone melihat sikap hanya sebagai afeksi saja belum mengkaitkan sikap dengan
perilaku. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa Thurstone secara eksplisit
melihat sikap hanya mengandung komponen afeksi saja. Individu yang mempunyai
perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap yang favorable terhadap objek tersebut. Sedangkan individu
memandang sikap sebagai suatu perasaan negatif terhadap suatu objek psikologis
xxix dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable terhadap objek tersebut. Dalam sikap
yang positif, reaksi seseorang cenderung mendekati atau menyenangi objek tersebut, sedangkan dalam sikap yang negatif orang cenderung untuk menjauhi atau
menghindari objek tersebut Hudaniah, 2009:90-91 Sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat
atau berperilaku. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Menurut Allport, pada hakekatnya sikap adalah suatu interaksi dari berbagai komponen, komponen tersebut adalah :
1. Komponen Kognitif
Komponen Kognitif adalah komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sifatnya. Dari
pengetahuan ini akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut.
2. Komponen Afektif
Komponen Afektif adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi, sifatnya yang berhubungan erat dengan nilai-nilai
kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya. 3.
Komponen Konatif Komponen Konatif adalah komponen yang merupakan kesiapan seseorang
untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikap. Berdasarkan komponen-komponen tersebut, sikap dapat dilihat melalui
penilaian, penerimaan atau penolakan, dan mengharapkan atau menghindari suatu
xxx objek tertentu Hudaniah, 2009:90. Ciri- ciri dasar dari sikap menurut Brigham
adalah : 1.
Sikap disimpulkan dari cara individu bertingkah laku 2.
Sikap mengarah pada objek psikologis atau kategori. Dalam hal ini, skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka mengkategorisasikan
target objek dimana sikap diarahkan. 3.
Sikap dapat dipelajari 4.
Sikap mempengaruhi perilaku Hudaidah, 2009: 91. Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting.
Bahkan mutlak diperlukan untuk mengukur respon. Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dalam
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam mengevaluasi perubahan yang terjadi Adi, 2007:27. Partisipasi sangat berhubungan atau berkaitan dengan frekuensi dan kualitas
yaitu : 1.
Frekuensi Kaitan partisipasi dengan frekuensi adalah bahwa partisipasi merupakan
keterlibatan masyarakat dimana keterlibatan tersebut harus memiliki frekuensi yang baik dan teratur agar masyarakat dapat melaksanakan
program dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi. 2.
Kualitas Kaitan partisipasi dengan kualitas adalah bahwa dalam melaksanakan suatu
program harus diperlukan sikap yang berkualitas pada masyarakat tersebut dan keterlibatan masyarakat yang bertata laku dengan baik, sehingga
xxxi mereka akan terinternalisasi dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif
terhadap kualitas. Dalam merespon stimulus, tidak terlepas dari subjek dan objeknya. Subjek
merupakan orang yang merespon dan objek merupakan stimulus atau yang akan direspon. Dalam hal ini yang menjadi subjeknya adalah Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas II A Binjai dan menjadi objeknya adalah Program Pembinaan.
2. 2. Narapidana 2.2.1 Pengertian Narapidana