Partisipasi Narapidana Terhadap Program Pembinaan

cxv

5.2.3 Partisipasi Narapidana Terhadap Program Pembinaan

Partisipasi narapidana terhadap program pembinaan dapat dilihat dari keterlibatan responden dalam mengikuti dan melaksanakan program pembinaan. Hasil penelitian dari partisipasi responden terhadap program pembinaan diuraikan sebagai berikut : Tabel 5.25 Keterlibatan Responden dalam Mengikuti Program Pembinaan No. Kategori Frekuensi 1 Aktif 42 73,70 2 Kurang Aktif 11 19,30 3 Tidak Aktif 4 7 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer, 2012 Keinginan anggota suatu kelompok berpartisipasi dalam pelaksanaan program ditentukan oleh kuat-lemahnya motivasi, baik itu motif kepentingan diri pribadi, keberhasilan kelompok atau untuk menyenangkan orang lain. Berdasarkan tabel 5.25 dapat diketahui, bahwa 42 orang responden 73,70 aktif dalam mengikuti program pembinaan. Para narapidana memiliki keinginan kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan setelah kembali dalam kehidupan bermasyarakat dapat berfungsi sosial dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, para narapidana aktif dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan. Salah satu responden yang selalu aktif dalam mengikuti program pembinaan yaitu saudara Suwondo Wondo mengatakan bahwa : “saya selalu mengikuti program pembinaan yang dilaksanakan di LP ini. saya paling aktif dalam kegiatan keagamaan yaitu di mesjid. Saya lebih taat beribadah dan sholat teratur. Saya juga lebih sadar akan perbuatan cxvi saya sebelumnya dan dapat mengetahui apa alasan saya hidup yaitu selalu berbuat baik“. Sebanyak 11 orang responden 19,30 kurang aktif dalam mengikuti program pembinaan dan sebanyak 4 orang responden 7 tidak aktif dalam mengikuti program pembinaan. Hal ini disebabkan karena faktor kesehatan sehingga tidak dapat mengikuti program pembinaan dan tidak adanya minat atau keinginan untuk mengikuti program pembinaan tersebut. Tabel 5.26 Penilaian Responden Mengenai Pelaksanaan Program Pembinaan No. Kategori Frekuensi 1 Memuaskan 50 87,70 2 Kurang Memuaskan 5 8,80 3 Tidak Memuaskan 2 3,50 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 5.26 dapat diketahui, bahwa 50 orang responden 87,70 menilai bahwa pelaksanaan program pembinaan adalah memuaskan. Penilaian tersebut tidak terlepas pada hasil dan manfaat dari program pembinaan yang sudah dirasakan sendiri oleh para narapidana. Jika hasilnya memuaskan dan bermanfaat langsung maka secara otomatis program pembinaan tersebut sudah baik. Sebanyak 5 orang responden 8,80 menilai bahwa pelaksanaan program pembinaan adalah kurang memuaskan dan 2 orang responden 3,50 menilai bahwa pelaksanaan program pembinaan adalah tidak memuaskan. cxvii Tabel 5.27 Keterlibatan Responden Dalam Sosialisasi Program Pembinaan Terhadap Sesama Narapidana dan Keluarga No. Kategori Frekuensi 1 Terlibat 28 49,10 2 Jarang Terlibat 18 31,60 3 Tidak Terlibat 11 19,30 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 5.27 dapat diketahui, bahwa 28 orang responden 49,10 terlibat dalam sosialisasi program pembinaan terhadap sesama narapidana dan keluarga. Bentuk sosialisasi ini dapat dimulai dari sesama narapidana yaitu dengan mengajak ikut serta dalam kegiatan pembinaan yang dilakukan serta menjelskan manfaat keikutsertaan program tersebut. Bentuk sosialisi yang kedua adalah keluarga, yaitu sosialisasi tentang program-program pembinaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan ini. Salah satu responden yang terlibat dalam sosialisasi dengan sesama narapidana yaitu saudara Gesang Purnomo mengatakan bahwa : “saya sebagai pemuka kerja di bagian seksi bimpas. Jadi setiap ada kegiatan pembinaan, saya akan membuat surat edaran mengenai pelaksaan kegiatan pembinaan yang akan dilakukan. Saya akan mengedarkan ke seluruh kepala kamar yang ada di setiap blok agar disosialisasikan juga kepada narapidana yang lain. dan saya juga sedang menjalani proses pembebasan bersyarat. saya sudah menghubungi keluarga saya yang jauh di jawa timur agar segera datang untuk menjamin pembebasan bersyarat saya “. Sebanyak 18 orang responden 31,60 kurang terlibat dalam sosialisasi program pembinaan terhadap masyarakat dan keluarga dan sebanyak 11 orang cxviii responden 19,30 tidak terlibat dalam sosialisasi program pembinaan terhadap masyarakat dan keluarga. Tabel 5.28 Intensitas Keterlibatan Responden Dalam Pelaksanaan Program Pembinaan No. Kategori Frekuensi 1 Sering Terlibat 34 59,70 2 Jarang Terlibat 12 21,00 3 Tidak Pernah Terlibat 11 19,30 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 5.28 dapat diketahui, bahwa 34 orang responden 59,70 sering terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan yang dilaksanakan. Dari hal ini, kita dapat melihat keterlibatan narapidana memiliki frekuensi yang baik dalam melaksanakan program pembinaan. Sebanyak 12 orang responden 21,00 jarang terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan. Dari seorang responden yang jarang terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan yaitu saudara Muhammad Khaidir yang mengalami tindak pidana narkotika mengatakan bahwa : “saya jarang mengikuti kegiatan, karena kondisi badan saya tidak memungkin untuk ikut, saya sakit. Tetapi jika saya badan saya kuat, saya tetap mengikuti kegiatan yang dilaksanakan“. Sebanyak 11 orang responden 19,30 tidak pernah terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan dikarenakan mereka memang tidak mau terlibat dalam program pembinaan tersebut. cxix Tabel 5.29 Penilaian Responden Terhadap Sarana dan Prasarana Dalam Menunjang Pelaksanaan Program Pembinaan No. Kategori Frekuensi 1 Memadai 44 77,20 2 Kurang Memadai 12 21,05 3 Tidak Memadai 1 1,75 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer, 2012 Seseorang dapat mengikuti suatu kegiatan secara maksimal jika didukung dengan sarana dan prasarana yang baik. Berdasarkan tabel 5.29 dapat diketahui, sebanyak 44 orang responden 77,20 mengganggap bahwa sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan yaitu sudah memadai. Dari hasil observasi yang telah saya lakukan, kondisi bangunan tempat pembinaan misalnya mesjid, gereja dan aula sudah memadai. Dilihat dari kondisi bangunan yang baik dan tersedianya peralatan yang mendukung terlaksananya program pembinaan tersebut. Sebanyak 12 orang responden 21,05 mengganggap bahwa sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan yaitu kurang memadai dan sebanyak 1 orang responden 1,75 mengganggap bahwa sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan yaitu tidak memadai. Menurut para responden, mengapa menyatakan bahwa tidak memadai, disebabkan karena kondisi kamar tidur yang kurang memadai yaitu adanya overcapacity kelebihan daya tampung dari kapasitas hunian yang ada di Lembaga Pemasyarakatan. Hal ini dapat kita lihat dari data di lapangan yang menunjukkan bahwa kapasitas hunian yang disediakan hanya berkisar lebih kurang 245 orang. Dan jika dilihat secara cxx langsung di lapangan, bahwa lembaga pemasyarakatan ini ditempati oleh lebih kurang 800 orang penghuni. Tabel 5.30 Manfaat dari Program Pembinaan Yang Diikuti oleh Narapidana No. Kategori Frekuensi 1 Sudah Bermanfaat 48 84,21 2 Kurang Bermanfaat 8 14,04 3 Belum Bermanfaat 1 1,75 Jumlah 57 100 Sumber : Data Primer, 2012 Program Pembinaan memerlukan campur tangan dan keikutsertaan narapidana. Berdasarkan tabel 5.30 dapat diketahui, bahwa sebanyak 48 orang responden 84,21 sudah pernah merasakan manfaat dari program pembinaan. Hal ini dilihat dari partisipasi dan keikutsertaan mereka di dalam pelaksanaan program pembinaan. Dari segi lain yakni mengenai apa yang telah mereka rasakan dan dapatkan dalam kegiatan pembinaan, mencakup apa yang sudah diberikan oleh program tersebut dalam suatu kegiatan yang mereka lakukan. Dari seorang responden yang merasakan manfaat dari pelaksanaan program pembinaan yaitu saudara Herry Gunawan yang mengalami tindak asusila dan telah menjalani masa hukuman selama 3 tahun mengatakan bahwa : “program yang ada di LP ini cukup dibutuhkan oleh para narapidana. Karena ini akan bermanfaat setelah kita keluar dari LP dan bermanfaat juga di LP. Saya mengikuti program yang ada di bingker yaitu montirmekanik alat-alat elektronik. Kegiatan Olahraga juga saya ikuti, karena saya merasa sehat dengan berolahraga “. cxxi

5.3 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Program Pembinaan