xciii kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan ini dan akan saling menghargai
satu sama lain dan tercipta suasana yang rukun.
5.1.5 Identitas Responden Berdasarkan Asal Daerah Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah
No. Asal Daerah
Frekuensi 1
Binjai 29
50,90 2
Medan 19
33,50 3
Pangkalan Berandan 2
3,50 4
Langkat 1
1,70 5
Pematang Siantar 1
1,70 6
Jawa Timur 1
1,70 7
Lain- lain 4
7
Jumlah 57
100 Sumber : Data Primer, 2012
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai adalah satu-satunya lembaga pemasyarakatan yang berada di Kota Binjai merupakan tempat pelimpahan tahanan
ataupun narapidana yang berasal dari Kabupaten Langkat, Tanjung Pura, Pangkalan Berandan dan daerah yang berada disekitar Kota Binjai karena daerah tersebut belum
memiliki lembaga pemasyarakatan tetapi hanya memiliki rumah tahanan rutan. Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui, bahwa mayoritas responden berasal dari
Binjai yaitu sebanyak 29 orang 50,90. Responden yang asal daerahnya dari Medan sebanyak 19 orang 33,50. Responden yang merupakan pelimpahan daerah
lain yang berasal Pangkalan Berandan sebanyak 2 orang 3,50 dan responden
xciv yang berasal dari Langkat sebanyak 1 orang 1,70. Responden yang merupakan
orang pendatangmerantau ke daerah Binjai adalah responden yang berasal dari Pematang Siantar sebanyak 1 orang 1,70 , responden yang berasal dari Jawa
Timur banyak 1 orang 1,70, serta Lain-lain sebanyak 4 orang 7 yang mana berasal dari Padang, Nias dan Aceh.
5.1.6 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Jenjang Pendidikan
Frekuensi 1
Tidak Tamat SD 3
5 2
SD 10
17,70 3
SLTP 17
30 4
SLTA 22
38,60 5
D1 1
1,70 6
D3 2
3,50 7
S1 2
3,50
Jumlah 57
100 Sumber : Data Primer, 2012
Tingkat pendidikan adalah hal yang penting dalam menentukan tindakan dan perilaku seseorang. Pendidikan akan merubah perilaku seseorang melakukan
perbuatan yang sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah biasanya akan rentan untuk melakukan tindak
pidana. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, maka seseorang akan sulit mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dengan keadaan
xcv tersebut sesorang akan mudah melakukan tindakan kriminal. Tetapi tingkat
pendidikan yang tinggi juga tidak menjamin sesorang tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku.
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing responden berbeda-beda. Responden yang tidak tamat SD
sebanyak 3 orang 5, tamat SD sebanyak 10 orang 17,70, tamat SLTP sebanyak 17 orang 30, tamat SLTA sebanyak 22 orang 38,60, tamat D1
sebanyak 1 orang 1,70, tamat D3 sebanyak 2 orang 3,50, dan tamat S-1 sebanyak 2 orang 3,50.
Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga dapat melakukan tindak pidana, faktor yang mendorong misalnya ada niat dari pelaku tindak pidana.
Misalnya responden yang tamat SLTA sebanyak 22 orang 38,60 merupakan responden yang mayoritas tindak pidananya adalah narkotika. Pada tingkat
pendidkan ini, para responden cenderung akan sering mengikuti teman-temannya dan ingin mencoba hal yang baru, sehingga rentan terkena narkotika.
xcvi
5.1.7 Identitas Responden Berdasarkan Tindak Pidana Tabel 5.6