Hubungan rencana dengan peraksanaan kebijakan

4.5 Hubungan rencana dengan peraksanaan kebijakan

Kegembiraan dan rasa puas akan menyelimuti hati para perumus kebijakan, manakala sebuah proses pengambilan keputusan telah dilalui dengan lancar dan menghasilkan sebuah rencana. Tetapi kesuksesan dalam perumusan rencana atau kebijakan tidak memberi jaminan bagi suksesnya pelaksanaan. Oleh karena itu, orang-orang yang terlibat dalam perumusan kabijakan (eksekutif), perlu memberikan perhatian yang serius terhadap hubungan antara rencana dengan pelaksanaan kebijakan.

Hubungan di antara keduanya akan tampak pada baik buruknva rumusan kebijakan dengan sempurna tidaknya pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan. Sebelum dirinci lebih lanjut, berikut penulis kemukakan matrik hubungan tersebut.

Tabel 4.3 Matrik Hubungan antara Rencana dengan Pelaksanaan

Pelaksanaan Rencana Kebijakan Kebijakan

TEPAT

TIDAK TEPAT

Selamat atau hancur Sasaran dinikmati semua

Sukses

Pelaksanaan yang baik pihak, keuntungan yang

dapat menyelamatkan Ekselen

diharapkan tercapai rencana yang kurang baik rumusannya, atau dapat mencegah kegagalan.

Kegagalan total Pelaksanaan yang buruk

Kesulitan

Sebab kegagalan sulit Buruk

merintangi rencana yang dikenali. Rencana yang baik. Bisa terjadi salah

buruk ditandai dengan tafsir, menganggap

ketidakmampuan rencananya kurang tepat.

dalam pelaksanaan

Berdasarkan matrik di atas, hubungan antara rencana dan pelaksanaan kebijakan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Pertemuan antara rumusan rencana yang tepat dengan pelaksanaan yang ekselen dan prima, membawa sukses. Sukses dalam arti sasaran organisasi dapat tercapai dan sekaligus memberikan keuntungan dan kepuasan organisasi. Keberhasilan ini pun akan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya akan mampu membawa organisasi kepada posisi yang kompetitif.

2) Pertemuan antara yang kurang tepat dengan pelaksanaan yang prima, membawa dua kemungkinan, yakni kemungkinan untuk selamat dan kemungkinan untuk hancur runtuh. Kemungkinan untuk selamat dalam arti tidak sampai membahayakan organisasi dari ancaman keruntuhan atau hilang. Walaupun rencana yang disusun ternyata kurang tepat, tetapi tertolong oleh pelaksanaan yang baik. Kemungkinan kedua adalah hancur atau runtuh, apabila terjadi salah tafsir dari rumusan rencana yang kurang tepat dan membawa kepada percepatan kegagalan, walaupun pelaksanaannya baik, karena akan terjadi salah arah dan tujuan tidak akan tercapai.

3) Pertemuan antara rencana yang sangat tepat dengan pelaksanaan yang buruk, membawa pada kesulitan. Artinya, dengan pelaksanaan yang buruk akan menghambat terhadap pencapaian sasaran. Ada kemungkinan munculnya anggapan dari para pimpinan unit kerja, bahwa kegagalan bukan diakibatkan oleh pelaksanaan yang buruk melainkan karena rumusan rencana yang kurang tepat. Akibat lain yang akan terjadi, waktu yang panjang dengan membuang energi yang cukup dalam proses perumusan rencana akan sia-sia.

4) Pertemuan antara rumusan rencana yang kurang tepat dengan pelaksanaan yang buruk, yang sudah pasti akan membawa pada kegagalan total. Apa yang menjadi cita- cira para eksekutif, dan apa-apa yang diharapkan oleh semua orang yang berada pada jajaran unit kerja dalam organisasi tidak akan terwujud.

Dengan melihat korelasi atau hubungan-hubungan di antara rencana dan pelaksanaan, akan tergambar bagaimana cara merumuskan kebijakan dengan memperhitungkan konsekuensi yang akan terjadi.

Hubungan antara rencana dengan pelaksanaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hubungan Antara Rencana dengan Pelaksanaan

Pelaksanaan Rencana Kebijakan

TEPAT

TIDAK TEPAT

Selamat atau hancur Sasaran dinikmati semua

Sukses

Implementasi yang baik pihak, keuntungan yang

dapat menyelamatkan Ekselen/Prima

diharapkan tercapai rencana yang kurang baik rumusannya, atau dapat mencegah kegagalan.

Kegagalan total Impelementasi yang buruk

Kesulitan

Sebab kegagalan sulit Buruk

merintangi rencana yang dikenali. Rencana yang baik. Bisa terjadi salah

buruk ditandai dengan tafsir, menganggap

ketidakmampuan dalam rencananya kurang tepat.

pelaksanaan

Dengan demikian, setelah memahami hubungan antara rencana dan pelaksanaan kebijakan ada peringatan buat para eksekutif, bahwa :

1) Perumusan rencana kebijakan tidak dapat dilakukan begitu

saja tanpa memikirkan berbagai konsep konsekuensinya;

2) Pelaksanaan (implementasi) tidak dapat dipandang sebagai pekerjaan yang mudah, oleh karena itu dalam prakteknya tidak cukup hanya diserahkan kepada eselon bawah tanpa desain perencanaan yang jelas.

Sebagai contoh, pelaksanaan dari Undang-Undang Pemilu yang baru, setelah diundangkan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk dapat direalisasikan. Terdapat sejumlah kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan banyak pihak sebagai pendukung pelaksanaan kebijakan tersebut. Tahapan-tahapan yang ditempuh antara lain mendesain pelaksanaan, mengadakan pelatihan dan demontrasi melalui layar TV, ditambah lagi dengan penyebaran informasi secara berkala melalui berbagai media masa.

Tujuannya antara lain, agar nanti pada hari “H”, baik masyarakat, petugas, maupun pihak lain yang terlibat telah mengetahui dan memahami apa yang harus mereka lakukan. Warga negara dapat melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, para petugas pun dapat melayani warga tanpa hambatan. Tetapi kenyataan membuktikan, bahwa walaupun tahapan-talrapan pra pelaksanaan telah dilakukan, ternyata masih terdapat hambatan yang sangat berarti. Apalagi apabila tidak didesain sama sekali. Dengan demikian semakin jelas, bahwa pelaksanaan dari suatu kebijakan bukan pekerjaan yang mudah dan sederhana.