Evaluasi Kebijakan

5.6 Evaluasi Kebijakan

Sebuah kebijakan publik yang telah disahkan dan dilaksanakan tidak dapat dibiarkan begitu saja, melainkan perlu ditindaklanjuti dengan tahapan manajemen lainnya. Kebijakan harus dikendalikan dan diawasi terus-menerus sejak dari proses perencanaan sampai kepada tahap akhir. Salah satu bagian dari pengawasan adalah kebijakan.

Berkenaan dengan evaluasi kebijakan, berikut ini akan dikemukakan mengenai tujuan evaluasi kebijakan, ruang lingkup evaluasi kebijakan, kriteria evaluasi kebijakan, fungsi evaluasi kebijakan, dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kebijakan.

5.6.1 Tujuan Evaluasi Kebijakan Menurut Riant Nugroho (2003: 182), evaluasi kebijakan

yang merupakan bagian dari pengawasan biasanya ditujukan untuk menilai sejauhmana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya dan sejauh mana tujuan dapat dicapai. Selain itu, bertujuan pula untuk melihat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.

Tujuan pokok dari evaluasi bukan untuk mencari kesalahan atau menyalah-nyalahkan, melainkan untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara pencapaian dari pelaksanaan kebijakan dengan harapan yang diinginkan oleh kebijakan publik. Setelah diketahui, tugas selanjutnya dari Tujuan pokok dari evaluasi bukan untuk mencari kesalahan atau menyalah-nyalahkan, melainkan untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara pencapaian dari pelaksanaan kebijakan dengan harapan yang diinginkan oleh kebijakan publik. Setelah diketahui, tugas selanjutnya dari

Dengan demikian, evaluasi kebijakan publik harus dipahami betul oleh semua pihak sebagai tindakan yang bersifat positif, dan orang yang menjalankan evaluasi (evaluator) bukan sesuatu yang menakutkan. Karena evaluasi bertujuan untuk mencari kekurangan dan menutup kekurangan, sebagai upaya agar tujuan kebijakan yang telah ditentukan sejak awal dapat tercapai.

Oleh karena itu, alangkah bijaksananya bagi seorang evaluator apabila selalu berpedoman kepada pertanyaan sederhana yakni “Apa yang salah?” atau “Di mana letak kesalahannya?” bukan bertanya “Siapa yang salah?”. Apabila evaluasi berpedoman kepada pertanyaan siapa yang salah, obyeknya akan selalu berhubungan dengan orang yang melaksanakan kebijakan. Dalam hal ini, orang yang bersangkutan akan merasa dipojokkan, dan apabila tidak merasa bersalah akan mendatangkan permasalahan yang tidak sederhana.

Satu hal yang perlu dipahami bersama, bahwa masih ada yang beranggapan bahwa evaluasi hanya ditujukan kepada pelaksanaan (implementasi) kebijakan saja. Anggapan seperti itu perlu diluruskan, karena sesungguhnya evaluasi ditujukan kepada seluruh rangkaian proses manajemen, sejak perencanaan sampai kepada evaluasi itu sendiri. Karena tahapan-tahapan evaluasi sendiri perlu dievaluasi, untuk mengetahui kesenjangan dalam pelaksanaan evaluasi.

Sering terjadi, kelemahan dari suatu kebijakan tidak dapat segera terdeteksi karena kelemahan dari sistem evaluasi. Padahal temuan-temuan pada saat dilakukan evaluasi, akan menjadi informasi berharga bagi perencanaan selanjutnya.

Dengan demikian fungsi-fungsi manajemen akan bergerak dalam suatu lingkaran aktivitas yang terus menerus dalam siklus yang tetap. Siklus aktivitas ini akan memberikan energi kepada organisasi demi kelangsungan hidupnya. Apabila salah satu dari fungsi organisasi ada yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka organisasi akan sakit.

5.6.2 Lingkup Evaluasi Kebijakan Ruang lingkup evaluasi kebijakan publik memiliki tiga

lingkup makna, meliputi: Evaluasi perumusan kebijakan, Evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan evaluasi lingkungan kebijakan.

Ketiga lingkup itulah yang menentukan apakah suatu kebijakan berhasil guna atau tidak. Dengan kata lain perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan lingkungan kebijakan, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kebijakan dalam mencapai tujuannya.

Untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang ruang lingkup evaluasi kebijakan, dapat dilihat pada gambar berikut:

Kebijakan Publik Kinerja Kebijakan Publik

Pelaksanaan Kebijakan Publik

Lingkungan Kebijakan Publik

Evaluasi Kebijakan Publik

Gambar: 5.3 Lingkup Evaluasi Kebijakan

Oleh karena itu, evaluasi kebijakan publik tidak sekedar berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan saja, melainkan kepada seluruh aspek dari manajemen. Istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment). Evaluasi yang baik akan memberikan masukan-masukan yang amat berharga, berupa :

1) Informasi yang valid dan dapat dipercaya berkenaan dengan kinerja kebijakan.

2) Seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik.

3) Sumbangan klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.

4) Sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan

lainnya termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Dengan demikian, meskipun ruang lingkup evaluasi kebijakan menitikberatkan keseluruhan proses dari kebijakan, namun dilihat dari segi produknya lebih banyak mengarahkan perhatiannya kepada kinerja kebijakan.

Pada tahap evaluasi perumusan dilakukan terhadap sisi post-tindakan, yang lebih banyak menyoroti proses perumusannya daripada muatan kebijakannya. Biasanya, yang dinilai hanya sebatas apakah prosesnya sudah sesuai dengan prosedur yang disepakati? Jika sudah, evaluasi selesai tanpa melihat hal-hal lain. Oleh karena itu, agar proses evaluasi mendekati kesempurnaan, diperlukan kriteria evaluasi kebijakan yang jelas, agar dapat dipedomani oleh evaluator.