Menanggulangi Masalah Pelaksanaan

4.11 Menanggulangi Masalah Pelaksanaan

Masalah yang akan dijumpai dalam implementasi bermacam-macam, untuk mengatasinya diperlukan kiat tersendiri. Permasalahan seperti yang diuraikan di atas tidak hanya terjadi di lingkungan organisasi publik dan non-profit, melainkan dalam organisasi profit pun sering terjadi. Namun demikian, semua itu dapat diatasi apabila seorang CEO mau mempertaruhkan reputasinya dengan kepemimpinannya yang handal. Dengan demikian, kunci utama dalam menanggulangi permasalahan tersebut terletak pada kepemimpinan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Komitment seorang pimpinan terhadap apa yang telah ditetapkannya pada saat menyusun rencana. Keputusan yang telah diambil dengan susah payah, perlu ditindaklanjuti dengan aktivitas kepemimpinan yang utuh dan terus-menerus.

Komitment tersebut berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

1) Penyusunan struktur sesuai dengan sasaran yang dikehendaki, sehingga dapat memberi arah kepada pihak-pihak yang akan menerima tugas dan wewenang dalam rangka pelaksanaan kabijakan.

2) Pendelegasian wewenang, diterapkan sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan tidak melampaui batas kewenangan yang dimilikinya. Komitmen terhadap pendelegasian wewenang ini, akan memberikan kesempatan kepada eselon bawah dalam mengatasi masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan kebijakan berlangsung.

3) Pengambilan keputusan bagi kepala unit kerja, juga merupakan cara yang baik untuk dikondisikan agar 3) Pengambilan keputusan bagi kepala unit kerja, juga merupakan cara yang baik untuk dikondisikan agar

4) Perhatian pada kultur organisasi, akan memberikan sumbangan berharga terutama berkaitan dengan iklim yang berlaku di lingkungan organisasi. Dengan memperhatikan hal ini, masalah-masalah kecil yang berkaitan dengan prilaku karyawan, prilaku organisasi, keseimbangan antara kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi akan terdeteksi. Sehingga apabila ada hal-hal yang memerlukan penanganan dapat segara dilakukan.

b. Menurut Alexander, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pelaksanaan kebijakan, yaitu :

1) Menciptakan iklim komunikasi yang memadai, yaitu berkomunikasi dengan baik melalui berbagai jalur, baik vertikal, horizontal, maupun diagonal. Tetapi yang paling diutamakan adalah komunikasi dua arah yang harmonis. Hal penting yang perlu diperhatikan di dalam berkomunikasi adalah kejelasan dari setiap informasi yang disampaikan kepada pihak penerima, bawahan, dan atasan sesuai dengan jalur komunikasi yang digunakan. Pesan yang sangat penting dalam berkomunikasi antara lain berkaitan dengan pertanyaan: “Apa yang harus dilakukan?” dan “Bagaimana melakukannya?”

2) Cara kedua saran ditujukan kepada para pejabat di eselon atas. Dalam bekerja, mulailah dengan ide dan konsep yang baik. Biasanya kebijakan baru belum dapat dipahami sepenuhnva oleh semua jajaran dalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen puncak diharapkan dapat menjelaskan ide atau gagasan yang terkandung di dalam kebijakan tersebut sedemikian rupa.

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya salah tafsir yang diberikan oleh esselon bawah.

3) Meminta komitmen dan peran serta secara aktif dari seluruh karyawan, hal ini penting untuk membangun kerja sama. Selain itu, manfaat dari tindakan ini akan tercipta kerja tim yang kompak. Di samping para karyawan telah memahami tugas dan kewajibannya, mereka pun merasa bahwa tidak bekerja sendirian. Manfaat lain dari cara ini, para karyawan akan antusias dalam bekerja serta memperkuat kepercayaan terhadap dirinya.

4) Sebagai imbalan terhadap komitment yang diberikan karyawan, CEO perlu menyediakan dan mengalokasikan sumber daya yang memadai. Baik yang berkaitan dengan dana fasilitas, maupun hal-hal lain yang mendukung terhadap pelaksanaan pekerjaan.

5) Cara lain untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan adalah membuat rencana pelaksanaan, yang meliputi: siapa melaksanakan apa, bagaimana, dan kapan pekerjaan itu diselesaikan.

c. Menurut McManis dalam J. Salusu (2003:434), cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan pelaksanaan kebijakan, antara lain dengan melakukan analisa terhadap:

1) Struktur organisasi,

2) Sistem manajemen,

3) Sumber daya manusia, dan

4) Kultur organisasi. Setelah analisis tersebut dilakukan, langkah selanjutnya

adalah menyingkirkan semua penghalang atau rintangan, kemudian melakukan restrukturisasi untuk melicinkan jalan ke arah strategi organisasi. Kelemahan dari pendapat

McManis ini memerlukan waktu yang cukup lama, jadi dalam waktu dekat hasilnya tidak akan tampak.

d. Carnall (1991), mengemukakan pandangannya tentang cara-cara untuk menanggulangi berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan. Yang pertama, Carnall menyarankan agar orang-orang dalam organisasi dimotivasi untuk belajar menerima perubahan. Selain itu, perlu juga belajar menerima dan menghargai inovasi di dalam organisasi. Memang diakui, bahwa untuk menerima perubahan tidak selamanya perlu belajar terlebih dahulu. Tetapi biasaya akan melewati perjuangan berat, terutama apabila di dalam organisasi terdapat kelompok oposisi yang cukup kuat. Kedua, Carnall memberikan saran, yaitu dengan mengendalikan masa transisi secara efektif, hati- hati, penuh perhitungan, penuh kesabaran, dan selalu kerja keras. Dengan cara ini, baik langsung maupun tidak langsung akan mengajak orang-orang untuk belajar menerima perubahan yang akan tercipta dengan sendirinya. Dengan demikian, apabila perubahan dapat dikelola dengan baik dan efektif, akan terhindar dan kekhawatiran dan keragu-raguan. Ketiga, sebagai manfaat dari pengendalian masa transisi yang baik dan efektif, ditambah dengan memanfaatkan kultur organisasi secara profesional dan memanfaatkan kekuasaan secara konstruktif, akan mampu menciptakan lingkungan dan suasana yang memungkinkan munculnya kreativitas, kepercayaan pada diri masing- masing, dan muncul keberanian untuk mengambil risiko, bahkan mampu menampilkan kinerja yang terbaik.