Perencanaan Strategis

2.5 Perencanaan Strategis

Dalam dunia usaha (bisnis), mengutamakan pelayanan terhadap pelanggan mutlak diperlukan, apalagi dalam situasi dan kondisi yang mengarah kepada globalisasi ekonomi yang penuh dengan persaingan. Kecenderungan orientasi bisnis akan berubah, jika sebelumnya produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada para konsumen dengan menawarkan produksi yang dihasilkannya, sekarang justru sebaliknya. Konsumenlah yang mendesak produsen agar memproduksi

Dengan demikian, reorientasi konsep perencanaan strategis sangat dibutuhkan. Proses perencanaan dengan memperhatikan kehendak (kebutuhan) konsumen, ditambah dengan senjata kualitas yang ampuh, diharapkan mampu bertahan dan menembus persaingan global yang ketat.

Perencanaan Strategts sangat bermanfaat untuk menghadapi situasi dan kondisi di abad 21. Untuk memahami konsep perencanaan strategis, berikut akan dikemukakan pengertian perencanaan strategis, dan proses perencanaan strategis.

a. Pengertian Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis ini mulai populer digunakan dalam dunia bisnis (usaha), namun akhirnya berkembang dan konsep-konsepnya dapat juga digunakan di lingkungan organisasi pemerintahan.

Menurut Fredy Rangkuti (2000: 2), Perencanaan Strategis adalah suatu perencanaan yang dikembangkan oleh organisasi (perusahaan) untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Langkah- langkah pengembangan tersebut dimulai dari proses analisis, perumusan, dan evaluasi strategi-strategi.

Perencanaan strategi bertujuan agar perusahaan/organisasi dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan ekstental,

sehingga perusahaan/organisasi dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas, mengenai fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing.

Perencanaan strategis memiliki kedudukan penting, karena sangat bermanfaat untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang didukung oleh sumber daya yang ada. Sebagai dasar untuk memahami perencanaan strategis, perlu memahami juga tentang pemikiran strategis dan konsep strategis tersebut.

b. Pemikiran Strategis

Menurut George L Morrisey yang disunting oleh Kosasih Iskandarsyah (2002:6), pemikiran strategis merupakan arena untuk memikirkan masa depan. Pada awalnya, pemikiran strategis ini lebih berorientasi kepada intuisi (perasaan), sehingga bebas memproyeksikan organisasi ke masa depan tanpa terhambat oleh hal-hal teknis. Dalam perencanaan strategis sikap seperti ini sangat diperlukan, namun perlu didukung dengan pemahaman tentang nilai- nilai, misi, visi, dan strategi.

1) Nilai-nilai, mewakili pendirian filosofis manajer yang bertanggungjawab untuk menuntun organisasi dalam menempuh

perjalanan menuju keberhasilan. Sebahagian dari nilai tersebut ada yang bersifat tetap, seperti sikap manajer terhadap etika, kualitas, dan keselamatan. Ada juga yang fleksibel tergantung kepada suasana dan sifat organisasi, seperti respon terhadap pelanggan, keberagaman produk/jasa yang dihasilkan, dan profitabilitas yang bisa berubah pada suatu saat. Nilai-nilai yang dianut akan menjadi landasan pemikiran manajer pada saat mengolah visi, misi, dan strategi.

2) Visi, adalah representasi dari apa yang diyakini manajer sebagai bentuk organisasi di masa depan, dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan

3) Misi, adalah pernyataan yang menjelaskan konsep organisasi, sifat bisnis, alasan keberadaan organisasi, pihak yang dilayani, prinsip dan nilai yang dijadikan landasan untuk berbisnis.

4) Strategi, menunjukkan arah yang harus dituju oleh organisasi, sebagai daya dorong dan fakror utama lainnya yang akan membantu manajer dalam menentukan produksi jasa dan pasar di masa depan.

Dalam menyusun pernyataan keempat unsur tersebut maksimal terdapat tiga pernyataan terpisah, yakni pernyataan visi, pernyataan misi, dan pernyataan strategi. Tetapi ketiga pernyataan tersebut dapat juga digabungkan menjadi dua pernyataan, bahkan jadi satu pernyataan. Dengan demikian mengkombinasikan tiga pernyataan menjadi satu pernyataan jauh lebih menguntungkan, daripada terdiri atas beberapa pernyataan yang membingungkan. Yang terpenting memahami terlebih dahulu peranan nilai-nilai, misi, visi, dan stategi secara terpisah untuk mengetahui wawasan apa yang dapat diambil dari hal tersebut.

c. Konsep Strategis

Secara umum, strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, konsep strategi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai konsep strategi selama 30 tahun terakhir.

Berikut ini dikemukakan beberapa konsep hasil pemikiran para ahli, antara lain:

Menurut Chandler, dalam Freddy Rangkuti (2000:3), “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”.

Menurut Learned, dkk : “Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada”.

Menurut Porter “Strategi alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing”. Selain itu, masih banyak konsep lain dari pemikiran yang berbeda.

Dari konsep yang pertama (pendapat Chandler), terdapat dua kata kunci yang perlu diterjemahkan lebih lanjut, yaitu tujuan jangka panjang, dan olokasi pendayagunaan sumber daya yang ada. Bagi perencana pemahaman keterkaitan terhadap kedua konsep tersebut sangat menentukan untuk suksesnya strategi yang disusun. Dari pemahaman tersebut muncul konsep yang lebih operasional, yakni:

1) Distinctive Competence, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan/manajer agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Perusahaan atau organisasi yang memilikj

distinctive competence, adalah perusahaan/organisasi yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing, yaitu keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya.

2) Competitive Advantage, kegiatan yang spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan/organisasi agar lebih unggul

dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan perusahaan/organisasi disebabkan oleh

d. Tipe-tipe Strategi

Strategi dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.

1) Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan

oleh manajer dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2) Strategi Investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3) Strategi Bisnis, sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional, karena ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Perencanaan strategis merupakan bagian dari penyusunan perencanaan jangka panjang sehingga prosesnya lebih banyak menggunakan proses yang bersifat analitis. Oleh karena itu, analisis-analisis yang dilakukan baik di tingkat korporet maupun di tingkat bisnis sangat dibutuhkan. Analisis tersebut bertujuan untuk menyusun strategi yang sesuai dengan visi, misi, sasaran, dan kebijaksanaan organisasi.

Dalam menyusun analisis strategi, terdapat pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu, yaitu :

1) Bagaimana organisasi menentukan alternatif-alternatif strategi?

2) Alat apa dan metode apa yang akan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif strategis di lingkungan organisasi?

3) Faktor-faktor apa yang diperkirakan berpengaruh terhadap pilihan strategis tersebut ?

Kerangka analisa strategi mencakup : Proses pengambilan keputusan strategis; Strategi fungsional; Proses analisis; Kerangka analisis kasus; Analisis SWOT alat untuk Perencanaan Strategis; dan Analisis SWOT.

1) Proses pengambilan keputusan strategis Proses analisis strategi dan pilihan strategis terdiri

atas lima tahapan, baik di tingkat korporet maupun di tingkat unit bisnis. Dalam organisasi, lima tahapan dalam proses analisis strategi adalah sebagai berikut.

LIMA TAHAPAN ANALISIS STRATEGI

Tingkat Korporet Tingkat Unit Bisnis

Analisis portofolio Analisis kebutuhan antara perusahaan keseluruhan

posisi strategi bisnis saat ini, dalam kaitannya dengan

dengan kemungkinan kekuatan dan daya tarik

strategis berikut ancaman, industri

sesuai dengan periode waktu perencanaan

Identifikasi kinerja perusa- Menguji kemungkinan haan, apabila portofolio

hasilnya dikelola secara tepat Bandingkan kinerja yang di-

Bandingkan hasilnya dengan proyeksikan dengan yang

alternatif tujuan untuk ada saat ini, sehingga dapat

mengetahui kesenjangan yang dikenali kesenjangannya

ada

Identifikasi alternatif Identifikasi alternatif strategi, portofolio dengan berbagai

sehingga kesenjangan dapat kombinasi strategi pada

diatasi tingkat unit bisnis Evaluasi berbagai alternatif

Evaluasi berbagai alternative dan pilihan strategis

dan pilihan strategis

Freddy Rangkuti (2000:10) Dengan dilakukannya analisis di tingkatan-tingkatan

tersebut, sedikitnya ada tiga pertanyaan yang dapat terjawab, yakni : (a) Bagaimana tingkat efektivitas strategi yang telah ada selama ini?, (b) Bagaimana efektivitas strategi pada masa yang akan datang?; dan, (c) Bagaimana kemungkinan efektivitas strategi alternatif pada masa yang akan datang?

Tetapi ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, sebelum alternatif strategi ditetapkan sebagai pilihan yang layak, pihak perencanaan perlu melakukan evaluasi dan peninjauan ulang terhadap misi dan tujuan organisasi yang telah ada. Setelah itu pelaksanaan dapat dimulai dengan tahapan evaluasi dan pemilihan strategi yang terbaik. Dalam

(a) Strategi korporet yaitu, strategi yang disusun dalam suatu bisnis. Dalam hal ini, perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi competitive advantage. Pada tingkat ini, strategi yang dihasilkannya adalah :

(1) Kegiatan usaha apa yang akan diunggulkan agar mampu bersaing di pasaran? Dalam hal ini, perusahaan harus dapat menetapkan keputusan secara tepat, usaha apa yang akan dikembangkan, usaha apa yang akan diunggulkan, dan usaha apa yang akan dilepas.

(2) Bagaimana menata setiap kegiatan usaha agar dapat dilakukan secara terintegrasi? Dalam hal ini, penyusunan strategi korporet perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki serta pembentukan dan penempatan keunggulan pada masing- masing unit usaha. Penciptaan keunggulan bersaing

mengacu kepada kompetitor baru yang masuk ke dalam usaha ini, kekuatan daya beli konsumen, kekuatan

tersebut

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pada tingkat korporet merupakan landasan dan acuan bagi penyusunan strategi di tingkat unit bisnis dan strategi fungsional.

(b) Strategi unit bisnis, memiliki pengertian yang berbeda untuk setiap perusahaan, karena berkaitan dengan sedikit-banyaknya divisi usaha yang dimiliki, lini produk, jenis produk, dan merek. Pada prinsipnya, strategi unit usaha mempunyai karakteristik sebagai berikut. (1) Mempunyai misi dan strategi. (2) Menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan

misi dan strategi. (3) Barang dan jasa yang dihasilkan lebih spesifik. (4) Dalam pemasaran, bersaing dengan pesaing- pesaing yang nyata.

Semula, strategi merupakan alat dalam usaha mencapai tujuan, kemudian berkembang menjadi alat untuk menciptakan keunggulan dalam persaingan. Perkembangan terakhir, strategi berkaitan erat dengan pemahaman terhadap keinginan konsumen di masa yang akan datang dalam rangka memenangkan persaingan pasar. Muatan

diandalkan dalam memenangkan persaingan tersebut adalah keunggulan, baik dalam mutu produk maupun pelayanan terhadap konsumen.

inti

yang

Keunggulan dengan mengandalkan kompetensi atau mutu, adalah strategi yang ditetapkan untuk

mempunyai kompetensi tersebut, perusahaan harus memiliki tiga kriteria sebagai belikut: (1) Nilai bagi pelanggan, yaitu manfaat yang

diberikan oleh perusahaan bagi para pelanggan

produk yang dihasilkannya. Nilai tersebut dapat diketahui dengan cara menjawab pertanyaan sederhana, “Mengapa konsumen mau menggunakan produk dari perusahaan yang bersangkutan?” padahal ada barang sejenis hasil produksi perusahaan lain.

melalui

(2) Diferensiasi bersaing, yakni kemampuan unik dalam bersaing. Yang dimaksud adalah suatu kompetensi atau mutu yang dapat membedakan produk yang bersangkutan dengan produk perusahaan lain, dan mutu tersebut tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain.

(3) Dapat diperluas, yakni kemungkinan untuk membuka pasar di tempat lain yang lebih luas. Karena, kompetensi atau mutu yang dimiliki merupakan pembuka pintu gerbang pemasaran dengan kriteria mampu memenuhi keinginan pelanggan. Selain itu, kompetensi yang dimiliki dapat diperluas sesuai dengan keinginan pelanggan di masa yang akan datang.

2) Strategi fungsional Tahap paling bawah dan tingkatan-tingkatan strategi adalah strategi fungsional. Apabila pada tingkat korporet telah ditetapkan suatu strategi untuk

3) Proses analisis Tahapan lainnya dalam kerangka analisis strategi adalah proses analisis terhadap informasi yang paling penting dalam perencanaan strategis, karena tindakan lain sangat bergantung kepada hasil analisis ini. Yang dimaksud dengan proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang diperoleh pada suatu kasus tertentu, tujuannya adalah untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan memutuskan apa yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Suatu kasus harus dijelaskan agar permasalahan yang sedang terjadi dapat diketahui. Untuk dapat menjelaskan kasus yang terjadi diperlukan metode yang tepat dan efektif caranya dengan memahami secara keseluruhan tentang informasi, yakni memahami semua informasi secara detail dan melakukan analisis secara numerik.

Proses analisis suatu kasus dapat ditempuh dengan dua jenis, yakni analisis situasi dan analisis perusahaan, yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

b) Evaluasi situasi, untuk menentukan: (1) Evaluasi lingkungan eksternal mengenai

peluang dan ancaman (2) Evaluasi lingkungan internal mengenai

kekuatan dan kelemahan perusahaan (3) Berdasarkan (1) dan (2) Menganalisis masalah yang perlu mendapat perhatian.

c) Cari pemecahan masalah, untuk menentukan alternatif dan pilihan strategi.

4) Kerangka analisis kasus Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan analisis suatu kasus, salah satunya dikemukakan oleh Alfred (1978), dengan mengemukakan sejumlah pertanyaan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

a) Mengetahui tujuan analisis; (1) Perusahaan ini akan dibawa ke arah mana? (2) Faktor-faktor kunci mana yang perlu

mendapat perhatian? (3) Kapan tujuan harus dicapai?

b) Deskripsi bisnis; (1) Bagaimana posisi produk yang dihasilkan? (2) Bagaimana posisi harga? (3) Bagaimana keahlian manajemen yang

dimiliki? (4) Bagaimana kondisi persaingan saat ini? (5) Siapa pemain yang paling kuat di industri

ini?

c) Deskripsi organisasi; (1) Bagaimana keadaan organisasi yang dimiliki?

(2) Bagaimana perencanaan, pengendalian, dan sistem yang dimiliki saat ini? (3) Bagaimana

sumber daya manusianya? (4 ) Bagaimana gaya manajemennya?

keahlian

d) Evaluasi keseluruhan; (1) Bagaimana peluang yang ada saat ini? (2) Bagaimana kekuatan yang dimiliki saat ini? (3) Bagaimana masalah yang dihadapi saat ini? (4) Bagaimana kelemahan organisasi saat ini?

e) Alternatif kunci;

1) Bagaimana caranya menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang dan mengatasi ancaman?

2) Bagaimana mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman?

3) Bagaimana prioritas ditentukan?

f) Memilih alternatif;

1) Alternatif apa yang dianggap terbaik?

2) Alternatif apa saja yang dapat memperbaiki situasi?

3) Alternatif apa saja yang dapat meningkatkan kegiatan operasional?

4) Perubahan apa yang bersifat kritis?

5) Sumber daya apa yang bersifat kritis?

6) Penjadwalan bagaimana yang bersifat kritis? Dalam proses analisis, pertanyaan-pertanyaan

tersebut perlu dijawab secara akurat. Dengan terjawabnya pertanyaan tersebut akan diketahui kondisi perusahaan secara menyeluruh, bahkan lingkungan eksternal pun dapat diketahui secara rinci.

Setelah diketahui segala sesuatu yang ada di perusahaan, akan dengan mudah menentukan alternatif strategi yang dibutuhkan untuk mengatasi kelemahan, sekaligus memilih alternatif yang dianggap paling baik.

5) Analisis SWOT alat untuk Perencanaan Strategis Dalam melakukan analisis lingkungan untuk perencanaan strategis dapat menggunakan beberapa metode, salah satunya adalah menggunakan metode analisis

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Metode tersebut berguna untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada pada organisasi, dan menganalisis peluang dan ancaman di lingkungan organisasi.

Selanjutnya data-data yang diperoleh dianalisis berdasarkan atas logika untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan secara bersamaan dilakukan juga upaya meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Proses pengambilan keputusan strategis senantiasa berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus melakukan analisis terhadap faktor- faktor strategis yang terdiri atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sesuai dengan kondisi saat ini. Analisis seperti ini disebut juga sebagai analisis situasi.

6) Analisis SWOT Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT, yakni

Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

Analisis SWOT dapat dibuat dalam beberapa bentuk, salah satunya bentuk diagram sebagai berikut:

PELUANG

3.Mendukung Strategi

1. Mendukung Strategi

Turn Around Agresif

KELEMAHAN KEKUATAN INTERNAL

INTERNAL

4.Mendukung Strategi

2. Mendukung Strategi

Defensif Diversifikasi

ANCAMAN

Keterangan: Kuadran 1, merupakan situasi yang sangat

menguntungkan bagi organisasi atau perusahaan. Peluang dan kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan. Strategi yang dapat diterapkan dalam kondisi

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

ini

adalah

Kuadran 2, walaupun menghadapi ancaman, perusahaan atau organisasi masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang dapat diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Kuadran 3, perusahaan menghadapi pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain ada hambatan dari dalam berupa kelemahan. Strategi yang dapat digunakan dalam kondisi ini adalah strategi turn around, yaitu meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4, merupakan situasi yang tidak menguntungkan, dalam hal ini perusahaan atau organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal, sehingga strategi yang digunakan adalah strategi defensif.