Teori dan Praktek Evaluasi Kebijakan Publik

5.2 Teori dan Praktek Evaluasi Kebijakan Publik

Evaluasi erat kaitannya dengan proses analisis, oleh karena itu sebelum membahas secara rinci tentang evaluasi, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan analisis kebijakan, meliputi teori dan praktek evaluasi kebijakan publik, teori sebab-akibat dan analisis kebijakan, teori normatif dan analisis kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

a. Definisi Analisis Kebijakan: Menurut Tangkilisan (2003:1), analisis kebijakan publik

dapat didefinisikan sebagai penentuan alternatif terbaik dari kebijakan publik yang mampu memberikan jalan keluar dari bermacam-macam alternatif kebijakan publik dan kepemerintahan, serta paling banyak mencapai seperangkat tujuan, dalam hal hubungan antara kebijakan dan tujuan. Dari definisi tersebut dapat ditentukan unsur-unsur pokok evaluasi kebijakan.

b. Unsur Pokok Evaluasi Kebijakan: Berdasarkan definisi analisis di atas, diketahui adanya lima

unsur pokok evaluasi kebijakan, yaitu:

1) Tujuan, termasuk di dalamnya kendala normatif dan

pertimbangan relatif untuk mencapai tujuan (goals).

2) Kebijakan, program, proyek, keputusan, pilihan, sarana, atau alternatif lain yang tersedia untuk mencapai tujuan.

3) Hubungan antara kebijakan dan tujuan, termasuk hubungan yang terbentuk oleh intuisi, kewenangan, statistik, pengamatan deduksi, perkiraan, dan sarana lain.

4) Penarikan kesimpulan sementara sebagai kebijakan atau kombinasi kebijakan-kebijakan mana yang paling baik untuk diadopsi dalam tujuan, kebijakan, dan hubungan.

5) Menentukan apa yang akan dilakukan untuk memetakan alternatif kebijakan.

c. Konsep-konsep yang sering digunakan dalam Analisis Kebijakan Publik :

1) Evaluasi kebijakan, penting untuk dilakukan sama pentingnya dengan menjelaskan mengapa kebijakan ini ada.

2) Studi kebijakan, berkenaan dengan deskripsi eksistensi, dan cara-cara mengevaluasinya.

3) Evaluasi program, menekankan kepada evaluasi suatu program khusus.

4) Ilmu manajemen publik, berkenaan dengan pembuatan keputusan yang akan terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan yang lebih besar. Pada umumnya keputusan ini dibuat oleh badan publik pembuat undang-undang dan dinas-dinas yang memiliki kewenangan legislatif.

5) Analisis kebijakan, yang menekankan pada metode analitis dan sistematis yang dapat menjadi kuantitatif atau kualitatif.

6) Ilmu kebijakan, menekankan kepada metode-metode kuantitatif.

d. Metode Analisis Kebijakan mengacu kepada : Penggunaan metode analisis kebijakan publik mengacu

kepada hal-hal sebagai berikut;

1) Cara menarik kesimpulan untuk menentukan kebijakan mana yang diadopsi, berdasarkan informasi dalam tujuan, kebijakan, dan hubungan.

2) Cara membentuk hubungan antara kebijakan dan tujuan.

3) Cara menentukan kebijakan yang tersedia, dan tujuan apa yang tepat diadopsi dan dipertimbangkan.

e. Mendefinisikan Analisis Kebijakan yang Baik Karakteristik pokok dari analisis kebijakan yang baik

berhubungan dengan validitas, makna, kegunaan, keaslian, dan kelayakan dari :

l) Tujuan tertulis, meliputi semua tujuan pokok dari para pembuat kebijakan.

2) Kebijakan yang dipertimbangkan, meliputi alternatif yang layak serta mampu diadopsi dan dilaksanakan oleh para pembuat keputusan.

3) Konsistensi dalam menjelaskan hubungan antara kebijakan alteratif dengan tujuan.

4) Konsistensi internal meliputi penarikan kesimpulan secara logis, sinkron dengan tujuan, kebijakan, dan hubungan.

Validitas suatu penelitian atau analisis kebijakan dapat saja terjadi di setiap tingkatan. Suatu analisis kebijakan dapat dikatakan valid, apabila memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan di atas. Apabila salah satu dari keempat karakteristik pokok di atas tidak terpenuhi, suatu analisis dapat dikatakan tidak valid. Bahkan suatu analisis dikatakan invalid apabila keempat karakteristik tersebut tidak ada yang terpenuhi.

Dengan demikian, evaluasi kebijakan memerlukan equitas yang dapat memberikan keuntungan minimal dan Dengan demikian, evaluasi kebijakan memerlukan equitas yang dapat memberikan keuntungan minimal dan

f. Arti Penting dalam Analisis Kebijakan Seperti yang telah dikemukakan bahwa analisis

kebijakan sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan dapat mencapai tujuannya. Hasil dari analisis ini akan berguna juga terhadap pelaksanaan evaluasi terhadap kebijakan.

Suatu analisis kebijakan akan memiliki arti penting, apabila:

1) Penelitian atau analisis yang dilakukan berhubungan dengan berbagai isu, dan hasilnya akan menguntungkan bagi masyarakat. Atau, menyangkut biaya yang harus ditanggung masyarakat. Misalnya, penelitian tentang menjauhi perang nuklir akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan penelitian tentang perlunya memikirkan bentuk pemerintahan kota.

2) Penelitian atau analisis yang dilakukan berhubungan dengan persoalan subyek, atau sebab-akibat yang memiliki kekuatan penjelasan yang luas.

Berdasarkan kedua hal di atas, tingkat keuntungan dari suatu penelitian dapat saja bergatung pada produk keuntungan dari seluruh total biaya yang dikeluarkan oleh organisasi atau perusahaan. Kriteria keuntungan berhubungan dengan upaya mengambil keputusan yang berkaitan dengan arti pentingnva dua proyek yang berbeda.

g. Kegunaan Analisis Kebijakan

1) Kegunaan dari sebuah penelitian, dapat menentukan konsep mana yang harus dipertimbangkan. Bukan menentukan ya atau tidak, melainkan memilih konsep yang berkesinambungan.

2) Menelusuri, mencari, atau menguatkan keputusan yang bias.

h. Kriteria Analisis Kebijakan yang Baik

1) Suatu analisis atau penelitian terhadap pelaksanaan kebijakan publik, dikatakan baik apabila memiliki keaslian (originality), dalam arti tidak sama dengan hasil penelitian sebelumnya.

2) Kelayakan (feasibility), dalam suatu analisis kebijakan publik berkaitan erat dengan ukuran mudah tidaknya pelaksanaan riset berhubungan dengan waktu, keahlian, kepentingan, dana, dan sumber daya.

3) Suatu analisis dikatakan baik, diukur dari sejauh mana rekomendasi hasil penelitian dapat diambil oleh pembuat kebijakan.

4) Kejelasan arah rekomendasi riset, apakah mengarah

kepada liberal atau konservatif, lebih baik atau tidak.

5) Rekomendasi konservatif lebih menguntungkan banyak orang dalam teori menetes ke bawah (trickle-down). Teori lain menyatakan bahwa massa adalah lebih baik apabila investor potensial baik untuk melakukan pengembangan teknologi dan bisnis baru.

i. Sumber Unsur-unsur Analisis Kebijakan Seorang peneliti perlu mengetahui berbagai hal tentang

apa-apa yang berkaitan dengan masalah yang ditelitinya.

Terutama berkenaan dengan tujuan, kebijakan, dan hubungan keduanva.

Untuk mengetahui ketiga hal tersebut, ada empat kemungkinan pokok yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi, yaitu :

1) Kewenangan; Satu atau lebih banyak orang, buku dan sumber informasi

lain yang berkenaan dengan barang, kebijakan, dan hubungan keduanya.

2) Analisis statistik atau hasil observasi; Menganalisis contoh kasus guna menentukan mana yang

lebih baik berkenaan dengan tujuan, kebijakan, atau hubungan keduanya.

3) Deduksi; Penarikan kesimpulan dari dasar pemikiran yang sudah

terbentuk dari kewenangan dan pengamatan.

4) Analisis sensitivitas; Perkiraan tujuan, kebijakan, hubungan, dan ketentuan, efek

apa, dan keputusan akhir berkenaan dengan kebijakan apa yang terbaik.