SMAsederajat. Semakin tinggi tingkat pendidikan berarti ada kemungkinan semakin baik pula pengetahuan seseorang dalam mencegah terjadinya peyakit
termasuk DM Tipe 2, begitupun sebaliknya.
5.1.4 Gambaran Pekerjaan Responden Penderita Diabetes Melitus
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pekerjaan responden yang menderita diabetes melitus type 2 yang paling banyak adalah
PNSPOLRITNIBUMN dan WiraswastaPedangang masing-masing sebanyak 13 orang 27,1, Pegawai swasta dan pekerjaan yang lain-lain masing-masing
sebanyak 7 orang 14,6 dan sisanya adalah pensiunantidak bekerjadan ibu rumah tangga masing-masing sebanyak 4 orang 8,30. Penelitian yang
dilaksanakan oleh Balkau et al 2008, pada 13 kota di Eropa disimpulkan bahwa akumulasi aktivitas fisik sehari-hari merupakan faktor utama yang menentukan
sensitivitas insulin. Dalam penelitian ini, sebagian besar responden kelompok penelitian memiliki pekerjaan sebagai pensiunan. Kadar gula darah yang normal
cenderung meningkat secara bertahap setelah mencapai usia 50 tahun. Untuk menurunkan kadar gula darah tersebut perlu dilakukan aktivitas fisik seperti
berolahraga, sebab otot menggunakan glukosa yang terdapat dalam darah sebagai energi Adib, 2011.
Sedangkan bila dilihat dari pekerjaan penderita diabetes melitus yang pekerjaannya PNSBUMNPOLRITNI yang selalu datang berobat karena adanya
kartu BPJS ataupun jaminan dari perusahaan yang memungkinkan berobat ditanggung tidak bayar.
5.1.5 Gambaran Penghasilan Responden Penderita Diabetes Melitus
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh 48 responden penghasilan yang paling banyak adalah diatas Rp. 905.000,- sebanyak 41 orang
Universitas Sumatera Utara
85,4 dan yang dibawah Rp. 905.000,- sebanyak 7 orang 14,6. Karena dilihat dari status pekerjaan dari penelitian paling banyak pegawai
PNSBUMNPOLRITNI maka penghasilan yang di dapat juga sesuai dengan golongan berdasarkan perusahaan. Sehingga penghasilan yang di dapat juga lebih
besar di atas Rp. 905.000,-.
5.1.6 Gambaran Kunjungan Responden Penderita Diabetes Melitus ke Puskesmas
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 48 responden yang mengunjungi Puskesmas paling banyak adalah 1-2 kali sebanyak 21 orang
43,8, kunjungan hingga 3-4 kali sebanyak 16 orang 33,3 dan kunjungan 5- 6 kali sebanyak 11 orang 22,9. Di lihat dari status pekerjaan dari responden
bahwa kunjungan responden ke puskesmas di katakan sangat jarang di karenakan waktu yang di gunakan untuk bekerja, sehingga responden tidak sempat untuk
mengontrol gula darahnya.
5.1.7 Gambaran Penyuluhan Responden Penderita Diabetes
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 48 responden menyatakan tidak ada mendapatkan penyuluhan sebanyak 31 orang 64,6 dan
yang mendapatkan penyuluhan sebanyak 17 orang 35,4. Jika di lihat dari status pekerjaan dan kunjungan ke puskesmas tidak jarang responden
menghabiskan waktu untuk bekerja sehingga hanya sedikit yang mendapatkan penyuluhan.
Minimnya waktu kontak pasien dengan petugas kesehatan yang ada maka pasien perlu didampingi agar dapat menangani penyakitnya dengan baik dan
diperlukan tenaga-tenaga terampil yang dapat meluangkan waktunya untuk mendampingi pasien DM Hadju, 2005. Penyuluhankonsultasi gizi ini sangat
penting bagi pasien DM karena melalui penyuluhankonsultasi ini mereka dapat
Universitas Sumatera Utara
memahami mengenai penyakitnya dan diharapkan dapat memperbaiki pola hidup mereka yang mencakup pola makan, aktivitas fisik, konsumsi obat dan hal lainnya
yang berhubungan dengan DM sehingga pasien dapat melakukan perawatan secara mandiri Jazilah, 2003. Penyuluhan merupakan salah satu faktor
terpenting dalam penanganan DM khususnya dalam penerapan diet yang baik dimana dalam penyuluhan ini dapat diberikan pengetahuan dan keterampilan
dalam menerapkan diitnya dengan baik Wakhidiyah Intan Zaina, 2010.
5.2 Kejadian Diabetes Melitus