Kurangnya Aktivitas Fisik Infeksi Kehamilan

d . Pola Makan dan Kegemukan Obesitas Perkembangan pola makan yang salah arah saat ini mempercepat peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia. Makin banyak penduduk yang kurang menyediakan makanan yang berserat di rumah. Makanan yang kaya kolesterol, lemak, dan natrium antara lain dalam garam dan penyedap rasa muncul sebagai tren menu harian, yang ditambah dengan meningkatnya konsumsi minuman yang kaya gula Tara, 2002. Kegemukan adalah faktor resiko yang paling penting untuk diperhatikan, sebab meningkatnya angka kejadian diabetes mellitus tipe 2 berkaitan dengan obesitas. Delapan dari sepuluh penderita diabetes mellitus tipe 2 adalah orang- orang yang memiliki kelebihan berat badan. Konsumsi kalori lebih dari yang dibutuhkan tubuh menyebabkan kalori ekstra akan disimpan dalam bentuk lemak. Lemak ini akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah. Seseorang dengan IMT Indeks Massa Tubuh 30 kgm 2 akan 30 kali lebih mudah terkena diabetes mellitus dari pada seseorang dengan IMT normal 22 Kgm 2 . Bila IMT ≥ 35 Kgm 2 , kemungkinan mengidap diabetes mellitus menjadi 90 kali lipat Tandra, 2008.

e. Kurangnya Aktivitas Fisik

Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara teratur dapat membuang kelebihan kalori sehingga dapat mencegah terjadinya kegemukan dan kemungkinan untuk menderita diabetes mellitus. Pada saat tubuh melakukan aktivitasgerakan, maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga sejumlah gula dalam tubuh akan berkurang dan kebutuhan akan hormon insulin juga akan berkurang. Pada orang yang jarang berolah raga zat makanan Universitas Sumatera Utara yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar, tetapi hanya akan ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Proses perubahan zat makanan dan lemak menjadi gula memerlukan hormon insulin. Namun jika hormon insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala diabetes mellitus Sumual, 1996.

f. Infeksi

Virus yang dapat memicu diabetes mellitus adalah rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta pankreas, virus ini menyebabkan kerusakan atau destruksi sel. Virus ini dapat juga menyerang melalui reaksi autoimunitas yang menyebabkan hilangnya autoimun dalam sel beta pankreas. Pada kasus diabetes mellitus tipe 1 yang sering dijumpai pada anak-anak, seringkali didahului dengan infeksi flu atau batuk pilek yang berulang-ulang, yang disebabkan oleh virus mumps dan coxsackievirus. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM Johnson, 1998.

g. Kehamilan

Diabetes mellitus yang terjadi pada saat kehamilan disebut Diabtes Mellitus Gestasional DMG. Hal ini disebabkan oleh karena adanya gangguan toleransi insulin. Pada waktu kehamilan tubuh banyak memproduksi horman estrogen, progesterone, gonadotropin, dan kortikosteroid, dimana hormon tersebut memiliki fungsi yang antagonis dengan insulin. Untuk itu tubuh memerlukan jumlah insulin yang lebih banyak. Oleh sebab itu, setiap kehamilan bisa menyababkan munculnya diabetes mellitus. Jika seorang wanita memiliki riwayat keluarga penderita diabetes mellitus, maka ia akan mengalami kemungkinan lebih besar untuk menderita diabetes mellitus gestasional Waspadji, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengaturan Pola Makan Penderita Diabetes