Gambaran Pendidikan Responden Penderita Diabetes Melitus Gambaran Pekerjaan Responden Penderita Diabetes Melitus

Hal itu menunjukkan bahwa responden tersebut menderita DM Tipe 2 karena adanya faktor lain selain umur yang juga berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2.

5.1.2 Gambaran Jenis Kelamin Responden Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 48 responden jenis kelamin yang paling banyak menderita diabetes melitus type 2 adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang 66,7 dan perempuan sebanyak 16 33,3. Biasanya, penderita DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki Bustan, 2007. Pada penelitian ini, jumlah responden laki-laki lebih besar dari jumlah responden perempuan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Lubis 2012 dan Bintanah 2012 yang menunjukkan bahwa penderita DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Novriwaty 2009 di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009 diperoleh bahwa penderita Diabetes Melitus juga lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53,30 dan laki – laki sebesar 33,10 . Sedangkan menurut kelompok studi WHO 2000, tidak ada perbedaan kejadian diabetes melitus antara laki – laki dan perempuan.

5.1.3 Gambaran Pendidikan Responden Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 48 responden tingkat pendidikan yang paling banyak adalah pendidikan SMA sebanyak 25 orang 52,1, AkademiPerguruan tinggi sebanyak 12 orang 25,0, tingkat SMP sebanyak 8 orang 16,7, yang tidak sekolahtidak tamat sekolah sebanyak 3 orang 6,30 dan untuk tingkat tamatan SD tidak ada 0,00. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2012 juga menunjukkan hasil yang sama yaitu persentase tingkat pendidikan terakhir responden yang paling besar adalah lulusan Universitas Sumatera Utara SMAsederajat. Semakin tinggi tingkat pendidikan berarti ada kemungkinan semakin baik pula pengetahuan seseorang dalam mencegah terjadinya peyakit termasuk DM Tipe 2, begitupun sebaliknya.

5.1.4 Gambaran Pekerjaan Responden Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pekerjaan responden yang menderita diabetes melitus type 2 yang paling banyak adalah PNSPOLRITNIBUMN dan WiraswastaPedangang masing-masing sebanyak 13 orang 27,1, Pegawai swasta dan pekerjaan yang lain-lain masing-masing sebanyak 7 orang 14,6 dan sisanya adalah pensiunantidak bekerjadan ibu rumah tangga masing-masing sebanyak 4 orang 8,30. Penelitian yang dilaksanakan oleh Balkau et al 2008, pada 13 kota di Eropa disimpulkan bahwa akumulasi aktivitas fisik sehari-hari merupakan faktor utama yang menentukan sensitivitas insulin. Dalam penelitian ini, sebagian besar responden kelompok penelitian memiliki pekerjaan sebagai pensiunan. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara bertahap setelah mencapai usia 50 tahun. Untuk menurunkan kadar gula darah tersebut perlu dilakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, sebab otot menggunakan glukosa yang terdapat dalam darah sebagai energi Adib, 2011. Sedangkan bila dilihat dari pekerjaan penderita diabetes melitus yang pekerjaannya PNSBUMNPOLRITNI yang selalu datang berobat karena adanya kartu BPJS ataupun jaminan dari perusahaan yang memungkinkan berobat ditanggung tidak bayar.

5.1.5 Gambaran Penghasilan Responden Penderita Diabetes Melitus