2.1.4. Tipe - tipe kepimpinan
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya
kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Adapun tipe
kepemimpinan itu sendiri adalah sebagai berikut :
1 Tipe kepemimpinan otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah
semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan
dengan bawahanya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah. Pemimpin merasa dirinya
mempunyai hak istimewa, harus diistimewakan oleh bawahannya. Bawahan tidak boleh dan tidak diberi kesempatan berinisiatif, mengeluarkan pendapat dan
menyampaikan kreativitasnya: inisiatif, pendapat, dan kreativitas dalam melaksanakan tugas atau perintah, dipandang sebagai penyimpangan dan
pembangkangan. Pandangan seperti itu merupakan hak pimpinan, meskipun tidak mustahil bahwa dengan inisiatif, pendapat, atau kreativitas bawahannya itu, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efesien, daripada jika sepenuhnya dilakukan sebagaimana diperintahkankan atasan. Akibat-akibat negative yang dapat
ditimbulkan kepemimpinan otoriter antaralain :
a. Anggota kelompokorganisasi menjadi manusia penurut, yang tidak berani
mengambil keputusan, sehingga sangat tergantung pada pimpinan. b.
Kesediaan anggota bekerja keras bersifat terpaksa dan berpura-pura, karena hanya dilakukan bila diawasi. Disiplin dan kepatuhan bersifat palsu, karena didasari rasa
tertekan, takut dan ketengangan bahwa apabila terjadi kekeliruan akan mendapat sanksi atau hukuman yang merugikan.
c. Organisasi menjadi bersifat statis, karena pemimpin sering kehabisan kreativitas
dan inisiatif, sedangkan bawahan tidak diberi kesempatan untuk itu. Kepemimpinan dengan tipe otoriter seperti diuraikan diatas, banyak ditemui
dalam pemerintahan kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang- undang atau ketentuan hokum yang mengikat. Disamping itu sering pula terlihat tipe
ini dalam kepemimpinan pemerintahan diktator, sebagaimana terjadi dimasa Nazi jerman dengan Hitler sebagai pemimpin yang otoriter.
2 Tipe kepemimpinan kendali bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan
memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-
masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat,yang dilakukan dengan memberikan
kesempatan untuk kompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang
memerlukan. Kesempatan itu diberikan, baik sebelum maupun sesudah anggota yang bersangkutan menetapkan keputusan atau melaksanakan sesuatu kegiatan.
3 Tipe kepemimpinan Demokratis
Tipe kepimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompokorganisasi. Pemimpin memandang dan
menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak,
kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan di hargai disalurkan secara wajar. Tipe kepemimpinan ini selalu berusaha untuk
memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Berdasarkan prinsip tersebut, dalam tipe kepemimpinan ini selalu terlihat usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang
dipimpin. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan demokratis adalah
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas-tugas yang
disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota mengetahui secara pasti sumbangan yang dapat diberikannya untuk mencapai
tujuan kelompokorganisasinya. Disamping itu mengetahui pula bagaimana melaksanakannya secara efektif dan efesien. Kepemimpinan tipe ini dalam
mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan didalam unit masing-masing.
Sedangkan menurut Siagian, 1997 tipe-tipe kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
1. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
3. menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
5. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
6. Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya; c.
Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; d.
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; e.
Sukar menerima kritikan dari bawahannya; f.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu
melindungi overly protective; b.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan;
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya
kreasi dan fantasinya; e.
Sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa
pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang
menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib supra natural powers. Kekayaan,
umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena
tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : a.
Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; c.
Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya;
d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai
tujuan; e.
Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; f.
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; g.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis
bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang
pemimpin yang demokratis.
2.2. GAYA KEPEMIMPINAN
2.2.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Ada suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami kesuksesan dari kepemimpinan, yakni dengan memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan
oleh pemimpin tersebut. Jadi yang dimaksudkan disini adalah gayanya. Gaya artinya sikap, gerakan , tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan,
kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang