bersifat negatif tentang pekerjaannya. Banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis kepuasan kerja seseorang. Apabila dalam pekerjaannya seseorang
mempunyai otonomi atau bertindak, terdapat variasi, memberikan sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi dan karyawan memperoleh umpan balik tentang hasil
pekerjaan yang dilakukannya, yang bersangkutan akan merasa puas. Bentuk program pengenalan yang tepat serta berakibat pada diterimanya seseorang sebagai anggota
kelompok kerja. Situasi lingkungan berbuntut pada tingkat kepuasa kerja yang tinggi, pemahaman yang lebih tepat tentang kepuasan kerja dapat terwujud apabila analisis
tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, dan besar kecilnya organisasi.
2.3.2. Indikator Kepuasan Kerja
Ada 6 faktor utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut :
2.3.2.1. Komponen upah dan gaji
Gaji diartikan sebagai imbalan keuangan yang diterima karyawan seperti upah, premi bonus, atau tunjangan-tunjangan keuangan lainnya. Dalam menetapkan
tingkat upah atau gaji, perusahaan dapat membuat keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tingkat upah umum dalam masyarakat
b. Kebutuhan pokok tenaga kerja karyawan dan tingkat biaya hidup fisik
minimum
c. Kualitas karyawan
d. Persaingan antar organisasi
e. Kemampuan perusahaan untuk membanyar upah dan gaji yang cukup untuk
dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang dibutuhkan. Seseorang bekerja dalam organisasi mungkin mempunyai perbedaan
keterampilan, pengalaman, pendidikan dan senioritas. Mereka mengharapkan imbalan keuangan yang diterima mencerminkan perbedaan tanggung jawab, pengalaman,
kecakapan ataupun senioritas. sehingga apabila kebutuhan gaji atau upah dapat terpenuhi, maka karyawan akan memperoleh kepuasan dari apa yang mereka
harapkan.
2.3.2.2. Pekerjaan
Komponen pekerjaan sangat berperan dalam menentukan kepuasan kerja. Ada dua aspek penting yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berasal dari pekerjaan itu
sendiri Arnold and Felman, 1986, yaitu variasi pekerjaan dan control atas metode dan langkah-langkah kerja. Secara umum, pekerjaaan dengan jumlah variasi yang
noderat akan menghasilkan kepuasan kerja yang relatif besar. Pekerjaaan yang sangat kecil variasinya akan menyebabkan pekerja merasa jenuh dan keletihan, dan
sebaliknya pekerjaan yang terlalu banyak variasinya dan terlalu cepat menyebabkan karyawan merasa tertekan secara psikologis.
2.3.2.3. Pengawasan
Tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dengan tugas kepemimpinan, yaitu usaha mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk tujuan
tertentu. Beberapa pedoman pengawasan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a Pengawasan hendaknya lebih menekankan pada usaha-usaha yang bersifat
prefentif b
Pengawasan tidak ditujukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi kepada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam sistem kerja organisasi
c Jika terjadi penyimpangan, tindakan korektif yang dilakukan seyogianya
bersifat edukatif. d
Objektifitas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian hanya dapat dipertahankan apabila standar, prosedur kerja dan kreatifitas prestasi jelas
diketahui oleh yang diawasi atau yang mengawasi.
2.3.2.4. Promosi Karir
Promosi adalah perencanaan karir seseorang pada pekerjaan yang lebih dalam bentuk tanggung jawab yang lebih besar, status yang lebih, skill yang lebih besar, dan
khususnya meningkatnya upah dan gaji. Dalam era manajemen modern, promosi telah dianggap sebagai imbalan yang cukup efektif untuk meningkatkan morar
pekerja dan mempertinggi loyalitas terhadap organisasi. Selain itu, promosi berfungsi sebagai perangsang bagi mereka yang memiliki ambisi dan prestasi kerja tinggi.
Dengan demikian, usaha-usaha menciptakan kepuasan atas komponen promosi dapat mendorong mereka untuk berprestasi lebih baik dimasa-masa yang akan datang.
Ada beberapa alasan mengapa promosi harus diprogramkan dengan baik oleh organisasi, yaitu :
a. Promosi adalah jenjang kenaikan karyawan yang dapat menimbulkan kepuasan
pribadi dan kebanggan, disamping itu adanya harapan perbaikan dalam penghasilan.
b. Promosi dapat mengurangi angka permintaan berhenti karyawan,karena karyawan
mempunyai harapan positif ditempat kerja lain. c.
Promosi dapat membangkitkan semangat kerja karyawan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang mereka juga berkepentingan.
d. Adanya peluang promosi dapat membangkitkan kemauan untuk maju pada
karyawan itu sendiri dan juga menimbulkan kesungguhan dalam mengikuti pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh organisasi.
2.3.2.5. Kelompok kerja
Pengembangan keefektifan kelompok kerja adalah signifikan terhadap kesuksesan program personel perusahaan dan terhadap pencapaian keberhasilan
karyawan.Di dalam kelompok, karyawan dapat menemukan pemahaman, pergaulan dan kesetiakawanan dalam pekerjaan. seorang karyawan dapat mendiskusikan
masalah pekerjaan dan sering bahkan permasalahan-permasalahan personel dalam kelompok. Keeratan hubungan dengan teman kerja sangat besar artinya bila
rangkaian pekerjaan tersebut memerlukan kerja sama tim yang tinggi. Tingkat keeratan hubungan mempunyai dampak terhadap mutu dan intensitas interaksi yang
terjadi dalam satu kelompok. Kelompok yang mempunyai tingkat keeratan yang tinggi cenderung menyebabkan para karyawan puas berada dalam kelompok tersebut.
2.3.2.6. Kondisi kerja
Pengertian kondisi kerja disini adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kerja karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas, seperti
temperature, kelembaban, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja, kondisi alat-alat kerja, dan ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab.Dalam
pengertian sederhana, karyawan menginginkan kondisi kondisi disekitar pekerjaannya baik karena kondisi tersebut mengarah kepada kenikmatan atau
kesenangan secara fisik. Ketidak jelasan mengenai tugas dan status menyebabkan karyawan merasa acuh terhadap setiap pekerjaan yang harus dilakukannya,dan
seringkali menunggu untuk ditegur. Selain itu, Harold E. Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai berikut: A.
Faktor hubungan antar karyawan, antara lain: a
Hubungan langsung antar manajer dengan karyawan b
Faktor psikis dan kondisi kerja c
Hubungan social diantara karyawan
d Sugesti dari teman sekerja
e Emosi dan situasi kerja
B. Faktor – faktor individual yaitu yang berhubungan dengan:
a Sikap
b Umur
c Jenis kelamin
C. Faktor-faktor luar yaitu hal-hal yang berhubungan dengan:
a Keadaan keluarga karyawan
b Rekreasi
c Pendidikan
2.3.3. Teori Kepuasan Kerja