Need fulfilmend pemenuhan kebutuhan PENELITIAN TERDAHULU

yaitu langsung menyatakan keberhasilan ditempat pekerjaanya, memberikan penghargaan, memberikan hadiah, dan memberikan kenaikan pangkat atau promosi. d Pengembangan advancement Supaya faktor pengembangan benar-benar berfungsi sebagai motivator maka manajer dapat memulainya dengan melatih bawahannya untuk mengerjakan pekerjan yang lebih bertanggung jawab. e Pekerjaan itu sendiri the work it self Manajer harus membuat langkah-langkah yang rill dan menyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindari kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaannya.

2.3.3.1. Komponen - komponen pendekatan kepuasan kerja

Menurut smither 1998 menyebutkan beberapa pendekatan yang dapat menjelaskan tentang kepuasan kerja yaitu :

a. Need fulfilmend pemenuhan kebutuhan

Pendekatan ini berbicara tentang pemenuhan kebutuhan merupakan jawaban dari ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja terngantung pada berapa banyak kebutuhan- kebutuhan individu yang telah terpenuhi pekerjaannya.

b. Expectancies harapan

Bahwa kepuasan adalah hasil dari apa yang diharapkan pekerja dari hasil usaha dibandingkan apa yang sesungguhnya mereka dapat. Sedangkan menurut Yudha kepuasan kerja merupakan kombinasi dari beberapa komponen pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan Psikologi Sosial the social psychological approach, Berkaitan dengan bagaimana persepsi individu terhadap pekerjaan itu sendiri. 2. Pendekatan Ekonomi neo-klasik neo -classical economic approach, Berhubungan dengan berapa jumlah kompensasi yang diperoleh melalui pekerjaan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk keluarganya. 3. Pendekatan Sosiologi sociological approach,Menekankan bagaimana kondisi hubungan interpersonal dalam konteks lingkungan sosial.

2.3.3.2. Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja

Ketidakpuasan kerja yang dirasakan karyawan tentu akan memberikan konsekuensi logis bagi organisasi. Sebagai konsekuensi dari perilaku tidakpuas dampak ketidakpuasan kerja dapat disebutkan sebagai berikut: a Keterlibatan dalam pekerjaan yang rendah b Ketidakhadiran yang tinggi c Banyaknya karyawan yang minta berhenti d Munculnya penyakit dan gejala stress e Prestasi kerja menurun. Selain itu dampak kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja adalah sebagai berikut: 1. Produktifitas atau kinerja Unjuk Kerja Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja. 2. Ketidakhadiran dan Turn Over Porter Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Menurut Robbins, 1996 ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka. Sedangkan ada 4 cara yang biasa dilakukan karyawan dalam mengungkapkan ketidakpuasan kerjanya yaitu sebagai berikut : a. Keluar Exit: Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain. b. Menyuarakan Voice: Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya. c. Mengabaikan Neglect: Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau dating terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak. d. Kesetiaan Loyalty: Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

2.4. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini memiliki referensi dari berbagai sumber yang telah digabungkan untuk mendukung penyusunan penelitian,termaksud dari penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : Tabel 2.1 Tabel penelitian terdahulu N o Peneliti Sumber Judul penelitian Hasil penelitian 1 Nova Nurmawili s 2008 Tesis sekolah Pascasarja na Universita s Sumatera Utara. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di RSUD Rokan Hulu Propinsi Riau Hasil penelitian uji regresi berganda menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di RSUD Rokan Hulu. 2. Lina Nur Hidayati Tesis Manajeme n Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan Karyawan Studi Empiris Pada Karyawan FISE Universitas Negeri Yogyakarta signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan FISE UNY, dengan koefisien sebesar 1.587 dan signifikan pada 0,000. 3. I G. A Dwi Perbawa Nugraha 2011 Tesis Fakultas Pasca Sarjana Program Studi Kajian ilmu kepolisian kekhususa n administra si kepolisian Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja Amggota Detasemen C satuan III Pelopor Korps Brimob Polri. Hasil penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan haisl analisisnya bahwa adanya Pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja Amggota Detasemen C satuan III Pelopor Korps Brimob Polri. 4 Ramlan Ruvendi 2005 Jurnal Fakultas Pertanian Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya TerhadapKepuas an Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor Terdapat hubungan dan pengaruh signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai BBIHP yang diperlihatkan oleh koefisien korelasi partial sebesar 0,549. Koefisien regresi ß2 X2 sebesar 0,355.

2.5 KERANGKA BERFIKIR