1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran agama adalah mata pelajaran wajib di setiap sekolah- sekolah Indonesia. Dan Fiqih ini adalah termasuk di dalamnya. Sebenarnya,
melalui mata pelajaran agama, sangat diharapkan siswa memiliki karakter yang benar-benar seharusnya dimiliki oleh seseorang yang beragama karena
esensi dari mempelajari ilmu keagamaan adalah sikap. Dan juga, biasanya pada sekolah-sekolah yang berbasis agama, mata pelajaran bidang keagamaan
menjadi nilai yang menentukan atau salah satu nilai yang sangat diperhatikan. “Belajar merupakan suatu proses perubahan siswa dari yang tidak tahu
menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan yang dilakukan oleh guru untuk dapat
memberikan pengajaran dan didikan secara teratur, sistematis, terarah dan terencana.
”
1
Di dalam buku Pembelajaran Akselerasi karangan Iif Khoiru Ahmadi, dkk terdapat opini Meir yang menyatakan bahwa terdapat beberapa masalah
pembelajaran di sekolah yang antara lain adalah:
2
1. Materi ajar yang tidak bermakna
1
Syaiful Bahri Jamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rosdakarya, 2002, h. 46.
2
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, h. 6.
2. Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
3. Guru hanya menyuapi spoon feeding siswa dengan pengetahuan yang
bersifat superficial 4.
Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan tapi malah menakutkan.
Dalam pengalaman, penulis pun masih sering menjumpai beberapa sekolah yang terdapat guru-guru yang masih menerapkan cara-cara
konvensional dalam belajar termasuk di sekolah tempat penulis melakukan penelititan. Sedangkan dewasa ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran,
guru harus bersikap variatif dalam melaksanakan proses KBM agar siswa tidak merasa jenuh dan pencapain tujuan pelajaran juga tidak menyentuh pada
ranah kognitif saja, melainkan juga kepada afektif dan psikomotorik. Selain itu, seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin canggih, maka secara otomatis pola pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek. Sehingga berpengaruh pula terhadap dunia
pendidikan karena dengan berkembangnya pola pikir masyarakat itu, dituntut untuk adanya inovasi dalam bidang pendidikan, tidak tradisional lagi, yaitu
melaksanakan pemebelajaran hanya dengan ceramah yang merupakan metode dari zaman dahulu sampai sekarang. Inovasi yang disebutkan itu tidak
terlepas dari peran guru untuk melakukan inovasi cara belajar di kelas. Dalam memberikan pengajaran dan didikan secara teratur, sistematis,
terencana, dan yang pasti terarah tersebut dibutuhkan sebuah metode pembelajaran. Di dalam buku Syaiful Bahri Djamarah tahun 2002 di katakan
bahwa metode pembelajaran mengandung tiga fungsi yaitu sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Yang dimaksud sebagai alat motivasi ekstrinsik ini adalah metode pembelajaran merupakan perangsang dari luar yang membangkitkan
semangat seseorang. Kemudian sebagai strategi pengajaran sekaligus alat untuk mencapai tujuan, metode berfungsi sebagai alat atau sarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran pastilah melibatkan seorang guru dan peserta didiknya. Seorang guru merupakan salah satu pemegang kendali
generasi bangsa, sehingga guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu mengembangkan suatu potensi yang
terdapat di dalam diri anak bangsa. Guru adalah merupakan salah satu kunci untuk membuka pintu perubahan. Dalam bidang keagamaan, yaitu guru
agama, dituntut untuk lebih mengarahkan anak bangsa agar memiliki keunggulan dalam aspek moral, keimanan, ketaqwaan, dan disiplin. Karena
studi agama sebebnarnya tidak hanya menyentuh ke arah pengetahuan kognitif saja, akan tetapi esensi dari studi agama atau mata pelajaran agama
adalah pembentukan sikap yang seharusnya memang benar-benar dimiliki oleh setiap orang yang beragama. Dengan pencapaian esensi itulah kiranya
bangsa ini dapat menuju perubahan. Selain itu juga, salah satu faktor yang ada di luar siswa adalah guru
profesional yang mampu mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi
pelajaran, sehingga menghasilkan capaian yang lebik baik. Dalam pemnggunaan metode pembelajaran harus bervariasi sehingga siswa tidak
bosan dalam pembelajaran. Penggunaan metode dalam pembelajaran juga tidak boleh monoton. Dalam proses KBM kadang dijumpai guru yang tidak
mengindahkan metode pembelajaran dalam pelaksanaannya. Guru tidak sistematis dalam menyampaikan materi sehingga siswa kurang mampu
menyerap materi secara maksimal. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal.
Oleh karena itu, guru hendaknya menguasai, mengetahui dan memahami
berbagai metode
pengajaran baik
kelebihan maupun
kelemahannya. Guru yang mengetahui dan memahami aneka ragam metode pengajaran akan menjadikan siswa antusias dan aktif ketika belajar. Selain itu,
“guru juga sebagai pendidik, yang tidak hanya berperan sebagai pengajar yang
transfer of knowledge, tetapi juga pendidik yang transfer of values. ”
3
Dalam penelitian di sini yaitu dengan metode information search ini fokus penelitian
saya adalah kepada prestasi belajar siswa, akan tetapi sangat diharapkan juga dapat
menyentuh nilai
pendidikannya bukan
hanya pengetahuan
pendidikannya saja. “Karakteristik seorang pendidik harus memiliki kehangatan dalam
berinteraksi dengan murid. ”
4
Dengan menggunakan metode pembelajaran, secara tidak langsung guru tidak hanya dapat mencapai tujuan yang bersifat
nilai, akan tetapi juga dapat menjalin kedekatan dengan siswa, dan siswa pun tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran. Selain itu, dalam jurnal tersebut
juga tertuliskan bahwa terdapat hadits Nabi yang memerintahkan para sahabat agar mengajar dengan menggunakan metode yang strategis, menggembirakan,
dan memudahkan murid untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam penulisan ini, tujuan pendidikan yang akan diteliti itu memang
dalam ranah kognitif atau yang biasa disebut hasil belajar atau nilai belajar. Karena
“hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan Belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seseorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang sudah diajarkan siswa.
”
5
Oleh karena itu, penulis menganggap kirannya penting pula untuk meneliti hasil belajar dari segi penilaian berupa angka atau nilai tes, karena
walau bagaimanapun penilaian ini juga merupakan hal sangat yang penting dalam pembelajaran di sekolah, penelitian ini penulis beri judul
“Penerapan Metode
Information search dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Islam Al- Ikmah Pondok Cabe
”.
3
Saipul Annur, Profesionalitas Guru Agama Islam: Wacana Pengembangan Guru, Jurnal Ta’dib, Vol. XIII. No. 1, Juni 2008, h. 99.
4
Abdul Majid Khon, Pendidikan dalam Perspektif Sunah Nabi Saw Suatu Kajian Hadits Tematik dalam Sunah Ibn Majah dan Musnad Ahmad, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. VIII No. 1
Januari – Juni 2005, h. 5.
5
Arikunto Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 132
B.
Masalah Penelitian 1.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, serta harapan penulis yang dengan menggunakan metode Information search dalam proses KBM
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Penggunaan metode pembelajaran dengan ceramah kurang
memotivasi siswa untuk belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Metode Information search dalam mata pelajaran fiqih mungkin
belum banyak diterapkan. c.
Faktor dari luar diri yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah pemilihan metode pembelajaran dan proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian kali ini, agar pembahasan tidak teralu luas, maka masalah hanya dibatasi pada upaya peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih kelas VIII SMP Islam al-Hikmah melalui metode Information search.
3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan itulah saya dapat rumuskan permasalahan dalam penelitian saya ini sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan
metode belajar Information search di kelas VIII SMP Islam al- Hikmah Pondok Cabe?
b. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode belajar Information search di kelas VIII SMP Islam al- Hikmah Pondok Cabe?